#28

464 55 27
                                    

Saat ini Ayna, Anya, serta Bastian tengah berada diruangan Mr. Luca. Setelah melihat video dari ponselnya Bastian, Mr. Luca menatap tajam Anya yang menunduk dengan kedua tangan saling meremat erat.

"bisa dijelaskan apa maksudnya ini Siswi Sellyana?" tanya Mr. Luca geram

Anya berkeringat dingin, terlalu takut untuk mengeluarkan sepatah katapun.

"minta wali kamu untuk kesini sekarang juga"

Kepala Anya mendongak dengan cepat dan menatap Mr. Luca dengan memohon. Jika orang tuanya dipanggil, otomatis kakek dan neneknya akan tau perbuatannya. Dan itu akan semakin membuat mereka membenci kehadirannya.

"Mr. Saya mohon jangan panggil orang tua saya" mata Anya berkaca-kaca

"lalu, kamu ingin saya merundingkan perbuatanmu ini dengan siapa? Kuasa Hukum keluargamu lagi? Seperti terakhir kali?" sarkas Mr. Luca
"Dan jika memang iya dibutuhkan Kuasa Hukum, seharusnya Kuasa Hukum dari pihak Alleeyna yang hadir disini karena kamu telah memfitnahnya"

"Mr. Saya mohon tolong jangan panggil orang tua saya. Saya akan meminta maaf pada ayna" air mata Anya mulai berjatuhan dan menatap Ayna yang duduk bersebrangan dengannya
"Ayna, maafin aku. Tolong maafin aku"

"lo kira dengan minta maaf semuanya kelar gitu aja? Terus gunanya polisi apa?" sinis Bastian
"lagipula, lo penderita ODGJ apa gimana dah? Sabisanya lo nyiksa diri sendiri terus nuduh orang lain. Sinting!" lanjut Bastian gak habis pikir

"Ayna, a-aku mohon ma.... "

"jadi gimana Mr.? Saya sudah terbukti tidak bersalah disini, tapi nama saya terlanjur tercoreng. Reputasi keluarga sayapun sudah tercemar karena teman-temannya manusia ini telah melakukan siaran langsung disalah satu sosial media, dan kali ini saya tidak akan mengambil jalur damai apapun alasannya" Ayna memotong ucapan permohonan maaf Anya dan berkata dengan tegas

Mr. Luca mengangguk, mengerti dengan keputusan Ayna. Apalagi ini menyangkut nama baik dan reputasi keluarga
"baiklah, saya juga akan memanggil wali kamu untuk menjelaskan kejadiannya sedetail mungkin tanpa ada yang ditutupi. Sekolah akan berlaku senetral mungkin tanpa memihak, adapun untuk masalah lain yang mungkin lebih rumit... " Mr. Luca menggantung ucapannya, bingung harus mengatakannya seperti apa. Karena sekarang situasinya mungkin bukan hanya masalah antar siswi, melainkan telah memasuki konflik antar keluarga. Apalagi, kedua muridnya ini berasal dari keluarga yang sama kuat.

"saya mengerti, apa sekarang saya boleh keluar?" tanya Ayna

"ya, kalian berdua boleh keluar. Kecuali Sellyana"

Melihat Ayna yang hendak pergi, Anya menahan Ayna
"Ayna, kita teman 'kan? Tolong maafin aku"

"najis!" Ayna menepis tangan Anya dengan kasar lalu pergi diikuti Bastian tanpa menghiraukan tangisan Anya.

oOo

Diluar ruangan Mr. Luca, ternyata Lizza, Rebecca, Malvin, Jeffan, Edgar serta Rama masih menunggu, termasuk Bunga dan Lily

"Ay..." Lizza langsung menubruk Ayna dengan pelukan

"gimana?" tanya Rebecca yang berdiri disamping keduanya

"beres" jawab Ayna sambil senyum

Berbeda dengan Edgar yang kini mematung dan menatap Ayna rumit, karena sedikit banyaknya mereka mendengar percakapan didalam ruangan Mr. Luca. Dan ternyata Ayna emang gak salah

"makasi ya Bas" kata Ayna tulus

Bastian nyengir,
"bukan apa-apa, kalo aja tadi si yoga sama dikta gak teriak terus otaknya deon gercep buat rekam semuanya, mungkin gue juga gak bakal sadar"

ADOLESCERE : ALLEEYNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang