𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
-WARNING 🔞-
Di sebuah kamar yang nampak terlihat megah, dan elegan. Terdapat tiga gadis yang sedang berada di kamar tersebut dengan pikiran masing-masing, larat mungkin cuman satu gadis. Yang saat ini nampak bolak-balik, seperti sedang resah. Memikirkan sesuatu yang akan terjadi.
"Ze! Stop deh, gue cape ngeliat Lo bolak-balik kek gitu! Pusing tau nggak!!" Celetuk gadis yang sedang duduk di sofa single, dengan ia yang memakai bandana.
"Iya, sama gue juga." Lontar gadis satunya, yang sedang duduk di atas springbed queen size. Dengan ia yang mengikat rambutnya, menyerupai ekor kuda.
"Gimana gue mau tenang! Kalian liat 'kan kejadian di sekolah tadi?" Hardiknya, dengan penuh keresahan.
"Iya, kita tau. Tapi mau gimana lagi coba, kita 'kan nggak tau soal ini!" Ujar gadis, yang memakai bandana.
Gadis yang mengikat rambutnya mengangguk setuju, atas ucapan sahabatnya tersebut. "Kenapa Lo nggak telpon Melody aja? Dia kan yang lebih tau tentang kejadian ini?" Usulannya, memberi saran kepada gadis yang sejak tadi hanya mondar-mandir tak jelas.
Ze–gadis yang sedari tadi mondar-mandir tak jelas itu, langsung saja berdecak kasar. "Ck, dari tadi kek."
Lalu mengambil handphone-Nya, mencari nama kontak yang tertulis 'Melody'. Segera menekannya lalu menelfon, pada deringan ketiga. Barulah orang di seberang sana menjawab.
"Halo, Melody Lo di mana?" Tanpa berbasa-basi, Gadis itu–Ze langsung menanyakan.
"Ze lospeakers coba! Kita juga mau denger," pinta gadis yang memakai ikat rambut. Tanpa mau berlama-lama, Ze 'pun langsung menyalakan speaker handphone-Nya agar kedua temannya juga dapat mendengar suara di seberang sana.
Setelah speaker telah di nyalakan, dapat mereka dengar suara grasak-grusuk di seberang sana. Juga, terdengar suara lenguhan seseorang. Yang sepertinya sedang menikmati sesuatu.
"Anjiiir... Lagi nganu!" Umpat gadis berbandana itu, setelah pikirannya konek pada apa yang ia dengar.
"Halo, Melody? Lo denger gue 'kan?"Ze bertanya, tanpa memperdulikan situasi apa yang terjadi.
"Akkhhh ... I-ih iyahhhh, g-gue d-deh dengherhhh khokhh aahhh ..." Terdengar tak jelas, karena sang penjawab hanya bisa mendesah tak karuan.
"K-kenahpaahhh? Okkhhh ... Aahhh ... Babyhhh aahhh ... P-pelanhhh-pehlhanhhh sshhh ..."
Tut!
Ze–gadis yang sedang menelepon tadi tiba-tiba saja mematikan sambungannya, dan tanpa berpikir panjang membanting handphoneNya tepat pada springbedNya secara langsung.
"Gila! Kita lagi tegang-tegangnya? Dia malah ke enakkan di sana," sungutnya prustasi.
Sedangkan dua gadis yang sedari tadi mendengar suara-suara itu, hanya mampu terdiam, dengan pikiran masing- masing yang mulai berkelana jauh.
"Woi! Kalian denger nggak sih?"
"Hah?" Dan dengan kompak mereka menyahut, seruan dan nampak sedikit linglung.
"Ah! Udahlah, mending kalian pulang aja, gih! Gue capek," katanya terang, mengusir mereka berdua.
Dengan sigap cewek yang sedari-tadi, memakai bandana segera saja beranjak dari sofa single itu. "Yaudah, kalau gitu gue balik dulu yah?"
"Babay," lalu melenggang pergi.
"Lah? Gue, oi ... Lo mau ninggalin gue gitu?" Protes cewek yang memakai ikat rambut.
"Ck, jangan manja! Lo 'kan bisa pulang sendiri." Lontar cewek berbandana itu, dengan setengah berteriak.
"Tuh, jangan manja!" Papar Ze.
Setelah mulai menjauh dari kediaman rumah Ze, cewek berbandana itu mengeluarkan benda persegi panjangnya. Mencari kontak cowok, yang akan membantunya dalam urusan lain.
"Halo, Rendy?"
"Iyah, kenapa sayang?"
"Kamu di mana?"
"Aku lagi nongkrong ni, sama teman-teman. Kenapa hm ....?"
"Pulang bisa nggak? Aku butuh kamu?"
"Oke, sayang kamu tungguin aku di apart yah?"
Setelah laki-laki di seberang sana menyelesaikan kalimatnya, Cewek berbandana itupun lantas mematikan sambungan teleponnya.
.
.
.
Sedangkan di sisi lain, Ray yang saat ini sedang berada di kediaman Keysha. Duduk di sofa sendirian menunggu sang tunangan, yang katanya sedang membuatkan ia minuman.
Melihat-lihat ke sekeliling, ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di sini. Dan itu setelah ke sekian lamanya, ia dan Keysha bertunangan baru kali ini Ray berencana datang, tanpa paksaan dari Keysha.
Dapat Ray lihat, bingkai foto keluarga yang terpasang sangat gagah. Terpasang sangat indah, apalagi dengan pria dewasa yang terlihat memeluk ke dua wanitanya. Penuh kasih sayang, seakan mereka berdua 'lah sumber kebahagiaannya.
Tersenyum kecut, melihat foto Ayah Keysha–Brata. Ketika terlintas ingatannya di mana ia yang selalu berbuat kasar kepada gadis itu, seharusnya ia menjaganya. Dan bukan malah menorehkan luka yang begitu dalam, apalagi ketika Brata–Ayah Keysha menitipkan Keysha kepada dirinya. Agar menjaga gadis itu dengan baik, seakan menjaga harta yang paling berharga. Yang tak dapat dimiliki oleh orang lain.
Tapi, ia dengan mudahnya membuat gadis itu selalu merasakan luka yang paling dalam. Terlebih lagi, luka fisik maupun batin.
Gadis yang selalu di jaga, dan di jadikan ratu oleh sang cinta pertama. Dan ia malah menjadikan gadis itu sebagai pelampiasannya. Dan membuat gadis itu menderita, menerima kepahitan ketika gadis itu, melihat dirinya, yang malah mementingkan wanita lain. Dan malah menjadikan wanita itu, sesosok ratu yang harus selalu di jaga. Yang seakan mudah rapuh.
Padahal, yang selalu rapuh adalah Keysha. Karena ia yang selalu membuat gadis itu terluka.
Bodoh, kenapa ia baru menyadarinya sekarang? Terlebih lagi apa yang telah di lalui oleh gadis itu, karena dirinya.
Menyadari bahwa, dia sudah sangat mengecewakan gadis yang sangat mencintainya, dengan perlakuan serta sikap-sikapnya selama ini. Dan saat itulah penyesalan hanya sebuah kata, kata yang tak mudah di lupakan, apalagi untuk di maafkan.
Ray tersenyum pedih, apakah masih ada kesempatan untuk menebus kesalahannya selama ini. Apakah masih ada kata maaf, untuk kesalahan yang ia perbuat?
Dada Ray rasanya sakit, dan sesak. Seakan ada benda tak kasat mata yang meremas, dan menusuknya.
Apakah masih ada sebuah ruang, untuk menebus ke brengsek 'kannya? Atau malah ruang itu, telah tak ada?.
"Hei! Ray kamu kenapa? Kok nangis,"
𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓒𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭
Follow me dhestallia
20 vote, 15 komen next!!
![](https://img.wattpad.com/cover/317321902-288-k603428.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny
FantasyRaykanza Genandra, tak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengulang waktu, atau lebih tepatnya kembali ke masa lalu demi memperbaiki kesalahannya. Kesalahannya terhadap sang tunangan- Keysha Adeline. ✿✿✿✿✿ MAAF KALAU BANYAK TYPO, INI CERITA PERTAMA...