Wajah Winata terlihat sangat kusut hari ini, semalaman dia tak tertidur dan hanya duduk di pinggir jalan.
Matanya terlihat memerah dengan luka lebam yang masih terlihat di sekitaran pipi dan juga dagu.
"Alona." melihat Alona yang akan masuk ke dalam kelasnya, Winata segera memanggilnya dan menghampirinya.
"ohh Winata!"
Winata merogoh saku bajunya lalu mengeluarkan anting milik Alona yang ia temukan kemarin
"ketemu?! Makasih yaaa Win..." jawabnya begitu girang.
"iyaa sama samaa."
Memar di wajah Winata sukses menarik perhatian Alona "muka kamu, kenapa?" tanyanya begitu penasaran.
"jatuh dari motor."
"ga di obatin?"
Winata menggeleng kemudian menjawab "gue ga punya obatnya."
"ke uks aja, masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum jam istirahat habis."
"ehm engga deh nanti."
"ayo aku antar."
"boleh, ga ngerepotin?"
"engga, ayo!"
Akhirnya Alona dan Winata berjalan beriringan menuju ke uks, sesekali keduanya mengobrol selama di perjalanan yaa walau pada awalnya cukup canggung.
Sesampainya di uks keduanya duduk diam karena tak ada orang di sini, kemana kiranya penjaga yang biasanya ada di sini?
Sekitar lima menitan mereka menunggu namun tak ada yang kunjung datang, Alona segera bangkit dari atas kursi lalu membuka kotak obat.
Dia membaca satu persatu salep yang berada dalam kotak obat setelah membaca semuanya, Alona mengambil dua salep yang menurutnya bisa mengobati luka Winata.
Dia duduk di hadapan Winata lalu memberikan salep itu kemudian Alona memberikan sebuah kaca kecil kepada Winata.
Winata mulai mengolesi salep yang Alona berikan ke memar yang berada pada wajahnya, dia melihat bayangan wajahnya yang terluka dari kaca yang Alona berikan. Dari jarak sedekat ini Alona tak yakin jika Winata jatuh dari motor.
Luka itu lebih terlihat seperti pukulan, bukan luka yang terbentuk karena terjatuh ataupun terbentur.
Setelah Winata selesai mengobati lukanya, mata Alona terfokus pada lengan Winata yang juga terluka "parah banget yaa jatuh dari motornya?"
Dia hanya berdehem, Winata yang mengetahui Alona menotis hal tersebut segera menggulung lengan bajunya hingga menutupi telapak tangan. Tetap berusaha tenang walau sepertinya Alona tak mudah di bohongi.
"obatin lagi."
"yang ini nanti sembuh sendiri."
Alona menghembuskan nafas pelan lalu dia segera menggulung lengan baju Winata sampai ke sikut, matanya membelak karena Alona yang tiba tiba menarik tangannya.
"kamu di pukulin?"
"engga."
"yakin ini jatuh dari motor?"
"engga."
"siapa yang mukul kamu Win? Anak sekolah sini atau-"
"papa."
Raut wajah Alona langsung berubah masam, kenapa seorang ayah memukul anak nya sendiri? melihat Alona yang tampak kebingungan, Winata segera menjelaskannya "gue nakal jadi di pukul papa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate | Enhypen
Teen Fictionkatanya remaja adalah masa masa yang paling indah? sepertinya hal itu terjadi pada Lyora di sekolah barunya. 📅 start : 28 May 2022 end : - jangan lupa vote cerita saya kalau kamu kamu suka 👉🏻⭐ cerita ini murni pemikiran sendiri‼️ update setiap h...