Pagi harinya, saat Jimin keluar dari apartemennya hendak berangkat ke kampus ia menengok sekilas pintu apartemen Yoongi yang tertutup, ada sebuah bungkusan dibawah pintunya, mungkin salah satu paket pesanan Yoongi, Jimin menduga Yoongi masih tidur dan belum sempat atau belum tahu ada kiriman barang untuknya, maka dibiarkannya saja.
Ini hari sabtu mungkin Yoongi masih ingin bermalas-malasan karena hari libur, sedang dirinya harus ke kampus demi menemui dosen pembimbing untuk skripsi akhir Jimin, ya Jimin mahasiswa tingkat akhir dan sebentar lagi lulus, jadi dia harus lebih rajin bila tak mau tinggal di kampus lebih lama.
Sembari di dalam lift dia teringat harinya kemarin bersama Yoongi. Setelah kembalinya mereka di apartemen, Yoongi hanya diam saja lalu berlalu begitu saja masuk ke apartmennya, Jimin juga hanya diam saja memperhatikan tidak ingin mengorek lebih jika Yoongi tidak menghendaki, namun agaknya dalam hati ia turut berempati melihat Yoongi yang biasanya teguh tiba-tiba menangis tersedu-sedu begitu hanya karena bertemu ibunya, Jimin menduga sudah pasti hubungan keduanya tidak baik. Tapi apa yang bisa Jimin lakukan? Dia bukanlah ahlinya untuk menyikapi hal-hal seperti itu.
*
Saat Jimin pulang dari kampus kembali ke apartemennya, bungkusan barang milik Yoongi masih tergeletak ditempat yang sama. Jimin heran, dia dikampus cukup lama sekitar empat jam, tapi Yoongi belum keluar apartemen sama sekali. Apa dia masih tidur? Entahlah, berakhir ia abaikan lagi saja, lalu masuk ke apartemennya sendiri.
Namun saat malamnya Jimin keluar untuk membeli rokok di supermarket, bungkusan itu masih berada disana, dibawah pintu apartemen Yoongi. Apa Yoongi tidak berada di apartemen? Tapi setelah Jimin mengantarnya semalam sepertinya Yoongi tidak pergi lagi, apa dia pergi pagi-pagi sekali? Tapi untuk apa? Kemana?
Ah lebih baik Jimin pastikan dulu. Ia ketuk pintu apartemen Yoongi beberapa kali tak ada respon, coba membunyikan tombol interkom masih tak ada respon. Apa Yoongi benar tak berada di apartemen? Jimin pastikan sekali lagi dengan menelfonnya, tapi lagi-lagi tak ada jawaban, Jimin jadi berprasangka buruk. Ingin masuk ke dalam tapi tak tahu sandi pintu apartemen Yoongi karena tak pernah diberi tahu karena Yoongi yang sangat menjaga privasi, padahal Jimin sudah sangat sering berkunjung bahkan bukan hanya sekedar berkunjung. Aneh memang.
Karena merasa khawatir dan berpikiran buruk, akhirnya Jimin menghubungi bagian keamanan gedung untuk meminta dibukakan pintu apartemen Yoongi setelah memberikan penjelasan panjang. Setelahnya ia berucap terima kasih dan staff keamanan itu pergi, Jimin langsung masuk ke apartemen Yoongi tak lupa membawa bungkusan barang yang tergeletak di depan pintu.
Saat masuk keadaan apartemen Yoongi gelap, Jimin memanggil sekali nama Yoongi namun tak ada balasan, dinyalakannya saklar lampu terdekat untuk membantu pencahayaan, ia melihat cahaya temaram dari kamar Yoongi yang pintunya sedikit terbuka, tak salah lagi Yoongi benar berada di apartemen. Setelah diletakkannya bungkusan itu begitu saja di sofa, ia langsung menghampiri kamar Yoongi. Saat pintunya ia buka, Jimin menemukan Yoongi berbaring meringkuk dibalik selimut tebalnya, begitu saja Jimin menghampiri menemukan tubuh Yoongi yang menggigil dan merintih pelan. Yoongi sakit, saat keningnya disentuh Jimin terasa sangat panas, matanya masih terpejam.
"Yoongi... Yoongi..." panggil Jimin mencari kesadaran Yoongi sembari di tepuk-tepuk pipi Yoongi pelan. Yoongi hanya bergumam tak jelas selagi merintih kesakitan. Jimin mengernyit bingung, tak tahu harus berbuat apa saat ini, dia tak pernah merawat orang sakit sebelumnya.
"Yoongi... Bangun, kau sakit. Kita ke rumah sakit ya" bujuk Jimin mencoba membangunkan tubuh Yoongi, tapi Yoongi menggeleng cepat dan semakin mengeratkan selimut.
"Tidak usah ke rumah sakit, tolong ambilkan saja obat di kotak obat yang ada dekat kulkas" parau suara Yoongi berujar setengah sadar.
Jimin menghela nafas, haruskan ia menuruti keras kepalanya Yoongi yang tak mau di bawa ke rumah sakit ini? Tapi dia juga tidak ingin memaksa Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE [END]
RomansaMinYoon (GS) perjalanan menemukan cintanya Yoongi, cintanya Jimin dan kisah hidup mereka. Dari tetangga lalu jadi teman tidur. Benarkah tidak terjalin hubungan apapun diantara mereka?