04

1.8K 129 10
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Jika memikirkan itu, Ray rasa itu semua salahnya. Apalagi di saat Keysha yang memakai pakaian yang kurang bahan, hanya untuk mengambil perhatiannya. Tapi yang di dapat oleh Keysha hanyalah sebuah caci maki dari dirinya, bahkan perlakuan kasar 'pun selalu ia berikan.

Berpikir apakah ia pantas untuk di maafkan? Ray pikir untuk saat ini hanya akan cukup pasrah saja.

Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya mereka berdua kini telah sampai di SMA Sila Dharma.

Keadaan untuk saat ini bisa terbilang cukup ramai, padahala jarum jam baru saja menunjukkan angka pukul 06.02. pagi. Mungkin karena ketertipan yang di berikan oleh Guru-guru, juga peraturan yang ada sehingga mau tak mau, semua siswa-siswi harus dapat mematuhinya.

Mulai memasuki gerbang sekolah, menuju kearah parkiran untuk memarkirkan mobilnya.

Dapat Keysha lihat, kini semua pusat tertuju kearah mobil yang ia tumpangi. Atau mungkin untuk melihat sang most wanted, sekolah?

Ternyata Ray cukup terkenal rupanya, pikir Keysha.

Setelah Ray keluar dari mobil, Keysha 'pun lantas melakukan hal yang sama. Dengan melepas seatbelt terlebih dahulu, lalu membuka pintu mobil untuk ia segera keluar. Dapat Keysha rasakan, kini semua pandangan mata melihat kearah dirinya dengan penuh tanda tanya, bahkan sesekali dari mereka saling berbisik-bisik.

Dirinya kini hanya terdiam kaku, tak tau akan melakukan gerakan apa lagi. Atau hanya sekedar mengambil tindakan, yang justru akan membuat dirinya mangkin menjadi pusat perhatian.

Ray yang melihat Keysha terdiam kaku, langsung saja melangkah menuju Keysha, dan tanpa aba-aba langsung menggenggam hangat tangan itu. Dapat ia rasa Keysha yang tersentak kaget.

"Udah, biarin aja." Ucapnya, lalu melangkah menuju ruangan Kepala Sekolah, dengan tangan yang masih menggenggam tangan sang tunangan.

Di sepanjang perjalanan, menuju ruangan kepala sekolah. Keysha hanya mampu berjalan dengan kepala menunduk, juga dengan tangan yang menggenggam erat tangan Ray. Entah mengapa Keysha merasa sebagian dari siswi-siswi itu, ada yang menatapnya dengan tatapan sinis. Membuat ia merasa risih di tatap seperti itu.

Hingga tibalah mereka di ruangan Kepala Sekolah, Ray lantas mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

Terdengarlah sebuah suara, mengintruksi untuk mereka segera masuk.

"Masuk!"

"Ayo!" Ajak Ray, masih dengan menggenggam tangan nya.

Dapat Ray lihat, Pak Anton selaku kepala sekolah Sila Dharma sedang mengerjakan beberapa dokumen-dokumen yang pastinya penting.

"Pak?" Panggil Ray, Pak Anton–Kepala Sekolah lantas menengadahkan kepalanya melihat seseorang yang tadi memanggilnya.

Setelah sang Kepala Sekolah melihat kearahnya, Ray langsung berkata. "Ini murid barunya, Pak."

Pak Anton hanya mengangguk sebagai respon, "Keysha Adeline?"

"Iya, Pak!" Sahut Keysha.

"Oke, sekarang kamu bisa ke kelas sama-sama dengan Ray. Di kelas yang sama."

"Maksudnya Pak?"

"Kamu satu ruangan dengan Ray." Setelah mendengar itu, Keysha mengangguk dengan mantap.

"Makasih Pak, kalo gitu kita pamit yah!" Pamit Ray.

"Owh, satu lagi." Belum sempat mereka berdua berbalik, tiba-tiba tertahan dengan seruan Pak Anton.

"Iya, Pak?"

Pak Anton berdeham terlebih dahulu, lalu menatap kedua tautan tangan mereka. " bisa enggak jalannya jangan gandengan? Kasian teman-teman kalian yang pada jomblo, apalagi sama pemabaca yang sedang menghayati."

Wajah Keysha langsung bersemu merah, dan lantas melepas tautan tangan mereka. Sungguh Keysha tak menyadari hal ini, karena sepanjang jalan ia hanya menerka-nerka apa saja yang akan terjadi selanjutnya, setelah siswa-siswi di SMA Sila Dharma mengetahui bahwa ia adalah tunangan Ray. Pemuda yang berdiri di sampingnya.

.

.

.

Setelah kejadian di kantor tadi, dengan Pak Anton selaku kepala Sekolah. Sekarang mereka tengah berada di kelas. Kelas XII IPA¹.

Perkenalan Keysha yang selaku murid baru 'pun telah selesai, beberapa menit yang lalu. Dan sekarang mereka semua tengah memperhatikan Guru yang tengah menjelaskan sebuah materi.

Sepanjang mata pelajaran tengah berlangsung, Keysha hanya diam dengan perasaan resah. Entah mengapa sebagian murid kelas ini selalu memperhatikannya. Ia menjadi tak fokus, dengan apa yang tengah di jelaskan.

Menghela nafas gusar. "Kenapa hm?"  Ray yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Keysha, lantas bertanya.

"Hah?"

"Kenapa?"

"Ehhh... Eng-enggak kok" sanggah Keysha, jika ia tak sedang kenapa-kenapa.

Melihat Keysha yang tak lantas jujur, membuat Ray mau tak mau menggenggam tangannya, yang sedang menganggur di atas meja. "Udah biarin aja," ujarnya, lalu mengelus tangan mulus itu dengan lembut.

Uhukh... Uhukh... Uhukh...

"Genggam aku, dong Banh." Terdengar suara batuk yang di buat-buat, lalu di susul celotehan seseorang. Ray yang sudah mengetahui orang itu, lantas berdecak kesal. Menoleh kebelakang menatap sinis orang tersebut, karena dialah akhirnya Keysha melepas genggaman tangannya.

Aldo–orang yang telah membuat Ray kesal, hanya mampu menyengir. Ketika mendapati tatapan tajam itu.

"Ampun Banh," sela Aldo, dengan gerakan piece-Nya.

Pletak!

"Makanya, ada-ada aja Lo." Kata Rendy, teman sebangku Aldo. Sekaligus sahabat Ray.

"Sshhh... Sakit bego!" Protes Aldo, ketika mendapat pukulan di belakang punggungnya. Mengelus, dan memperhatikan Rendy yang hanya memasang wajah tengilnya.

"Elah, orang gue tabok pelan juga!" Imbuhnya, yang tak mau di persalahkan.

"Matamu!"

Melihat pertengkaran konyol kedua sahabatnya, Ray lantas mendengkus lelah. Sudah terbiasa dengan kelakuan mereka berdua, bahkan dulu sebelum ia mati, dan sekarang malah mengulang waktu hingga akhirnya menyaksikan adegan itu lagi. Membuat Ray diam-diam tersenyum tipis, merasa bersyukur atas semua kesempatan yang telah di berikan lagi untuknya.

"Udah, nggak usah merhatiin mereka!"

"Anggap aja orang gila!" Kata Ray, yang setengah berbisik ke pada Keysha. Sebagai tanggapan Keysha hanya tersenyum menawan, yang membuat Ray diam-diam terhipnotis sesaat, atas keindahan senyum tulus itu.

Kenapa ia baru menyadari ini? Tentang paras, dan ketulusan Keysha. Yang bahkan jauh lebih baik, dari pada Melody–wanita licik itu.

𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓒𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭

Follow me dhestallia

Change DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang