10

651 43 27
                                    

Vote dulu sebelum baca, jangan lupa tinggalkan komentar kalian.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Jika boleh jujur, Ray tak pernah di tanya seperti ini oleh Melody apalagi bersandar seperti ini. Bagaimana ia mau melakukannya, sedangkan Melody hanya menuntut ini itu padanya, dan tentunya ada mamanya yang terus mengawasi nya, terkekeh miris dalam hati, kenapa dulu ia se-bodoh itu?


Lama terdiam dengan kondisi yang masih sama, Keysha yang saat ini menonton Tv karena bosan disuruh diam terus oleh Ray, mencoba membangunkan Ray yang sedang tertidur di pundaknya dengan nyenyak. Enak saja ia yang disuruh diam seperti patung tapi pemuda ini malah tertidur dengan nyenyak. Batinnya, dalam hati, saat tangannya terangkat untuk menyentuh Ray, tiba-tiba terdengar getaran ponsel miliknya.

Drrrttt... Drrrtt...Drrttt...

Ray yang terganggu dengan suara getaran ponsel itu, membuka sedikit matanya melihat pergerakan Keysha yang tengah mengambil benda persegi panjang tersebut di dalam tas sling bag-nya.

Mengintip, mengernyit. Ketika melihat nama kontak tersebut yang tertera dengan nama Malva, si pemanggil tersebut.

"Malva? Dia siapa?" Tanya Ray memastikan, apakah si penelpon itu adalah orang yang sama, yang saat ini tiba-tiba saja terlintas di pikirannya. Atau malah bukan?

"Bentar aku angkat," kata Keysha, lalu menggeser tombol warna hijau, ke bawah.

"Halo, Key?" Sapa si penelpon, di seberang sana.

"Iya, halo Va." Balik sapanya.

"Lo di mana nih?"

"Di rumah Ray, emang kenapa?" Tanya balik Keysha.

Bukannya menjawab, malva malah bertanya lagi, "terus Ray nya di mana?"

"Ini di samping aku"

"Ray ada di samping Lo? Mimpi apa lo semalem bisa sampingan sama Ray biasanya juga susah banget lo mau dekat sama dia" kata Malva, Keysha memutar bola matanya malas, dengan kebiasaan sepupu nya itu yang selalu heboh ketika ia dekat dengan Ray, tapi ia tetap mengangguk walau gerakannya itu tak di lihat sama sekali oleh lawan bicaranya. "Iya."

"Emang kenapa sih, tumben banget nelpon?"

"Hehehe... Nanti aja deh gue ngomong kalau lo udah di rumah, gue enggak mau ngeganggu momen bahagia lo soalnya, gue juga mau ke rumah lo ketemu bunda. Kangen gue, sekalian menggibah untuk mentransfer dosa, soalnya dosa gue udah banyak nih butuh di transfer, jangan lupa kabarin ya kalau udah sampe."

"Dasar ratu gosip, dosa kok di transfer. Minimal transfer, urang lah. Kalau udah banyak dosa ya, tobat, jangan malah bikin dosa lagi." Malva memang dijuluki ratu gosip oleh Keysha, karena jika ada berita yang hot di SMA Sila Dharma, pasti Malva lah yang lebih dulu mengetahuinya dari pada siswa yang lain. "Yaudah deh, entar kalau aku udah nyampe rumah aku kabarin," pamit Keysha.

"Tapi lo pasti mau dengar, 'kan? Kalau gue nanti transfer, yang nge-habisin uangnya Ray siapa? Yaudah babay sayang, jangan lupa ajaran gue ya?" Sambil diiringi keke-han dari Malva, belum sempat ia membalas perkataan sepupunya itu Malva lebih dulu memutuskan sambungannya.

Setelah sambungan telpon berakhir, Ray langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan menghadap ke Keysha, bersiap menanyakan sesuatu, yang menurut nya amat ganjal.

Change DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang