Tak ada hak

621 96 57
                                    

Suara deritan kursi bergeser yang berada di depannya itu, membuat Airin mengalihkan eksistensinya dari lembaran skripsinya yang sedang dia baca. Samuel kini duduk di hadapannya dengan semangkuk bakso dan teh manis yang dibawanya itu.

"Bimbingan rin ?" ucapnya sembari mengaduk baksonya agar tercampur dengan saus juga sambal.

"Iya, tapi nanti. Pak Juan lagi rapat." balas Airin, gadis itu kini sibuk merapihkan draft skripsinya dan menyimpannya di atas totebagnya.

Samuel mengangguk, "Eh, lo udah makan belum ?"

"Udah kok, makan aja silahkan."

"Serius nih ? Gue traktir deh." Airin sontak menggelengkan kepalanya cepat, makan gratis memang favoritenya tapi jika di traktir lagi untuk ke sekian kalinya sama mas crush sih Airin gak mau. Takut yang ada Samuel ilfeel.

"Enggak, gue udah makan kok sebelum ke–"

Tapi ucapan Airin terputus karena suara nyaring yang berasal dari perutnya itu, Samuel tertawa. "Nahkan lo laper, sana gih pesen makanan."

Airin lantas nyengir. Malu malu malu! Bisa-bisanya perutnya bunyi di depan gebetan. Hancur sudah harga dirinya.

"Eh malah bengong, gue traktir rin. Serius deh."

Airin menggelengkan kepalanya. "Enggak deh, gue pesen pake uang gue aja."

"Nolak rezeki lo, udah sana pesen. Jangan bayar, biar gue yang bayarin atau gue marah." Samuel menatap ke arahnya tengil, Airin lantas mendengus dan beranjak dari duduknya itu. Bisa-bisanya dirinya seperti sapi yang dicucuk hidungnya, sehingga bisa menuruti apa yang diucapkan oleh Samuel.

Airin memutuskan untuk membeli soto ayam dan teh manis. Setelah makanan yang diinginkannya telah berada di tangan, gadis itu kembali melangkahkan kakinya ke meja di mana Samuel berada. Pria yang memotong rambutnya rapih itu tersenyum, rupanya pria itu belum memakan makanannya.

"Gitu dong rin, ayo makan."

Airin mengangguk, menempatkan dirinya duduk di hadapan Samuel. "Thanks ya Sam, gue gak enak lo traktir gue terus."

"Santai aja sih rin, kaya baru kenal aja." balas Samuel sebelum pria itu melahap suapan bakso pertamanya itu.

Airin menyunggingkan senyumnya sembari mengaduk rata Soto Ayamnya itu, dia memang lapar. Maklum saja, belum sempat sarapan karena Pak Juan menelfonnya dan membuatnya untuk bergegas ke kampus tanpa sarapan terlebih dahulu.

"Lain kali lo yang gue traktir deh Sam."

"Gimana ya, masa cowok ditraktir cewek." jawab Samuel, menatap ke arah Airin yang tengah melahap Sotonya itu.

"Apasih, ya gak papa kali. Lo harus mau pokoknya!"

Samuel terkekeh melihat Airin yang mengerutkan hidungnya tak suka, pria itu menganggukan kepalanya. "Siap deh, nanti lo kabarin aja ya mau traktir guenya kapan."

"Gampang itu mah!"

Keduanya pun melanjutkan acara makan pagi menjelang siang tersebut dengan diselingi perbincangan mengenai perkuliahan.

"Sebenernya gue udah ngajuin judul, tapi belum di acc juga." ujar Samuel, pria itu telah selesai menghabiskan semangkuk baksonya dan kini terkekeh oleh ucapannya itu.

"Kenapa emangnya ?"

"Gak tau deh, bilangnya kurang berbobot judul yang bakalan gue ambil ini. Itu sih, pak Juan bimbingannya gimana ?"

Airin yang telah selesai menghabiskan sotonya pun membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak, pandangannya mengedar seolah sedang berpikir. "Harus banyak sabar sih, sering di ghosting juga dapat panggilan bimbingan mendadak. Dosen pembimbing lo siapa emangnya ?"

Skripsweet | Suho IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang