Dikhianati

639 102 54
                                    

"Sher," panggil Airin ragu, hingga kedua insan yang berada di bawah payung yang sama itu menoleh dan membuat Airin cukup terkejut. Begitupun dengan kedua orang tersebut bahkan menjauhkan tubuhnya satu sama lain, yang beberapa saat lalu Airin lihat jika lelaki merangkul bahu perempuan di sampingnya.

"Rin ini gak kaya yang lo pikirin, kebetulan batre hp gue abis buat pesen taxi online terus ketemu Samuel jadi kita–"

"Airin harus tau Sher," potong Samuel. Sheryl menggelengkan kepalanya, melihat ke arah Airin yang masih menatap keduanya.

"Apa yang harus gue tahu ? Kebohongan apa yang kalian tutupin dari gue ?" tanya Airin tenang, dia bahkan lupa saat ini tubuhnya mulai basah oleh rintikan air hujan.

"Gak ada apa-apa, lo mau balik 'kan ? Nebeng sama Samuel aja kalo gitu," balas Sheryl dengan senyumannya dan Airin dapat menangkap bagaimana Samuel langsung menatap Sheryl sebagai tanda protes.

"Gue yang ketinggalan informasi atau gue yang kurang peka. Sejak kapan kalian dekat ?" tanya Airin balik, sejujurnya Airin tak pernah melihat Sheryl dan Samuel berinteraksi. Bahkan saat ketiganya bersama di kantin, Sheryl maupun Samuel tak menunjukkan kedekatannya entah itu saling basa-basi mengenai kuliah apalagi bercanda. Terutama berangkulan di bawah payung yang sama.

"Gak ada yang deket Rin, kebetulan kami–"

"Pacaran." potong Samuel cepat, pria itu bahkan menggenggam jemari Sheryl. Sedangkan gadis itu terkejut dan melepaskan genggaman Samuel. "Enggak rin, lo percaya sama gue kan ?"

"Mau sampai kapan kamu nutupin ini dari Airin, Sher ?!" seru Samuel.

Airin jelas terkejut mendengar penuturan Samuel, jadi selama ini dia menyukai kekasih sahabatnya sendiri. Namun mengapa Sheryl selama ini bungkam, tidak merespon apa-apa. Dirinya merasa bodoh di sini.

"Kenapa gak bilang Sher ?" tanya Airin. "Kenapa gak bilang kalo Samuel itu pacar lo! Kenapa lo diam aja setiap gue cerita tentang Samuel di depan lo! Gue kaya orang bego tau gak ngomong kalo gue lagi suka sama cowok dan ternyata cowok itu punya pacar, yang lebih parahnya lagi gue cerita di depan pacarnya langsung!" sentak Airin, Airin kecewa. Sangat kecewa dengan apa yang dia dengar saat ini.

"Tapi ini bukan point utamanya Rin, gue cuman gak mau lo sakit hati." lirih Sheryl, gadis itu berusaha meraih lengan Airin namun segera di tepis oleh gadis yang menggelung rambutnya menjadi satu ala ponityl.

"Justru yang kaya gini bikin gue sakit hati Sher! Seharusnya lo cerita sama gue, jangan diem aja. Gue akan ngerti kalo lo pacaran sama Samuel, tapi kenapa lo nutupin ini dari gue. Jangan kasihani gue dengan membiarkan pacar lo deket sama gue! Itu justru bikin gue keliatan kaya cewek menyedihkan." isak Airin, gadis itu mengusap kasar air mata yang mulai luruh membasahi pipinya. Matanya mengedar kesekeliling area kampus yang untungnya sepih, sehingga dia tak menjadi bahan tontonan para mahasiswa.

Sheryl pun sama terisak, gadis itu menggelengkan kepalanya berulang kali tak setuju atas apa yang Airin ucapkan.

Airin melihat ke arah Samuel yang mengusap bahu Sheryl namun di tangkis berulang kali oleh gadis itu. "Jadi selama ini perbuatan baik Samuel ke gue cuman skenario lo ya Sher ? Gue kira, gue bakalan dapat cowok yang beneran care. Ternyata cuman sandiwara ya ?" ujar Airin dengan kekehan sumbang diakhir.

"Enggak rin–"

Airin menggelengkan kepalanya, dihembuskan nafasnya yang mulai sesak. "Thanks udah ngasihani gue, tapi caranya gak kaya gini Sher. Gimana kalo orang lain tau kalian pacaran, tapi gue deket-deket Samuel. Yang ada gue bakalan jadi bahan omongan kampus, atau selama ini udah jadi bahan omongan anak kampus."

Sheryl menggeleng, kakinya melangkah mendekat. "Gue minta maaf Rin, gue bener-bener gak pernah berpikiran kaya gitu. Lo taukan gue sayang banget sama lo, gue cuman pengen lo pun merasakan perhatian dari–"

Skripsweet | Suho IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang