Selamat tidur tuan Puteri.

45.1K 3K 139
                                    

"Gue cuma sebatas butiran debu kecil yang nggak pernah dilihat bahkan dipedulikan, Bumi dengan segala isinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue cuma sebatas butiran debu kecil yang nggak pernah dilihat bahkan dipedulikan, Bumi dengan segala isinya. Sama kayak lo Ayunda, lo nggak pernah nganggep gue ada di kehidupan lo."----Januarta Dirgantara.

🌊🌊🌊

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Biru baru saja selesai mandi dan sholat lalu di sambung membereskan perlengkapan sekolah untuk besok. Setelah selesai ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, tubuh Biru terasa pegal-pegal karena efek kelelahan, belum lagi tadi mengerjakan berlembar-lembar tugas yang belum sempat ia buat.

Cowok itu mengambil ponsel dari nakas di samping tempat tidur. "Ayunda mengirim pesan apa?" gumam Biru Melihat satu notifikasi dari Ayunda dengan cepat cowok itu langsung membalas pesan tersebut.

Disisi lain Ayunda sangat senang, Biru menelponnya, cowok itu menceritakan dongeng berjudul kancil dan buaya supaya Ayunda tidak takut lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain Ayunda sangat senang, Biru menelponnya, cowok itu menceritakan dongeng berjudul kancil dan buaya supaya Ayunda tidak takut lagi. Beberapa menit kemudian dia mendengar suara Ayunda mendengkur hal itu membuat Biru terkekeh pelan. "Selamat tidur tuan Puteri, semoga mimpi yang indah." Gumam cowok itu.

🌊🌊🌊

JANUARTA mengendarai mobil sport Lamborghini miliknya membelah jalanan malam. Suara musik terdengar begitu keras di telinga, cowok itu bersenandung kecil sambil tersenyum menatap bucket bunga mawar yang baru saja ia beli untuk Ayunda sebagai permintaan maaf. Januarta tahu bahwa ucapannya tadi siang cukup keterlaluan hingga Ayunda-calon tunangannya sakit hati. Cowok dengan kemeja vintage itu sudah sampai di gedung bertingkat tiga. Tanpa basa-basi Januarta menekan bel rumah.

Suara nyaring itu mampu membuat Ayunda terbangun dari tidurnya. Ia penasaran siapa yang datang malam-malam?

"Gue harap Ayunda suka." Gumam Januarta menyembunyikan bucket bunga mawar itu di belakang punggung.

Pintu rumah terbuka lebar menampilkan seorang manusia cantik berpakaian piyama bermotif Doraemon mengucek mata, ia menatap Januarta tak minat.

"Hay Yuna," sapa Januarta menggunakan nama panggilan kesayangan yang ia berikan pada Ayunda.

KOTA BANDUNG DAN BIRU [ Sudah terbit ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang