Ayna langsung keluar dan berjalan menjauh dari mobil jeffan.
Jeffan? Langsung tancap gas buat jemput anya.
Ayna menatap nanar mobil jeffan yang mulai menjauh,
"jeffan" lirihnya pelan, ayna mendongak menghalau cairan yang mendesak keluar dari matanya"gak, gak boleh cengeng. Gini doang masa nangis, anak daddy jean gak boleh lemah" ayna mengusap kasar matanya menggunakan punggung tangannya, sayangnya cairan bening itu berlomba-lomba keluar dari matanya
Ayna jongkok, menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan dan lutut. Bahunya naik turun, sesekali isakan yang sengaja ditahan terdengar.
Kurang lebih 15 menit berlalu, dan posisi ayna tetap sama. Gak ada yang menghampiri atau menegurnya, karena memang gak ada orang berjalan kaki yang lewat. Ya orang ayna berada di trotoar diantara dua jalan, ditengah-tengah gitu loh.
Suara motor yang berhenti disampingnya tak membuat ayna merubah posisinya, sampai saat sebuah suara terdengar
"ayo pulang"
Ayna mendongak,
"rama" gumamnyaRama membantu ayna berdiri,
"ayo" rama menarik tangan ayna kearah motornya"ayna gak mau" tangan rama dilepas, ayna duduk tembok bawah pohon tempatnya jongkok tadi
Rama menghela nafas dan ikut duduk disamping ayna yang menunduk sambil menatap sepatunya.
"lo ngapain disini?" rama meletakkan helmnya dipahanya
"jeffan ninggalin ayna demi anya" jawab ayna pelan
Raut wajah rama tak terbaca sekarang
"lo kenapa gak suka banget sama anya sih ay? Perasaan dulu lo gak gini"
Ayna menatap tajam rama,
"jangan tanya ayna, tanya diri rama sendiri""lo berubah ay"
Ayna terkekeh sinis,
"emang rama nggak? Rama juga dulu gak kayak gini" gumam aynaRama diam, matanya masih menatap ayna yang kini memperhatikan lalu lalang kendaraan
"dulu, gak peduli apapun yang ayna lakuin, rama tetep disisi ayna. Gak pernah natap ayna dingin, gak pernah marah sama ayna, gak pernah ngasarin ayna apalagi cuma buat orang asing. Tapi sekarang.. " ayna natap rama
"sekarang malah ayna yang udah kayak orang asing buat rama" lanjutnya
"anya bukan orang asing ayna, dia temen kita" rama menjelaskan dengan sabar
"gak! Dia bukan temen ayna, dia cuma orang asing yang ngerebut posisi ayna" kata ayna dengan tajam
"ay, jangan gini.. " rama mencoba memegang tangan ayna tapi ayna menghindar
"kalo rama kesini cuma buat ngomongin orang itu, mending sekarang rama pergi sebelum galen sama shaka datang buat mukul rama" kata ayna tanpa menatap rama
"ay.. "
"pergi" ayna memunggungi rama
Rama menghela nafas, lalu pergi meninggalkan ayna.
Ayna berbalik menatap rama yang mulai menjauh. Lagi, ayna ditinggalkan.
Dibandingkan jeffan sama edgar, perubahan rama memang gak terlalu parah.
"galen, shasha" ayna menatap lagi sepasang sepatunya.
Kalo aja tas sama handphonenya gak ketinggalan dimobilnya jeffan, mungkin sekarang ayna gak bakal kayak gembel. Duduk dipinggir jalan, wajahnya gak karuan. Ah udahlah gak usah diperjelas
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOLESCERE : ALLEEYNA ✔
RandomSequel Adolescere Judul awal NEOLAIA **** meskipun di adolescere persaudaraan serta persahabatan yang terjalin sangat erat, namun ternyata tak menjamin anak-anak mereka juga melanjutkan rasa persaudaraan orang tua mereka. -- Tentang alleeyna, putri...