Yoongi masih belum menanggapi obrolan nya dengan Jimin malam lalu, tapi sepertinya Jimin juga tidak peduli dengan tanggapannya. Yoongi yang tidak bisa menghindar, mau tak mau besok sabtu, dia pasti diseret Jimin untuk bertemu dengan kedua orang tua pemuda itu.
Beruntung seharian kemarin terasa tenang, setelah mereka berangkat kerja bersama, Jimin sama sekali tak menemuinya sampai pulang kerja. Yoongi hanya mendapat pesan singkat di ponsel, bahwa Jimin sedang sibuk dengan pekerjaannya. Yoongi tentu mengerti bagaimana jabatan Jimin dan tanggung jawabnya di perusahaan jadi dia abaikan saja pesan singkat dari Jimin.
Yoongi sadar perasaannya kini terhadap Jimin lebih dari hanya rasa ketertarikan pada lawan jenis, suatu rasa yang dalam, jadi jauh dari dasar hatinya sebenarnya ia juga menginginkan hidup bersama dengan pemuda itu dalam satu ikatan pernikahan, tapi masih saja muncul banyak keraguan dihatinya. Yoongi tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya, bukan hanya tentang banyaknya perbedaan diantara mereka tapi kegagalan adalah hal yang paling ia takutkan, sekali ia melihat kegagalan orang tuanya, jangan sampai ia juga mengalaminya nanti.
Tak sadar tengah melamun Yoongi mengabaikan keadaan sekitar, hampir saja ia tertabrak dua rekan kerjanya yang berlari dari arah berlawanan, jika saja tidak ada lengan kokoh yang siap meraihnya menyingkir, mendekapnya untuk menghindari jatuhnya tubuh Yoongi.
"Oh maafkan kami... Kami tergesa-gesa" ujar salah satu dari rekan kerjanya sembari membungkuk beberapa kali merasa menyesal lalu berlalu segera meninggalkan Yoongi dengan sang penolong. Yang saat Yoongi mendongak, dia dapati wajah Taehyung yang terlihat khawatir. Ternyata lengan kokoh yang menyelamatkan Yoongi yang sekarang mendekap eratnya itu milik Taehyung.
"Tolong lebih berhati-hati kak Yoongi" Nasehat Taehyung sembari dengan pelan melepaskan Yoongi dari dekapannya.
Yoongi yang tak siap dan juga kaget jadi gugup salah tingkah, tersenyum malu begumam mengiyakan nasehat Taehyung. Lalu sejenak ia mengingat sesuatu yang ia ingin tanyakan pada Taehyung, tapi sebelumnya ia pastikan dulu tentang keberadaan sahabatnya.
"Kau sendirian? Dimana Seokjin?"
"Kak Seokjin sudah pergi bersama kak Namjoon ke kantin" jawab Taehyung ringan membuat Yoongi bernafas lega.
"Bagaimana kalau temani aku makan di restoran depan, lagi bosan makan dikantin. Jangn khawatir aku yang traktir" bujuk Yoongi karena memang perlu privasi jika ingin berbicara berdua dengan Taehyung mengingat apa yang ingin ia tanyakan, dan itu bukan dikantin perusahaan.
Sejenak Taehyung terlihat berpikir, lalu setelahnya menganggukkan kepala setuju.
Mereka berdua lalu turun ke loby untuk keluar lewat pintu depan gedung perusahaan, dimana tepat di seberang jalan restoran yang dimaksud Yoongi berada.
Sedang tanpa mereka berdua tahu, Jimin yang baru saja keluar dari lift kebetulan sempat melihat perginya Yoongi dan Taehyung.
"Mari direktur Park" ujar salah seorang direksi yang keluar lift bersamanya yang sempat terhenti karena atensinya teralihkan, lalu melanjutkan langkahnya bersama rekan direksi lainnya.
*
Jadi, disinilah Yoongi dan Taehyung, duduk berhadapan di dalam rastoran tepat di depan gedung perusahaan.
"Jadi... Karena sekarang memiliki kekasih seorang direktur, kak Yoongi mentraktirku makan, hm???" goda Taehyung selepas mereka berdua memesan makanan.
"Eh... bukan, bukan..." jawab Yoongi malu, ia tahu sebenarnya Taehyung hanya mencoba mencairkan suasana kaku diantara mereka tapi tetap saja ia malu, pasalnya hubungannya dengan Jimin sendiri masih belum pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE [END]
RomanceMinYoon (GS) perjalanan menemukan cintanya Yoongi, cintanya Jimin dan kisah hidup mereka. Dari tetangga lalu jadi teman tidur. Benarkah tidak terjalin hubungan apapun diantara mereka?