#27

416 52 32
                                    

Sebuah mobil berisi Malvin dan Bastian memasuki area Royal High School, Bastian mencondongkan badannya dan matanya melihat kesana kemari.

"gila, gede banget" kagum Bastian

Malvin mendengus
"kampungan banget sih lo, sekolah kita 'kan gede juga" kata Malvin sinis

"iya sih" ringis Bastian
"bentaran doang 'kan? Gue gak mau ya ntar dapet omelan gratis lagi dari Bu Dara Subadra espede" Bastian natap Malvin sangsi

Malvin ngangguk
"abis ketemu om Haikal, kita langsung balik. Yok turun"

Setelah mereka memarkirkan mobil, keduanya turun. Tujuan mereka saat ini adalah menemui Haikal omnya malvin, adiknya Miggi yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah di RHS. Malvin gak habis pikir, padahal papanya alias Miggi pasti bisa memberikan jabatan tinggi untuk om Haikal entah di Rumah Sakit ataupun perusahaan. Tapi, omnya itu malah memilih menjadi WaKepSek. Dan sekarang, entah ada urusan apa hingga omnya itu memintanya datang menemuinya.

Malvin memasuki ruangan yang berisi Haikal, Bastian menunggunya diluar sambil melakukan video call bersama teman-temannya. Ceritanya lagi pamer, bahkan sejak tadi Bastian sengaja ngarahin kameranya pada murid-murid cewek RHS yang baru datang. Tak banyak memang memingat ini masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah.

"spill cewek cakepnya dong bas" kata dikta yang diangguki antusias yoga dan deon

"si malvin juga, bangsat bener gue gak diajak" gerutu yoga

"dia kesana mau ketemu omnya, kalo kalian pada ikut ntar disangka ngajak tawuran" timpal lizzy malas

"tawuran apaan? Muka-muka anak baik gini, gak mungkin disangka ngajak tawuran" saut deon tak terima

Bastian cuma menyimak sambil sesekali terkikik geli karena perdebatan teman-temannya

"gak ngaca lo anjeng, kelakuan cem reog juga" sinis lizzy

"dahlah liz, lo diem aja" ucap yoga tak kalah sinis

"dikira lo gak kayak reog apa?" deon mendelik sinis

"sesama reog gak usah bacot"

Dan perkataan dikta membuat tawanya menyembur seketika, apalagi ketika lizzy memukul ketiga menggunakan ujung ponsel.

"ayo Bas" Malvin keluar dari ruangan

"eh udah?"

Malvin ngangguk, lalu keduanya berjalan untuk kembali kesekolah mereka. Murid-murid yang berpapasan sama mereka menatap mereka, mungkin mereka dianggap murid baru terlebih baru keluar dari ruangan WaKepSek. Untungnya, mereka memakai hoodie yang menutup seragam mereka. Tapi baru sepuluh langkah, omnya memanggilnya lagi

"Malvin!"

Malvin dan Bastian menoleh bersamaan

"sebelum kalian pulang, tolongin om dulu ya"

"apa om?"

"tolong simpen ini digudang lantai tiga, kedalam lemari dengan tulisan 'sejarah' dipintunya" om Haikal menyerahkan satu kotak entah apa isinya pada malvin

"loh om, Malvin 'kan gak tau letak gudangnya dimana? Lagian kita mau balik kesekolah, takut kesiangan" Malvin menolaknya dengan keras

"ini sekolah elit, Malvin. Semua ruangan ada namanya" terselip nada bangga dalam kata-katanya
"jadi gak bakal susah buat kamu nemuin ruangannya. Udah sih gak usah banyak alesan, apalagi alesan takut kesiangan. Om tau ya, kamu tuh udah langganan banget kalo kesiangan"

"tapi om.... "

Haikal berdecak
"udah sana, ntar makin kesiangan kalo kamu ngomong mulu" lalu om Haikal pergi gitu aja

ADOLESCERE : ALLEEYNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang