Tamparan

645 98 58
                                    

Besok Airin harus sudah kembali ke Bandung, hari ini pun Airin telah menyelesaikan membereskan hal apa saja yang harus dia bawa ke Bandung. Hampir satu bulan lamanya Airin menatap di rumah, meski terhitung hingga 4 kali dia mendengar pertengakaran orang tuanya. Dia masih bertahan di rumah.

Selama itu juga Arjuan terus menghubunginya, pria itu bahkan memberikan beberapa referensi dari skripsi terdahulu kepada Airin. Interaksi keduanya pun menjadi lebih intens dibandingkan sebelumnya. Minggu lalu pun Arjuan memberikannya beberapa buku yang dikirimkan ke rumahnya, pria berusia 32 tahun itu benar-benar bekerja keras dalam menarik perhatian Airin. 

Seperti saat ini Airin menggelengkan kepalanya sembari tersenyum geli menatap layar ponselnya, yang menampilkan roomchatnya bersama Arjuan. Ini karena semalam Arjuan menanyakan perihal penelitian Airin, namun gadis itu malah membicarakan hal lain. Airin lantas mengetikkan balasan untuk Arjuan.

Airin lantas menaruh ponselnya di saku sebelum keluar kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Airin lantas menaruh ponselnya di saku sebelum keluar kamarnya. Sebenarnya dari dalam kamar pun Airin sudah mendengarkan suara-suara keributan dari dapur di pagi hari ini. Jadi Airin memutuskan untuk segera keluar dari kamarnya dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Curigaan terus! Masih pagi bikin kesel aja! Kamu kan yang ngambil uang di dompet, masih kurang uang yang udah aku kasih kemarin!" teriak pria paruh baya itu lantang sembari menatap istrinya yang tengah memetik sayur bayam.

"Emang kenapa ? Aku berhak ngambil, dari pada uang itu kamu kasih ke si perempuan itu!"

"Perempuan apa hah! Bisa gak sih jangan curiga? Saya ini capek kerja! Tapi kalo pulang kamu selalu curiga, siapa yang gak kesal!"

"Ini bukan curiga tapi emang nyata! Kamu pikir aku gak tau perempuan yang gak tau diri itu datang ke rumah, dia bahkan sering mampir ke mang Somad nasi goreng depan rumah sekalian ketemu sama kamu kan! Kamu pikir aku bodoh ? Enggak!" balas wanita yang berstelan daster itu menatap nyalang ke arah suami, matanya memerah juga kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya.

"Dari dulu kamu gak pernah sadar atas perbuatan kamu! Sekali bejad tetap saja bejad!" teriak wanita itu kemudian terdengar suara tamparan yang membuat Airin tidak bisa diam begitu saja melihat apa yang ayahnya perlakukan terhadap ibunya.

"Ayah!" Airin melangkah cepat menuju kedua orang tuanya, tatapannya memindai kondisi ibunya yang menunduk sembari menangis.

"Apa!" balasnya dengan suara tinggi.

"Ayah seharusnya sadar! Cepet tobat, ingat udah tua umur gak ada yang tau. Bisa aja ayah mati hari ini tapi ada hati yang ayah sakiti!" teriak Airin, matanya memerah membendung air mata juga rasa sesak di dada.

"Kamu kurang ajar ya sama Ayah!" pria itu kembali hendak melayangkan tangannya pipi Airin.

"Tampar Yah! Tampar!" teriak Airin, kemudian air matanya lolos begitu saja.

Skripsweet | Suho IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang