Sudah terbit dan tersedia di Gramedia. Versi wattpad dan Novel berbeda. Di novel diceritakan 75% sedangkan versi wattpad cuma 25%.
Semua orang tau Bandung, begitu juga keindahannya. Tapi semua orang belum tentu tau jika Bandung menyimpan luka untuk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalau membahas tentang sekolah, Sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi mereka yang punya banyak teman, berbeda dengan orang yang sulit bersosialisasi, apalagi tidak mempunyai teman. Sekolah bagi mereka membosankan, bahkan ingin rasanya cepat-cepat pulang ke rumah. Lalu, bagi korban bullying sekolah adalah Neraka yang selalu membuat mereka takut setiap menginjakkan kaki di pintu gerbang." ---- Biru Erlangga Mahaputra..
🌊🌊🌊
Sore itu, setelah pulang sekolah, Biru langsung berjualan kue di dekat alun-alun kota. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya, merasa sayang jika harus pulang hanya untuk mengganti pakaian. Lagi pula, kue kesukaannya banyak digemari oleh anak-anak karena rasanya yang enak dan berbeda dari roti pada umumnya. Tak heran jika kue buatan Biru cepat habis.
Biru selalu bermimpi suatu hari nanti bisa memiliki toko kue miliknya sendiri di kota Bandung. Selain itu, ia juga memiliki impian lain, yakni menjadi seorang dokter. Alasannya sederhana, Biru tidak ingin keluarganya dipandang sebelah mata oleh orang lain.
"Nama Kakak siapa?" tanya seorang anak kecil yang sedang membeli kuenya.
"Aa besok jualan di sini lagi, ya. Nanti aku bakalan langganan sama Aa Biru!" ujar anak perempuan itu, asyik memakan kue buatan Biru dengan lahap. Biru tersenyum mendengar ucapan anak itu, merasa sedikit lebih ringan meski hari-harinya penuh tantangan.
Sudut bibir Biru melengkung membentuk senyuman. "Iya,besok bakalan jualan di sini terus."
"Hore! Eh, barudak, Aa Biru jualan kue, urang kudu beli. Sayang banget kalau enggak coba kue seenak ini!" ajak gadis itu kepada teman-temannya yang langsung diangguki setuju.
Saat larut dalam momen tawa, Biru tidak sengaja melihat Ayunda berjalan sendirian di dekat alun-alun kota. Dengan cepat ia memalingkan wajah dari Ayunda karena malu sedang berjualan kue. Dari kejauhan, gadis itu juga secara tidak sengaja melihat Biru yang sedang dikerumuni anak-anak. Ayunda tersenyum dan mulai menghampiri lelaki itu.
"Biru, kamu teh apa kabar? Kok enggak pernah kelihatan di sekolah?" tanya Ayunda dengan wajah berseri-seri.
"Aku baik, kamu apa kabar?" balas Biru singkat. Ia sedang merapikan keranjang kue untuk bersiap pulang. Mendengar Biru bicara, pipi Ayunda bersemu merah. Gadis itu akhirnya punya momen bicara dengan seseorang yang ia sukai selama bertahun- tahun. Perasaannya sangat berbunga-bunga. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Kamu teh jualan kue, ya?" tanya Ayunda, matanya tertuju pada keranjang kue yang ada di pangkuan Biru.
Biru mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, aku jualan kue."
"Ini kue yang sering aku lihat di kantin, kan? Biasanya Bu Darmi nyetok banyak banget, ternyata ini kue buatan kamu? Keren! Eh, ini kue favorit aku, loh, Biru," ucap Ayunda dengan semangat, senyumnya semakin lebar.