Sebelas

255 35 2
                                    

"Ada banyak hal yang perlu kita bicarakan, Yoongi..."

Tatapan Jimin menyorot penuh tekat, tapi Yoongi yang lelah hati tak berniat menghadapinya.

"Sebaiknya pulang saja Jimin... Aku sudah bersiap mengembalikan cincin pemberianmu ini" ucap Yoongi hendak melepaskan cincin yang tersemat di jari manisnya, namun segera dicegah oleh Jimin, digenggam erat kedua tangan Yoongi agar tak bisa bergerak.

"Jangan coba-coba melepasnya... Kita perlu bicara untuk meluruskan banyak hal" tegas Jimin menatap langsung manik Yoongi tajam.

"Tidak ada yang perlu diluru..."

"Kita bicara, atau ku cium sampai kehabisan nafas dan melakukan sex disini" ancam Jimin memotong sebelum Yoongi berbicara melantur, berharap dengan begitu Yoongi mengalah untuk memberikan kesempatan mereka berdua bicara.

Namun nampaknya kali ini Yoongi tak mudah gentar. Justru kilatan amarah muncul dari tatapan tajam Yoongi.

"Lakukan saja semaumu... Memang siapa aku bisa melawanmu? Sejak awal memang hanya ada nafsu bagimu" balas Yoongi bersungut-sungut.

Jimin membuang nafas pasrah, Yoongi benar-benar marah dan justru berbalik membuatnya tak berdaya. Begitulah efek Yoongi bagi Jimin, marah sedikit membuatnya diam, terluka sedikit membuatnya panik, sedih sedikit membuatnya iba, jauh sedikit membuatnya rindu, dekat dengan yang lain sebentar membuatnya cemburu, dan semua itu karena dirinya memiliki perasaan yang dalam untuk Yoongi, Jimin tahu ia telah jatuh cinta pada Yoongi jauh sebelum dirinya menyadari.

Perlahan Jimin melepaskan pegangan tangannya untuk beralih memeluk Yoongi erat.

"Ku mohon Yoongi... Kita perlu bicara" pinta Jimin mengiba, berharap Yoongi luluh dan mau mendengarnya. 


*


Sedang di sore yang sama, Jungkook tengah berada di salah satu pusat belanja di Seoul, tangannya sibuk dengan banyaknya barang belanja yang baru dibelinya. Minggu depan ia akan mendaki gunung untuk pertama kalinya, banyak keperluan yang perlu ia beli untuk dikenakan dan dibawa saat mendaki nanti.

Tapi sungguh sial, dirinya yang kerepotan justru di tabrak oleh seseorang saat dirinya hendak mencapai depan pintu lift.

"Maaf... Maaf... Aku tidak..."

"Jungkook!!!"

Jungkook yang sibuk mengambili barang-barang dibuat mendongak oleh panggilan seseorang yang telah menabraknya yang ternyata mengenalnya dan ia juga kenali.

"Taehyung..."

Lalu dengan cepat Taehyung membantu Jungkook mengambil barang-barang yang sempat terjatuh saat tertabrak olehnya.

"Maaf ya... Aku benar-benar tidak sengaja" ucap Taehyung lagi, sedikit canggung juga karena sudah lama tak bertemu setelah sebelumnya Jungkook sempat mengejar-ngejarnya waktu lalu, sedang Jungkook terlihat biasa saja saat kebetulan bertemu dengan Taehyung.

"Tidak apa-apa... Santai saja!!! Sini... " balas Jungkook mengulurkan tangan meminta barang yang Taehyung bantu ambil namun tak kunjung diberikan kembali.

"Biar ku bantu bawa, banyak begini. Hendak pulang atau masih perlu beli sesuatu"

"Eh... Tidak perlu, merepotkan saja, sudah mau pulang ini" bantah Jungkook tak enak hati.

"Tidak repot... Biar ku bantu bawa sampai parkiran sebagai permintaan maaf"

Jungkook hendak menolak lagi namun melihat Taehyung yang nampaknya tak ingin di tolak itu membuatnya pasrah menyetujui untuk Taehyung membantunya.

PURPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang