#45

374 47 30
                                    

:)

*

*

*

*

Lizzy menatap nanar kearah Bastian yang kini memeluk seorang perempuan yang baru saja resmi jadi pacarnya. Sebagai seorang sahabat, seharusnya Lizzy turut bahagia bukan? Bukan malah merasa tak terima dan kecewa.

"jangan gini, bodoh! Harusnya lo bahagia liat sahabat lo bahagia!" Lizzy memukul dadanya berkali-kali agar rasa sesak didalam sana sedikit berkurang.

Senyumnya mengembang, seiring dengan air matanya yang semakin mengalir deras. Setomboy apapun kelakuannya, setangguh apapun penampilannya, Lizzy tetaplah seorang perempuan yang kodratnya memiliki hati yang lembut. Apalagi masalah perasaan, sekuat apapun Lizzy menutupinya, hatinya tetap tak mampu lagi menampung lebih lama.

"egois! Dasar payah!" Lizzy menunduk mengumpati dirinya sendiri
"cengeng!" bahunya semakin bergetar, tangannya menutup mulutnya sendiri menahan isakan.

Lizzy diam saja saat tubuhnya dibalik dengan paksa, kedua bahunya dicengkram dengan erat namun tak sedikitpun menyakitinya.

"gak perlu diliat kalo bikin lo sakit"

Lizzy makin terisak, menempelkan keningnya didada salah satu sahabatnya yang berada didepannya.
"gue picik banget ya Vin, bisa-bisanya gue gak rela ngeliat sahabat gue bahagia. Harusnya gue ikut seneng, tapi malah nangis gak jelas kayak gini" Lizzy meremat kaos yang Malvin kenakan dengan erat

Malvin memeluk Lizzy, menepuk punggungnya dengan lembut bermaksud menenangkan

"pa-padahal... " Lizzy tak mampu lagi mengeluarkan kalimatnya

"gak usah banyak bacot deh" Malvin mengeratkan pelukannya
"kalo Oyon, Dikta sama Yoga tau lo nangis kayak gini. Wibawa lo sebagai komandan mereka bertiga bisa ilang" gerutu Malvin

"sialan lo!" Lizzy mendelik kesal, namun tak urung bibirnya sedikit melengkungkan senyuman

"lo yang bilang sendiri, semesta gak selalu ngasih yang kita mau. Karena hidup bukan hanya tentang lo dan kemauan lo" Malvin natap Lizzy serius

Lizzy diam sejenak, lalu melirik Malvin tajam.
"gak usah sok serius, rasanya pengen gue bunuh" ketusnya sambil menghapus air matanya dengan kasar menggunakan baju Malvin

Malvin meringis ngeri, tapi senyum tipis terbit dari bibirnya. Lizzy kembali barbar, maka moodnya pasti sedikit membaik, dan tentu saja dunia akan baik-baik saja.

**

**

**

**

**

**

**

**

Ayna membuka pintu rumahnya dengan segera
"kenapa lagi? Apa yang keting....?" pertanyaan Ayna terhenti saat melihat orang didepannya, orang yang sama yang selalu merecokinya dari sebulan lalu.

Sarah.

Alias ibunya Anya.

"mau ngapain lagi bi Sarah kesini?" tanya Ayna

ADOLESCERE : ALLEEYNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang