(17) Kencan Pertama

1.3K 100 40
                                    

Halilintar membanting mangsa yang baru saja dia buru ke lantai. Seringainya mengembang jelas di rumah angker yang remang pencahayaan itu.

"Ukrhh!!" Sang mangsa melenguh kesakitan ketika punggungnya menghantam lantai yang keras. Tulang-tulang rusuknya terasa retak dan patah begitu saja. Dia tidak bisa berteriak karena mulutnya tertutup lakban.

Mata sang mangsa bergetar ketakutan melihat seisi rumah angker itu dipenuhi dengan senjata tajam dan benda-benda mengerikan lainnya.

Hatinya sekarang sangat senang sampai-sampai dia merasa tidak percaya kalau sekarang Taufan adalah miliknya. Untuk merayakan hari bahagia ini, Halilintar malam ini berniat memutilasi perempuan setengah laki-laki yang berhasil dia ringkus.

Perempuan yang telah mengganti kelaminnya menjadi laki-laki itu sebelumnya tampak genit menggoda para perempuan yang lewat membuat Halilintar tertarik menjadikannya sebagai target.

Tak ingin membuang-buang waktu lagi, Halilintar membaringkan perempuan transgender itu ke atas tempat penjagalan yang terbuat dari semen.

Perempuan transgender itu memberontak sekuat tenaga ketika Halilintar akan mengikat kedua tangannya ke masing-masing tempat itu. Namun sia-sia, selain tenaganya yang berkurang sehabis dihajar hingga babak belur, tenaganya juga tidak sebanding dengan Halilintar. Dengan mudah Pyscopath itu mengikat kedua tangan dan kakinya hingga membentuk huruf X.

"Apa yang kau mau dariku hah?! Ggrrr! Lepaskan aku!!" jerit si transgender itu sembari meronta-ronta tepat ketika Halilintar melepaskan lakban di mulutnya. Dia mencoba melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Namun yang dia lakukkan hanya membuat tangan dan kakinya menjadi lecet.

Halilintar terkekeh setan. "Aku hanya ingin bersenang-senang denganmu,~" ucapnya. Dengan menggunakan gunting, dia merobek setiap kain yang melekat di tubuh si Transgender.

Si Transgender meronta-ronta lebih kuat lagi ketika dirinya sudah tidak menggunakan apapun. "Apa yang mau kau lakukkan hah?!!" Dalam ketakutan setengah mati dia tetap mencoba untuk berani.

"K-kau mau memperkosaku?!" tuduhnya. "Dasar kau Gay!!" kutuk di Transgender.

"Heee?~" Halilintar terkekeh setan membuat si Transgender meneguk ludah dengan susah payah. "Apa kau sedang mengejek dirimu sendiri?~"

"A-apa maksudmu?!!" Kedua netra si Transgender bergetar ketakutan.

"Heh...kau kira aku tidak tahu kalau kau sebenarnya adalah seorang perempuan yang menyukai perempuan." Si Transgender langsung tercengang mendengar ucapan Halilintar yang sangat tepat.

"Kau sengaja mengubah kelamin dan penampilanmu menjadi laki-laki agar bisa leluasa mencintai perempuan kan? Agar kau tidak harus mendengar cemoohan-cemoohan yang akan mengatakan kau lesbi kan? Heh! Gak usah munafik!" Seringai setan Halilintar semakin mengembang melihat si Transgender yang tak bisa berkutik lagi.

Halilintar memegang milik si Transgender itu membuat si pemilik 'aset' tersentak.

"M-Mau apa kau?!!" bentak si Transgender.

"Heh...kau tidak pantas memiliki ini," ucap Halilintar seraya memainkan pisau cutter yang sudah karatan. "Kau harusnya bersyukur dengan milikmu yang sebelumnya bodoh!"

"AAARGHHHHH!!!" Si Transgender menjerit sejadi-jadinya saat Halilintar mengiris perlahan demi perlahan miliknya itu menggunakan pisau cutter.

Rasa sakit, perih dan ngilu yang dihasilkan pisau cutter karatan yang sudah tumpul itu tak akan mampu dibayangkan tanpa merasakan, membuat si Transgender menjerit dan meronta setengah mati untuk menghindari rasa sakit. Namun nyatanya itu hanya sia-sia.

 Pyscopath (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang