Tulip merah

711 98 50
                                    

"Gue gak bawa motor jadi mau nebeng sama Airin, lo naik gojek aja," ucap Wanda saat ketiganya sudah berada di parkiran kampus.

"Si anjir, gak ah! Tumbenan banget lagian lo gak bawa motor, pokoknya gue yang sama Airin!" balas Sheryl, gadis itu bahkan sudah menaiki motor scoopy milik Airin. Sedangkan sang empunya masih diam memasukkan beberapa hadiah pemberian teman-temannya ke dalam totebag besar.

"Lo kan tajir Sher, udah lo ngalah aja naik gojek." kekeuh Wanda, gadis berambut sebahu itu nampak bersidekap dada.

"Hilih, yaudah deh lo naik gojek gue yang bayarin gimana ?"

Wanda menggelengkan kepalanya tak setuju. "Ada yang mau gue omongin sama Airin di jalan."

"Gue juga sama kali!"

"Gue aja yang naik gojek, sok kalian naik motor gue." ujar Airin setelah beberapa saat tak bersuara, gadis itu akhirnya mengeluarkan suara juga. Airin meraih uang yang Sheryl sodorkan dan memasukkannya ke dalam kantung roknya.

"Lah kok-"

"Oke oke! Karena gak ada yang mau ngalah, kita naik taksi online aja. Motor lo tinggal aja dulu, lagian bawa-bawaan lo banyak. Jadi balik ke kosan lo dulu, terus kita nyeblak," usul Sheryl, kini gadis itu tengah berseluncur di aplikasi berwarna hijau itu.

"Enggak deh, nanti motor gue siapa yang bawa. Gue males ke kampus lagi." balas Airin sembari menendang-nendang krikil yang berada di sekitar kakinya.

Sheryl menyikut lengan Wanda, memberi kode kepada gadis berambut sebahu itu.

"Lo yang bawa motor Airin, sekalian lo yang beli seblak," bisik Sheryl.

"Tega lo nyuruh gue ke mang majid sendiri-"

Sheryl meringis. "Yaudah, lo bawa motor Airin ke kosan oke! Seblak kita deliv aja, tapi di jalan menuju kos lo beli cemilan apa kek gitu."

"Iye iye, tapi lo yang bayar!" Sheryl mengangguk setuju, bahkan gadis yang memiliki bentuk klopak mata seperti kucing itu memberikan uang satu lembar seratus ribu kepada Wanda.

"Yok rin mobilnya udah dateng," ajak Sheryl, gadis itu bahkan menenteng totebag yang berisi hadiah dari teman-teman Airin. Airin pun meraih totebag satunya.

"Hati-hati di jalan Nda," tutur Airin seraya menyerahkan kunci dengan gantungan kunci karakter beruang, Wanda mengangguk sembari menggunakan helm pink milik Airin.

🦋🦋🦋

"Gue ganti baju dulu ya bentar," Sheryl mengangguk sembari memperhatikan Airin yang masuk ke dalam kamar mandinya.

Sheryl jelas tahu perubahan sikap Airin yang menjadi lebih pendiam setelah melihat apa yang terjadi di depan ruang seminar proposal. Meski Airin sering mengelak, atau bahkan menutup diri begitu rapat namun Sheryl dapat merasakannya. Jelas Sheryl sapat membedakan aura orang yang cemburu dan tidak.

Sheryl menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menahan senyumnya, ibu jarinya bergerak di layar ponselnya. Sedang memesan seblak di Mang Majid, seblak langganan mereka sejak maba dulu hingga saat ini.

Airin kembali dengan menggunakan daster motif bunga, wajahnya pun sudah bersih dari makeup tipis yang dia kenakan saat ke kampus. Duduk bersila di hadapan Sheryl sembari bermain laptop, rencananya mereka hendak menonton serial Netflix sembari makan seblak tentunya.

Skripsweet | Suho IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang