Benar kata orang-orang. Indahnya jatuh cinta adalah saat dunia serasa milik berdua.
***Gadis itu menutup pintu kosannya. Berjalan ke arah ranjang dan mendudukan diri di sana. Jantungnya masih berdetak tak beraturan setelah mendengar bahwa ibu dari orang yang disukainya menitipkan sesuatu.
Fay membuka paper bag dengan tidak sabar. Kue nastar berbentuk daun dan blueberry thumbprint dalam toples mini terpampang di depannya. Fay menduga kalau kedua kue tersebut pasti buatan ibu Putra.
Ternyata masih ada barang lain di dalamnya. Fay meraih sebuah kain yang cukup menarik perhatiannya. Sebuah kardigan bermotif batik membuatnya terpukau.
Mengambil kertas yang jatuh ke pangkuan saat mengambil kardigan tadi, Fay segera membukanya dan membaca setiap kalimat yang tertulis rapi.
Hai, Fay!
Ibu kebetulan bikin kue. Semoga rasanya sesuai selera, ya.
Satu lagi. Kardigannya juga hasil buatan ibu. Katanya khusus buat temen Putra yang istimewa. Hehe, bercanda.Fay tidak dapat menahan senyum, bahkan cengengesan sendiri. Masalah tentang Ayyas yang sempat membebaninya lenyap begitu saja. Saat ini, Fay hanya merasa senang bukan main.
Gadis itu segera mencoba kardigan tersebut dan pas di tubuhnya. Desainnya cukup sederhana, tapi terlihat elegan. Fay jadi tidak sabar memakainya saat ke kampus nanti. Besok pagi ia akan mencucinya agar lusa bisa langsung dikenakan.
Fay berputar-putar sembari bersenandung sampai tidak menyadari pintu kamarnya terbuka, menampilkan Zemima yang masih memakai helm di kepalanya.
"Ngapain, woi! Seneng amat."
Gerakan Fay terhenti. Ringisan keluar dari bibir tipisnya melihat Zemima yang sudah menatapnya aneh.
"Kardigan baru?" tanya gadis itu memasuki kamar sambil membuka helm. Kebetulan Zemima baru selesai menonton dengan gebetannya.
Fay mengangguk antusias. "Dibuatin sama ibunya Putra," ucapnya kembali memutar badan, memperlihatkan pada sahabatnya. "Bagus nggak?" Cocok, kan, kalau gue pake ini, Zem?"
Zemima terpukau. Bukan pada kardigan melainkan sikap sahabatnya yang tampak sangat bahagia, berbanding terbalik jika itu berhubungan dengan Ayyas.
"Iya, bagus." Zemima masih memperhatikan Fay yang kini membuka kardigannya dan berjalan ke arah ranjang. Gadis itu memamerkan dua toples kue. "Liat, nih! Gue dikasih ini juga."
"Wuah, gue juga mau!" seru Zemima hendak mengambil satu toples blueberry thumbprint, tapi Fay segera menjauhkannya dari jangkauan sang sahabat.
"Bentar, ih! Gue juga belum nyoba." Fay memprotes. Menyimpan kue nastar, ia membuka tutup toples dari kue yang diinginkan Zemima lalu menyimpan dua buah kue ke telapak tangannya. "Jangan minta lagi, ya? Lo boleh ambil apa pun makanan yang gue punya, tapi jangan dua kue ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Fay (Pre Order)
Novela JuvenilBagi Pringgabaya Putra, jatuh cinta adalah hal paling rumit dan membutuhkan banyak waktu. Namun, anggapannya salah ketika ia dipertemukan dengan sosok Fay, seorang kakak tingkat yang datang tanpa diundang membawa serta sepucuk surat cinta untuknya. ...