07

1K 83 16
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Ray kini telah sampai ke rumahnya, setelah selesai mampir ke rumah sang tunangan-Keysha.

Langsung saja menghempaskan tubuhnya ke springbed, tanpa mengganti pakaian. Mengangkat lengan kanan, lalu meletakkan di atas kepalanya. Menutupi kedua matanya, sambil memejamkan mata.

Saat Ray memejamkan mata ia mengingat salah satu percakapan ia dan Keysha, Ray baru saja mengetahui satu fakta. Ternyata mereka telah lama di jodohkan, bahkan sedari kecil mereka telah bersama. Tapi, masalahnya mengapa ia tak mengingat apa-apa. Dan mengapa pula Bundanya, tak pernah menceritakan perihal ini.

Apa ada lagi hal lain yang di sembunyi 'kan? Selain tentang fakta tadi?

Mata yang sedari tadi terpejam, kini terbuka lebar. Ray mengingat perkataan Keysha waktu ia bersama tadi "Kita udah lama kenal, bahkan waktu kecil kita suka sama-sama." Mengingat kalimat yang di lontarkan Keysha, membuat Ray mengingat mimpinya saat ia baru tersadar dari komanya. Apakah yang muncul di mimpinya waktu itu adalah dirinya.

Ray tak pernah mengingat ingatan masa kecilnya, bahkan ingatan yang ia ingat hanya sampai di saat ia yang berumur sepuluh tahun. Dan satu lagi, di kepala Ray terdapat bekas luka jahitan. Pada bagian belakang kepalanya, walaupun luka bekas jahitan itu sedang, tak terlalu besar ataupun kecil. Tapi Ray mengetahuinya karena Aldo, karena dulu ia dan Aldo mendapatkan hukuman potong rambut, karena rambut mereka yang panjang.

"Ray, Lo habis kecelakaan ya?" Tanya Aldo, yang tak sengaja melihat bekas jahitan di kepala Ray.

"Hah? Masa sih?"

"Iyah, mau gue tunjuk 'kin?" Lantas Aldo memegang tangan kanan Ray, dan membantu dirinya menunjukkan area di mana yang Aldo maksud.

"Lo rasa 'kan?" Ray mengangguk menyetujui, ketika Ray merasa ada kelainan di belakang kepalanya. "Iyah,"

"Tapi gue nggak pernah kecelakaan loh," tanggapnya bingung.

Ray lantas terduduk, lalu meraba bagian belakang kepala lagi . Ternyata luka itu masih ada. Apa bekas luka ini, ada hubungannya dengan ingatan semasa kecilnya?

Melihat ke jam dinding, ternyata sudah pukul lima sore. Yang tandanya Bundanya telah lama pulang.

"Gue harus nanya ke Bunda soal ini?" Mengangguk tegas, atas ucapannya.

Namun urung, di saat ia yang akan beranjak dari tempat tidur nya . Tiba-tiba saja ada sebuah notif masuk, meraba saku celana abu-abunya. Setelah mendapatkan benda persegi panjang itu, mengusap layar menggambar pola kunci di atas layar.

Sekarang wallpaper handphoneNya, telah di ganti dengan foto Keysha. Yang ia ambil diam-diam saat di sekolah tadi. Tak ada lagi foto wanita itu, bahkan kenangan-kenangannya bersama Melody. Telah ia singkirkan, hingga tak tersisa.

Mengernyit bingung, ketika mendapati nomor baru. Lantas membuka isi chat tersebut.

+6282339907***

Sayang kamu di mana?

Nomor aku kok kamu blokir?

Aku ada salah ya?

Maafin yah, sayang:(

Mendapatkan pesan beruntun seperti itu, membuat Ray berdecak kesal. Kenapa pula wanita itu menghubungi dirinya, padahal saat di sekolah tadi. Ia sudah sangat senang karena tak ada pengganggu.

Anda:

Siapa?

Gue nggak kenal.

+6282339907***

Kamu kok gitu?

Ini aku, Melody pacar kamu.

Anda:

Owh, yah?

+6282339907***

Kamu kok gitu, kita baru sehari loh. Nggak ketemu.

Ini pasti gara-gara cewe gatel itu 'kan?

Dia siapa sih hah!

Gatel banget sama pacar orang, huh.

"Sialan!" Mata Ray, memicing tajam. marah, karena pesan yang di kirim oleh wanita itu.

Meremas Handphonenya, mengetik pesan yang akan ia kirim ke wanita itu. Sepertinya ia harus mengakhiri hubungannya dengan Melody.

Anda:

Lo di mana?

Kita ketemu sekarang.

Menghela nafas gusar, ia harus cepat mengakhiri hubungan ini. Daripada membuat Keysha mendapatkan luka yang ke dua kalinya.

+6282339907***

Aku di rumah.

Kamu udah rindu ya! Sama aku.

Ray berdecih sinis, melihat pesan itu. Ia membalas pesan Melody dengan cepat, sebelum ia mendapatkan pesan yang akan membuatnya muak.

Anda:

Kita ketemu, di tempat biasa.

Setelah mengetik pesan tersebut, Ray lantas keluar dari area chat mereka. Tanpa memperdulikan balasan apalagi yang akan di kirimkan oleh wanita itu.

Beranjak dari kasurnya, lantas bersiap-siap.

.

.

.

Ray telah selesai. Lantas mengambil kunci motor, yang berada di atas meja nakas.

Keluar dari kamarnya, yang bernuansa hitam itu. Melenggang pergi menuruni anak tangga, satu-persatu.

"Ray, kamu mau kemana?" Tania-Bunda Ray bertanya, di saat ia yang keluar dari dapur. Melihat Ray yang menuruni anak tangga, dalam keadaan pakaian rapi.

Ray yang baru menuruni anak tangga, di buat berpikir atas pertanyaan Tania. Tak mungkin 'kan ia bicara jujur, bahwa ia akan menemui Melody, dan ingin memutuskan hubungannya bersama melody. Pasti bundanya tidak mengizinkan nya dan mengira itu hanya lah akal-akalan Ray, Ray memikirkan sesuatu yang dapat membuat Tania percaya dengan omongannya.

"Ray mau jalan-jalan Bun,"

Tania mengangkat sebelah alisnya, "bukannya kamu baru pulang tadi?"

Membasahi bibirnya. Apa iya, kalau ia menjawab akan jalan-jalan bersama Keysha. Bundanya akan melepaskan dirinya begitu saja. Semoga saja Bundanya percaya atas perkataannya, agar tak ada lagi halangan untuk ia mengakhiri hubungannya dengan Melody.

"Iya, pulang dari rumah Keysha. Ganti baju, terus ajak lagi Keysha-nya buat jalan-jalan." Massa iya Ray ajak Keysha dengan menggunakan baju yang bau keringat malu dong bunda, ucapnya lugas, semoga saja Tania tak mencium bau-bau kebohongannya.

Mendengar perkataan dari Putranya, Tania lantas mengangguk menyetujui. Semoga saja hubungan di antara mereka, dapat membuahkan hasil.

Tanpa berlama-lama lagi, Ray lantas menciumi pipi Tania. "Kalo gitu Ray pergi ya Mah, daaah...." Pamitnya, berjalan cepat keluar dari kediamannya.

𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓒𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭

Makasih banyak ya yang
sudah baca, sehat-sehat
kalian semua.

Follow me dhestallia

20 vote, 15 komen next!!

Change DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang