#33

408 46 18
                                    

Setelah mendapat perawatan untuk luka diperutnya, kini Ayna tengah berbaring dikamarnya. Untungnya hanya luka gores, kalo lukanya dalam atau bahkan lebih parah mungkin saat ini Ayna tengah berkumpul sama Mommy Daddynya.

Mengingat kejadian tadi siang, Ayna ingin nangis aja rasanya. Bukan, bukan karena rasa sakit diperutnya. Melainkan karena reaksi Valka yang mirip orang kesurupan, panik banget jadi malah kayak orang bego. Teriak-teriak gak jelas manggil dua nama asing yang anehnya dua orang itu langsung muncul, terus marah-marahin dua orang itu. Setelah kepalanya digeplak Lizzy, Valka sadar lalu membawa Ayna keklinik terdekat.

Malu?
Ya iyalah!
Mana Valka marah-marah di tempat makan yang lagi rame, apalagi weekend 'kan. Pengunjung Kebun Binatang juga lagi banyak banget.

Dan yaa, setelah lukanya diperiksa ternyata hanya luka gores sepanjang 5 centi. Lalu setelah itu, Valka mengantarkan Ayna pulang. Tanpa mampir, karena katanya ada sesuatu yang harus Valka urus.

Halah!
Alesan!

Padahal, yang Ayna gak tau sebenernya Valka ingin memberi pelajaran pada orang yang telah dengan berani melukai Ayna. Orang kepercayaannya telah berhasil menangkap orang yang menggores perut Ayna, dan ternyata itu adalah suruhan pesaing bisnisnya Valka.

Brakk

Ayna berjengit kaget saat pintu kamarnya terbuka lebar dengan kasar

"ketuk pintu dulu gak bisa?" sinis Ayna

Jeffan berjalan tergesa-gesa kearah Ayna dengan wajah khawatir
"lo luka? Mana yang sakit? Kok bisa luka kayak gini? Udah diobatin belum?" tanya Jeffan beruntun

"gue gak papa" Ayna berusaha duduk
"gak usah, gue bisa sendiri" tolak Ayna menepis tangan Jeffan yang hendak membantunya

Jeffan duduk disisi ranjang Ayna
"kenapa bisa gini?" tanya Jeffan lembut

"takdir" acuh Ayna

Jeffan menghela nafas berat
"kenapa gak ngasih tau gue kalo mau main diluar?"

Kening Ayna mengernyit lalu menatap Jeffan dengan senyum remeh
"kita gak sedekat itu buat gue ngabarin lo kalo mau keluar"

"tapi gue jadi gak bisa jagain lo" kata Jeffan pelan

"lo pernah jagain gue?" Ayna natap Jeffan dengan alis terangkat sebelah

"ay" lirih Jeffan natap Ayna sendu

"to the point, mau ngapain lo kesini?" tanya Ayna datar

"gue jagain lo disini ya, nenek fina lagi keluar kota 'kan?"

"gak usah" tolak Ayna

"biar kalo lo butuh apa-apa, ada gue" kata Jeffan

"gak butuh, disini ada mbak Ratih yang siap nyediain kebutuhan gue. Sekarang mending lo pulang, gue mau istirahat" usir Ayna berbaring memunggungi Jeffan

"Ay, jangan gini" mohon Jeffan

"pulang!" tegas Ayna

"Ayna, gue... "

"gue mau istirahat, lo gak denger?"

"please, Ay. Ijinin gue...."

"JEFFAN!" bentak Ayna

Dengan berat hati, Jeffan menurut.
"kalo ada apa-apa, hubungi gue ya" tangannya bergerak mengusap lembut kepala Ayna lalu pergi darisana.

Suara pintu tertutup membuat Ayna membalikkan lagi badannya
"brengsek! Jadi, dulu itu.. Gue yang baperan atau lo yang bajingan Jeff?" gumam Ayna menatap datar Pintu yang tertutup rapat.

ADOLESCERE : ALLEEYNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang