Memasang perban

21.5K 968 33
                                    


Setelah perang dunia keempat berakhir, desa Konoha sangat hancur. Banyak nya korban membuat tenaga medis kekurangan orang. Rumah sakit yang masih sederhanapun menjadi tempat Naruto dan Sasuke di rawat saat ini. Minimnya ruangan membuat Sasuke dan Naruto harus di tempat kan sekamar. Para Sinobi tengah sibuk mengurus perbaikan desa dan menolong warga sipil. Sehingga Naruto dan Sasuke banyak menghabiskan waktu berdua. Walau sesekali-kali teman-temannya datang menjenguk.

Walau membantu mati-matian dalam perang, hal itu masih tidak bisa mengubah sudut pandang warga terhadap Sasuke. Mereka masih merasa tidak nyaman dan takut jika Sasuke membelok lagi dan menghancurkan Konoha di situasi Konoha masih tidak stabil. Itu membuat Tsunade membuat keputusan mengawasi Sasuke untuk menenangkan keadaan. Dan Naruto lah yang bertugas mengawasinya.

" Hai Sasuke, kau sudah bangun." Kata si rambut kuning sambil duduk di ranjang Sasuke.
" Dobe!!! Pergilah keranjang mu kenapa kau mengganggu ku pagi-pagi begini!!?"
Sasuke menendang Naruto hingga terjatuh ke lantai.
" Teme sialan!! Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan keluar. Apa kau tidak bosan di kamar berbau obat ini seharian ha!!"
"Cih." Sasuke menatap sinis kearah Naruto. Sasuke kini menatap keluar jendela yang mengarah ke patung hokage. Naruto mengikuti arah pandang Sasuke, dia sepertinya paham dengan apa yang dipikirkan Sasuke.

Jika dia pergi keluar maka dia akan mendapatkan tatapan takut dari para warga. Hal itu pasti membuat Sasuke tidak nyaman.
" Baiklah jika kau tidak mau aku tidak akan memaksa. " Ucap Naruto sambil berjalan kearah pintu.

BRAKK!!

Suara pintu yang terbuka dengan keras.
" Hei Naruto ingin kemana kau dengan luka seperti itu ha." Sakura yang datang dari luar masuk dengan muka yang sangat menyeramkan.
" Ah..haha si..siapa yang mau kemana-mana, aku kan masih sakit jadi mana boleh aku pergi ha.. ha.. ha." Kata Naruto terbata-bata ketakutan.
" Bagus kalau kau paham dengan kondisimu. Jika kau ingin pergi keluar dan membuat luka lain, lebih baik aku saja yang melukainya dan mengobatinya setelah itu."
" Ha.ha.ha aku tidak akan melakukan itu."
" Bagus sekarang duduk dan aku akan mengganti perban kalian, dan kau pergilah keranjang mu Naru."

Naruto kembali keranjang nya, sakura mendekat kearah Naruto dan mulai membuka perbannya.

" Sakura!! Maaf mengganggu. nona Tsunade!" Shizune datang dengan sangat terburu-buru dan dengan raut cemas.
" Aku akan segera kesana."Sakura terlihat sangat cemas tapi dia harus menyelesaikan pekerjaannya dulu.
" Tidak usah, pergi saja aku bisa sendiri." Kata Naruto menenangkan sakura.
" Kau ini bicara apa Naru, tangan mu saja.."
" Aku akan membantu nya." Ucap Sasuke memotong perkataan sakura.

Walau merasa tidak yakin, sakura pun akhirnya meninggalkan mereka berdua dan pergi bergegas ke tempat Tsunade.

Setelah Sakura pergi, Naruto berusaha memasang perban nya sendiri.
" Dobe, sudah ku bilang kan akan kubantu." Sasuke kini sudah ada di depan Naruto.
" Tak kusangka kau sungguh-sungguh mengatakannya."
" Diamlah! Pasang saja perban ini terlebih dahulu."
Sasuke memasang perban di tangan Naruto, dimana tangan mereka bekerjasama untuk memasangnya.
" Yosh, akhirnya selesai. Sekarang tinggal satu lagi. Mohon bantuannya kembali Sasuke."

Setelah memasang perban yang ditangan, kini tinggal perban yang ada di perut Naruto.

" Dobe! Buka bajumu sulit kalau seperti ini!."
" Oke-oke."
Naruto membuka bajunya. Tubuhnya yang kekar dan warna kulit Tan ciri khas nya, serta luka yang menghiasi kulit nya itu terpampang jelas sekarang.

Naruto memegangi ujung perban satunya, dan Sasuke yang memutarkan perbannya. Saat Sasuke memutarkan perbannya, jarak diantara mereka sangat dekat. Sehingga mereka seperti sedang berpelukan.

Tubuh Sasuke wangi . - batin Naruto.

Setelah selesai memasang perban di perut Naruto, " hmm rasanya tak adil kalau hanya aku kan? Baiklah mari kita ganti juga perbanmu."
" Tidak perlu." Kata Sasuke singkat.
" Aku tidak mau berutang Budi kepada rivalku."

Naruto mengambil gunting untuk memotong perban Sasuke dan mulai membukanya. Dia mengambil perban baru dan mulai memasangkan.

" Bagaimana tadi cara kau memasang nya kenapa sulit sekali?." Keluh Naruto kebingungan memasang perban Sasuke.
" dasar Dobe, sudah ku duga bakal jadi begini."
" Sudah diam aku hampir bisa."

Setelah beberapa saat akhirnya, perban ditangan Sasukepun terpasang.
Sekarang tinggal perban yang di perut Sasuke.

" Yosh, sekarang buka baju mu Sasuke."

Sasuke mulai membuka bajunya. Kulit nya yang putih pucat juga badannya yang tak kalah kekar dari Naruto.

" Oke Ayo kita mulai."

Kali ini Sasuke yang memegang ujung perban dan Naruto yang memutar perbannya.

Saat memutar perban kebelakang, perbannya terlepas. Naruto berusaha mengambil tapi dia kehilangan keseimbangan badannya dan..

CUP!

bibir mereka bertemu.

Seperti Dejavu, ini ketiga kali nya Mereka berciuman.

I want you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang