02

2.3K 145 15
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Kini Ray tengah berdiri di atas balkon kamarnya, memandang kearah luar. Pikirannya sekarang berkecamuk tentang kejadian apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya.

Tentang. Kenapa bisa ia ada di sini?

Apakah itu semua mimpi atau kenyataan?

Dan, apakah yang sebenarnya terjadi?

Rasanya Ray sangatlah frustasi, tentang kejadian-kejadian itu.

Berawal ia yang ingin merayakan hari anniversary, tapi malah mendapatkan kenyataan pahit. Melihat sang kekasih yang malah tengah bercumbu dengan pria lain.

"Akhhh ... Sialan!" umpatnya penuh frustasi, mangacak rambutnya hingga berantakan. Teracak dan tak beraturan.

Mengingat kejadian itu, yang jelas nyata atau tidak! Ray benar-benar tak akan memaafkan perempuan itu, dan? Begitupun dengan dirinya.

Matanya yang tadi sempat melotot tajam, bak mata elang. Tiba-tiba saja redup, terlihat sayu. Saat mengingat tunangannya yang selama ini selalu ia sakiti.

Mendongak keatas, tatapannya yang sendu terlihat tengah menatap bintang-bintang yang tengah berkelap-kelip di gelapnya langit malam, yang hitam.

"Maaf!" Gumam permintaan maafnya, sambil menatap bintang yang paling terang, di antara bintang-bintang yang berada di sekitarnya. Seakan tengah meminta maaf pada bintang itu, dengan membayangkan wajah seseorang yang selama ini selalu ia sakiti.

Ting!

Tiba-tiba sebuah notif masuk. Ray yang tadi tengah menatap bintang, langsung saja beralih pada handphoneNya yang berada tepat pada samping lengannya. Diatas pembatas balkon.

Menggeser pola yang tertera di layar handphone, setelah terbuka rahang Ray langsung mengeras. Menatap benci pada layar wallpaper-Nya. Rasanya Ray sangat benci melihat foto yang tertera di layar handphoneNya, bahkan? Sekarang ia sangat jijik.

Masih menggenggam handphone tersebut, dengan genggaman erat seakan ingin meremukkan. Dan Tiba-tiba terbesit ide untuk membantingnya, namun sebelum benar-benar melakukan itu, ada lagi sebuah notif WhatsApp yang membuat seluruh sekujur tubuh Ray menjadi menegang.

Sebuah pesan masuk dari nomor yang tak pernah ia simpan.

+62 831-0976-####

Ray besok aku boleh numpang naik di mobil kamu enggak?

Tatapan matanya mulai sayup, seiring membaca pesan itu. Yang jelas dapat membuat hatinya tiba-tiba saja merasakan sesak.

+62 831-0976-####

Enggak pa-pa kok, kalau semisalnya aku turun depan gerbang sekolah.

Sama duduk di jok belakang:)

Mengeratkan genggamannya, baru ia sadari. Ternyata hal itu lah yang selalu ia lakukan. Bahkan saat ia dan Keysha baru beberapa hari, telah bertunangan. Sikapnya sudah sangat kasar kepada gadis itu.

+62 831-0976-####

Boleh?

Anda

Hm...

Memukul pembatas balkon, setelah membalas pesan itu, dengan sangat singkatnya.

Change DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang