O6 : Seleksi

196 28 27
                                    

Saturday, 08.50 AM

15 menit sudah aku berdiri di depan gerbang menunggu nunggu kehadiran Galen namun sejak tadi wujud anak itu tak kunjung muncul juga.

Akhirnya aku mengeluarkan handphoneku dan menghubungi nomor Galen namun nihil tak ada jawaban sama sekali.

Aku berjalan ke tempat parkir siapa tahu ada Galen di sana tapi tetap saja aku tak melihat motornya terparkir di sana kemudian aku memutuskan untuk kembali menunggu di depan gerbang.

Karena kakiku mulai pegal sebab sedari tadi terus terusan berdiri, aku memutuskan untuk masuk dan menunggu di dalam saja

Namun baru saja aku berjalan selangkah, tiba tiba aku di buat menoleh oleh suara besar yang memanggil namaku.

"LYORA!" anak itu sampai di hadapanku dengan nafas yang terengah engah.

"ahaha santai aja kali Len lagian juga belum mulai." jawabku sedikit berbohong, memang benar seleksinya belum di mulai tapi tetap saja aku lelah menunggunya di sini sekitar 20 menitan.

Galen berusaha mengatur nafasnya yang terengah engah itu

"capek banget ya? Mau ke kantin dulu beli minum?" tanyaku karena dia tampak begitu lelah.

"CAPEK LYY GUE DORONG MOTOR DARI PERTIGAAN SANA, MOTOR GUE MOGOK!"

Aku segera membuka tas lalu mengambil botol minum milikku dan menyodorkannya kepada Galen. Secepat mungkin Galen menerimanya dan meneguk air itu.

"thanks gue udah agak mendingan." dia mengembalikan botol minumku dengan air yang hanya tersisa seteguk, mataku menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Galen tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang tersusun rapih "hehehe sorry, ayoo masuk lah!"

Yaa sepertinya botol minumku terlalu kecil untuk seorang anak laki laki besar seperti Galen.

Aku mengikuti langkah Galen ke ruang teater, sesampainya di sana aku tak bisa menutup mulutku karena melihat ruang teater yang sebagus ini. Padahal ini ruangan pribadi milik sekolah tapi ini terlihat seperti ruang teater umum.

Di sana beberapa siswa sudah berkumpul dan saling mengobrol, Galen menarik lenganku menuju ke kerumunan tersebut.

Selang beberapa menit setelah aku dan Galen duduk di sana, seorang guru datang.

"pagi semuanya!" sapanya kepada kami.

"pagi bu!"

"duduknya di atur sesuai perwakilan kelas masing masing yaa, biar ga ribet." ucapnya, kemudian beberapa siswa pindah dan mencari cari teman kelasnya yang menjadi perwakilan. Galen dan aku sudah duduk bersebelahan jadi kami tak perlu mencari satu sama lain.

Bu Nunung, guru yang tadi menyapa kami adalah guru seni di sini. Dia mulai menjelaskan bagaimana seleksi nanti akan berjalan kemudian dia memberikan selembaran kertas berisi dialog kepada kami dan juga sebuah nomor.

"kalian bisa berlatih dulu, ibu kasih waktu sampai jam dua belas nanti. Kalau udah siap baru namanya-"

"PERMISI!" mendengar suara itu seluruh siswa yang berada di dalam ruangan kompak menoleh ke arah belakang.

Aku melihat Valerie yang baru saja tiba bersama seorang pria di sebelahnya.

"maaf bu kami terlambat!" ucap siswa laki laki yang berada di sebelah Valerie kemudian keduanya segera menunduk sebagai tanda permintaan maaf.

"tidak apa-apa, silahkan duduk ibu akan jelaskan ke kalian."

Kulihat Valerie dan siswa itu menghela nafas lega, hingga mataku dan juga mata Valerie bertemu.

Soulmate | Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang