Bagian 26

122 32 0
                                    

Mungkin kisah ini harus terhenti tanpa sempat saling memiliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin kisah ini harus terhenti tanpa sempat saling memiliki.
***

Dering ponsel terdengar untuk kali ke sekian. Namun, lelaki bertubuh kurus itu masih betah dengan posisinya, duduk di atas tempat tidur sembari menyandarkan punggung ke dinding.

Putra hanya diam sejak memasuki kamarnya satu jam lalu, tepatnya setelah mendapati kenyataan yang berusaha disangkalnya semenjak beberapa hari lalu.

Padahal, Putra berusaha membuang pikiran buruknya tentang gadis itu. Fay yang baik dan polos tidak mungkin tega mempermainkan perasaannya. Menghilang tanpa kabar bukan tanpa alasan ia lakukan. Putra yang batinnya sedang berkecamuk hanya mencoba menjernihkan hati dan pikirannya.

Bukan satu dua kali Putra merasa patah hati. Luka pernah dirasakan setelah gagal menjalin romansa dengan sosok yang ia cintai, akan tetapi ada yang berbeda sekarang. Rasa sakitnya lebih terasa. Paru-parunya seperti bermasalah, menyesakan sehingga untuk bernapas ia kesulitan. Bukan itu saja, ada ngilu di dalam dadanya dan entah di bagian sebelah mana.

Benda pipih yang tergeletak di dekat kakinya kembali menyala. Masih satu nama sama yang berusaha menghubunginya sejak ia memasuki kamar kosnya.

Putra hanya memperhatikan dengan mulut terkunci rapat sampai panggilan tersebut berakhir.

17 panggilan tak terjawab.
11 pesan masuk.

Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, termasuk cerita tentang Fay dengan lelaki itu. Rasa kecewa akibat merasa dibohongi membuatnya tidak ingin mendengar apa pun lagi.

Calon tunangan. Hubungan mereka bahkan sudah seserius itu. Lalu, apa tujuan Fay mendekatinya? Hanya untuk bersenang-senang? Atau ... sekedar mengobati rasa sepi karena jauh dari kekasihnya?

Suara ketukan membuatnya mengalihkan pandangan. Sayup-sayup terdengar suara perempuan dari balik pintu.

"Putra?"

Lelaki itu tertegun seketika. Putra sangat mengenali pemilik suara tersebut.

"Ini ... Fay, bisa buka pintunya?"

Detak jantungnya berubah tak beraturan.  Namun, ia memilih bertahan diposisinya.

"Putra ... aku tau kamu ada di dalam," ucap gadis itu lagi disusul ketukan kesekian.

"Nggak dibuka?" Suara Jendra terdengar. Sahabatnya pasti setelah ini akan kepo karena untuk pertama kalinya, seorang perempuan mencarinya sampai ke kosan.

"Tidur kali, ya?" Jendra kembali berbicara dan kali ini mendapat tanggapan dari sosok lain.

"Nggak mungkinlah, lagian dia orangnya mudah kebangun," sahutan Deri dengan suara bass-nya terdengar. "Udah dihubungi sebelumnya?"

Putra hanya menyimak percakapan orang-orang di luar sana. Entah apa yang ada di pikiran teman-temannya saat ini. Ia sedang tidak ingin mempedulikan apa pun.

Cutie Fay (Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang