Vote dulu sebelum baca, jangan lupa tinggalkan komentar kalian.
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Kini Ray telah sampai di kafe. Kafe di mana ia mengetahui kebusukan Melody, dan awal dari ia membenci wanita itu, saat ia berniat untuk memberikannya sebuah surprise. Tapi di mana, kejadian itulah, yang membuat dia menyesal dan teringat kepada Keysha. Serta kejadian lainnya yang tak terduga.
Ray melangkah masuk, dengan memasang wajah datar semoga saja tidak ada yang melihatnya bersama Melody batinnya. Ia tak akan berlama-lama bersama gadis ular itu.
Pada saat akan membuka pintu, Ray melihat di sana, Melody tengah menunggu dirinya. Terukir senyuman aneh di bibir Ray.
Dia terdiam beberapa saat pada pintu kafe. Memikirkan apa yang akan di lakukan oleh wanita ular itu, semoga saja ia dapat menahan emosinya agar tidak menampar wanita itu.
Kursi yang di geser hingga terdengar bunyi geseran di lantai, membuat orang yang sedari tadi menundukkan kepala. Kini mendongak pada pemuda yang telah mengambil alih kursi kosong di depannya.
Melody tersenyum senang ketika tau siapa pemuda itu. "Sayang, kok lama sih?" ucapnya, mengeluarkan suara manja, lalu bersedekap dada mengembungkan pipinya. Seolah-olah tengah merajuk.
Ray yang mendapati kelakuan itu, menjadi jijik. Kenapa bisa ia menjadi se-luluh itu dulu, hanya karena mendapati kelakuan yang di tunjukkan oleh wanita yang berada di depannya ini.
Melody yang tak mendapatkan jawaban, menoleh kearah pemuda itu. Ia mengernyit dahinya ketika respon yang ia dapat hanyalah tatapan datar. Biasanya jika ia sudah bertingkah semenggemaskan itu, cowok yang ada di depannya ini akan segera membujuknya. Hingga berakhir ia yang mendapatkan apa yang ia mau.
"Ihhh... Kamu kok gitu sih," ketusnya, melihat kearah Ray. Dengan pandangan mata berkaca-kaca. Kali ini pasti cowok itu, akan segera menenangkannya.
Ray berdecak malas, ternyata wanita yang ada di depannya ini benar-benar wanita licik, dan berbisa, penuh bahaya cocok di nobatkan sebagai wanita ular batinnya. "Gue nggak bisa lama-lama," katanya, setelah lama terdiam. Ia benar-benar muak berada di dekat wanita ini, apalagi melihat semua tingkah lakunya.
Tak pernah terpikirkan olehnya, kenapa bisa ia menyukai wanita ini.
Ray menghembuskan nafas sejenak, "gue mau nge-akhirin hubungan kita, dan gue enggak menerima penolakan." Lontarnya lugas, dengan satu tarikan nafas.
Melody terdiam mematung, apa maksud dari perkataan Ray. "Hahaha... Kamu kenapa sih? Lagi nge-prank yah?"
"Pasti mau ngasih aku surprise 'kan? Yaudah, mana kadonya?" ujarnya, dengan penuh harap. Semoga saja apa yang di ucapkan oleh pacarnya ini hanyalah sebuah kebohongan.
Ray, memainkan lidahnya. Ternyata susah untuk membuat wanita ini tau, bahwa ia benar-benar ingin mengakhiri hubungan ini.
Memandang sejenak. "Gue nggak lagi nyiapin Lo kado, dan gue nggak lagi nge-prank Lo. Gue bener-bener mau nge-akhirin hubungan ini. Ngerti!" pungkasnya tegas, dengan penekanan pada kata akhir kalimat.
.
.
.
Melody saat ini sudah berada di kediaman Zeline, setelah kejadian di cafe tadi. Ia dengan terburu-buru menuju ke Zeline, menunggu Zeline di ruang tamu.
Dengan penuh harap, semoga saja Zeline tak mempermasalahkan apa yang akan ia katakan.
"Melody! Ngapain Lo di rumah gue!?" Zeline, yang baru saja menuruni anak tangga. Dibuat terkejut, setelah mendapati Melody di ruang tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny
FantasyRaykanza Genandra, tak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengulang waktu, atau lebih tepatnya kembali ke masa lalu demi memperbaiki kesalahannya. Kesalahannya terhadap sang tunangan- Keysha Adeline. ✿✿✿✿✿ MAAF KALAU BANYAK TYPO, INI CERITA PERTAMA...