Ada beberapa hal yang tak bisa dipaksakan sekalipun kamu begitu menginginkannya.
***Berhenti mencintai Jikara adalah keputusan yang Putra ambil. Bukan sebab ada sosok lain yang baru menyatakan perasaan, melainkan karena ia yakin hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengakhirinya.
Banyak alasan yang membuat dirinya berhenti. Namun, yang paling kuat adalah karena gadis itu sudah memiliki kekasih. Putra sudah tahu ending dari kisah cintanya seperti apa.
Mulai saat ini, ia akan berusaha memposisikan diri sebagai teman yang baik. Seperti permintaan Jikara beberapa pekan sebelum kecelakaan itu terjadi. Putra tidak ingin egois dengan memaksa bertahan disaat Jikara sendiri bersikeras memintanya menyerah.
Lelaki berhidung mancung dengan dagu runcing itu menatap gadis yang masih betah berperan sebagai putri tidur. Sayang, bukan Putra yang menjadi pangerannya sehingga tak mampu membangunkan.
Sepuluh menit semenjak kedatangannya, Putra memilih diam. Hanya memandangi ruat pucat Jikara dan berharap dalam hitung detik, mata belo yang selalu berbinar itu terbuka. Namun, setelah beberapa menit berlalu, semua masih sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Hai, Ra! Masih betah tidur ternyata." Putra melirik ke arah monitor sebelum kembali menatapnya.
"Jangan bosen karena gue datang terus, ya," tambahnya membenarkan selimut khas rumah sakit dengan hati-hati, seolah takut pergerakannya dapat melukai. "Gue mau cerita lagi, nggak apa-apa, kan?"
Sebenarnya, Putra tidak membutuhkan izin karena setiap berkunjung ia akan melakukan hal sama.
"Tau nggak, Ra? Gue akhirnya ketemu Fay di gedung isola," ujar Putra. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya.
"Ternyata dia kating, padahal gue sempet ngira dia adek tingkat soalnya imut gitu wajahnya." Putra menatap dinding di seberangnya, mengingat kembali raut terkejut gadis itu sebelum kemudian terkekeh. "Pas liat gue, dia keliatan kaget. Matanya yang bulat itu kayak mau keluar, lucu."
Kembali serius, ia mengusap punggung tangan Jikara pelan. Putra sebenarnya tidak mengerti, kenapa dirinya malah menceritakan Fay, padahal yang pernah mendekatinya bukan hanya gadis itu.
Penampilan Fay terlihat biasa saja, cara berpakainnya terkesan santai malah. Dewi bahkan lebih stylish jika mereka harus dibandingkan, tapi ada hal yang membuatnya tertarik. Fay rapi dan wangi. Putra tidak tahu parfum merk apa yang dipakainya, tapi saat berdekatan dengan gadis itu, aroma Fay menciptakan rasa nyaman.
"Dia lagi nyusun skripsi dan bentar lagi sidang, terus wisuda. Mungkin itu juga yang bikin dia beraniin diri ngasih surat." Itulah yang Putra pikirkan. Fay tidak ingin menyesali keterdiamannya.
Berdasarkan pengalaman sendiri, ia juga sempat mengagumi Jikara diam-diam sebelum akhirnya memutuskan jujur. Walaupun harus patah hati karena bertepuk sebelah tangan, setidaknya ia merasa lega luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Fay (Pre Order)
Teen FictionBagi Pringgabaya Putra, jatuh cinta adalah hal paling rumit dan membutuhkan banyak waktu. Namun, anggapannya salah ketika ia dipertemukan dengan sosok Fay, seorang kakak tingkat yang datang tanpa diundang membawa serta sepucuk surat cinta untuknya. ...