enyah

3.6K 287 40
                                    

" Bagaimana kondisinya?" Tanya Sasuke pada Tsunade.

" Luka nya sudah mulai pulih."

" Kau tahu bukan itu yang ingin kudengar."

" Hah.., baiklah. Kepalanya terbentur cukup keras. Ini membuatnya melupakan beberapa memori nya. Trauma dari kejadian itu membuatnya tidak bisa mengingat orang yang ada didekatnya pada saat itu. Ingatan nya masih bisa kembali tapi bertahap. Tapi Kita tidak bisa memaksa nya Kembali. Itu tergantung dari dia ingin mengingat nya atau tidak."

Perkataan Tsunade seperti pukulan keras untuk Sasuke.

" La.. lalu bagaimana cara membantunya mengingat kembali?"

" Bawa dia ketempat familiar. Potongan-potongan ingatannya akan kembali. Kepalanya akan sakit jika dia terlalu memaksa mengingatnya. Jadi pelan-pelan saja."

Sasuke keluar dari ruangan. Dia memutuskan untuk pulang kerumah.

Dia meringkuk memeluk tubuhnya.

Bagaimana jika dia tidak bisa mengingatku?

Baru saja aku menyadari perasaanku tapi dia sudah melupakanku.

Bukan kah ini lucu. Apa aku memang tidak pantas mendapatkan seseorang yang menyangi ku??

Sasuke menangis. Ini sungguh berat untuknya. Baginya hanya ada Naruto di hidupnya. Jika dia melupakannya, apa yang harus dia lakukan??


Tok... Tok... Tok..

Sasuke menghapus air matanya. Segera berjalan kepintu dan melihat siapa yang datang.

" Oh halo. Jadi benar kita satu rumah. Bisa-bisanya aku tak mengingat mu. Gomemnasai Sasuke Kun."

Sasuke menatab tak percaya bagaimana pasien rumah sakit bisa pulang Tampa ada yang menemani. Terlebih lagi dia masih memakai baju pasien.

" Boleh aku masuk?" Tanya Naruto.

" Ahh.. silahkan. Tapi bukannya kau masih dirawat?" Tanya Sasuke sambil mempersilakan Naruto masuk.

" Disana tidak menyenangkan. Dan lagi aku terus kepikiran. Bagaimana hanya kau yang aku lupakan."

" Itu karena aku yang terakhir bersamamu."

" Benarkah? Lalu apa yang kita lakukan?"

" Kita sedang dalam misi rahasia."

" Sugoi!! Ah bodohnya kenapa aku bisa lupa." Ucap Naruto sambil memukul kepalanya sendiri.

" Hei jangan lakukan itu. Kau belum pulih sepenuhnya."

Naruto terdiam sejenak menatab Sasuke.

" Kau tampak begitu perhatian. Apa kita sedekat itu??"

Sasuke diam. Mukanya berubah menjadi sedih. Bagaimana caranya dia menjelaskannya.

" Ingatlah jika kau ingin tau." Ucap Sasuke singkat.

Apa-apaan itu?? Tadi wajahnya mendadak menjadi sedih. Siapa sebenarnya dia??-batin Naruto.


" Istirahatlah."

" Kau ingin kemana? "

" Tidur. Ini sudah malam."

" Apa memang biasanya kita tidur terpisah??"

" Aku masih orang asing bagimu lebih nyaman untukmu jika kita tidur terpisah. Aku akan tidur di sofa."

Sasuke pergi keruang tamu dan mengambil beberapa bantal untuk tidur.

Naruto hanya diam mengamati.

.





Beberapa hari telah berlalu, Naruto masih tak mengingat apapun. Sasuke rasanya frustasi. Tapi dia tidak boleh menunjukkannya pada mereka.

Terlebih lagi Hinata tambah begitu menyebalkan. Dia memanfaatkan kondisi Naruto untuk mendekatinya.

Rasanya sakit saat Naruto tertawa bahagia di dekat Hinata. Menyebut namanya bahkan membahas masa lalu bersama.





Sasuke berjalan kedapur untuk mengambil minum. Dilihat nya Hinata dan Naruto tengah asik berbincang diruang tamu.

Sasuke hanya memalingkan wajah nya dan lanjut menuju dapur. Hinata yang melihat Sasuke keluar mencoba menyusulnya.

" Bagaimana rasanya?" Tanya Hinata dengan nada menjengkelkan.

Sasuke hanya diam tak menjawab. Iya melanjutkan aktivitasnya mengambil air dari kulkas.

" Sudah lah menyerah saja. Dia tidak akan mengingatmu. Karena mengingat mu hanya mengundang rasa sakit dan mimpi buruk untuknya. Lebih baik kau sadar diri saja dan segera menjauh darinya."

" Hah? Kau tidak malu berkata begitu? Memanfaatkan seseorang yang sedang lemah dan memanipulasi ingatannya. Kau pikir aku tak tahu apa saja yang kau ceritakan pada Naruto? Menyedihkan!" Setelah mengatakan itu Sasuke meninggalkan Hinata yang tengah kesal.

" Sialan! liat saja, aku akan membuat Naruto membencimu dan menjadikannya milikku!!!"







.

Saat Naruto masuk kekamar, dia melihat Sasuke sedang tidur diatas kasur.

" Kau tidur disini?" Tanya Naruto.

" Yah, sudah beberapa hari, kalau kau tak nyaman kau saja yang tidur di sofa." Ucap nya singkat dan memerengkan tubuhnya.

" Ya, tidak masalah kita tidur bersama saja."

Hari semakin malam. Tapi mata Naruto tak kunjung bisa tidur. Dia memikirkan perkataan Hinata.


" Dia adalah orang yang licik. Sudah beberapa kali dia mencoba membunuhmu. Dan mungkin saja kejadian kali ini juga dibawah campur tangannya. Kau harus berhati-hati, dia bisa membunuh mu kapan saja. Jangan mudah percaya untuk apa yang dia katakan. Dia bahkan mau menjual tubuhnya hanya untuk kekuatan. Orang seperti dia sangat menjijikkan. "




" Apakah yang dikatakan Hinata itu benar? Tapi kenapa aku merasa dia bukanlah orang yang seperti itu."

Sasuke bergerak dari tidurnya, kali dia mereng menghadap Naruto.

Naruto memandangi wajah lelap Sasuke.

Rasanya tenang hanya dengan memandang wajah ini. Tapi kenapa juga ada rasa sedih dan sakit saat ku melihatnya? Apa ini sebenarnya??

Tiba - tiba saja ingatan yang belum pernah ada muncul dikepala Naruto. Kilas-kilas ingatan saat dia sedang bertarung hampir mati dengan Sasuke.

Bukan hanya sekali.

Naruto mencoba mengingat lebih, tapi kepalanya tak menerima. Kepalanya terasa sakit dan suara melengking membuat pendengaran dan kepalanya semakin berdenyut.

Sasuke yang terbangun dengan sigap mengambil obat dan minumnya.

Diberikannya segera pada Naruto.

" Apa yang terjadi, kau baik-baik saja?"

Ingatan yang kacau dikepala Naruto membuat nya tak bisa berpikir jernih.

Uluran tangan dari Sasuke ditepis dengan begitu kejam.

" Enyah kau. Aku tak butuh bantuan dari orang menjijikan sepertimu!"

I want you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang