Bab 4 Sayangku

4.1K 275 10
                                    

Ting tong

Suara bel berbunyi. Orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu keluar, Termasuk Nadine.

"Mungkin itu pizza nya" Ucap Rian.

"Ah aku akan mengambilnya, sebelumnya Terima kasih Rian" Nadine berdiri ingin beranjak pergi tetapi ia tertahan oleh suara Rian lagi.

"Pizza nya belum di bayar ra" Rian sedikit membesarkan suaranya

"Hehe yaudah ayok Rian kita kedepan" Nadine mendekati Rian dan memegang tangannya. Rian sedikit terpaku tangannya di pegang oleh orang cantik.

Rian berdiri dan beranjak pergi bersama Nadine untuk menjemput pizza nya. Nadine berjalan sambil membayangkan dirinya menggigit pizza nya. Rian pun membayangkan bahwa ia akan menyuapi Nadine atau sebaliknya.

       Sesampai nya di luar rumah, Rian mengeluarkan dompetnya yang membuat Nadine kepo berapa banyak sih orang kaya memberikan anak SMA uang jajan?. Nadine sedikit melirik dompet Rian ya ia tau kalau itu tak sopan tapi bagaimana lagi kan ia kepo.

'Buset' satu kata yang keluar dari batinnya ia melihat duit merah hampir memenuhi dompet anak SMA itu. Nadine tertawa kecil mengingat teman nya yang paling kaya di kelas kampusnya pun tidak akan membawa duit sebanyak ini lalu mengapa teman nya yang paling kaya di kelasnya itu terlalu sombong. Mengapa ia tau teman kelas nya yang paling kaya itu tidak membawa uang sebanyak itu? Ya karena Nadine pernah tidak sengaja membuka dompet nya pada saat si doi lupa di atas meja.

"Yuk masuk Naura" Rian menarik tangan Nadine yang membuat Nadine tersadar kembali dari lamunannya.

"Eh ayok" Seru Nadine sambil tersenyum kesenangan.

       Sesampainya di dalam rumah tepatnya ruang tamu tadi Nadine mengantar Rian dan ia ingin beranjak pergi.

"Terima kasih Rian, Naura makan dulu ya di kamar" Ucapan itu membuat Rian kecewa karena ia sudah membayangkan bahwa ia akan menyuapi Naura.

"Iya Naura makan yang banyak ya" Rian senyum dipaksakan, Nadine tau itu tapi ia tidak ingin ambil pusing yang penting dia sudah dapat yang ia mau.

Nadine mulai berjalan agak menjauhi mereka tetapi dia terhenti dengan ucapan kakanya.

"Drama apalagi ini Naura?" Nando berdiri menatap tajam adiknya itu.

Nadine membalik badannya dan melihat kakanya dengan alis yang berkerut bingung.

"Drama apa?"

"Kalau untuk mencari perhatian cukup Naura, selamanya dirimu gakan pernah ada yang peduli" Nando berjalan sambil mengucapkan hal tersebut.

Naura mengorek kupingnya karena suara Nando rupanya cukup besar dan terpantul-pantul di dalam ruangan ini.

"Apa sih gaje, itu ajakan? Naura mau naik" Naura ingin beranjak tapi tangannya di pegang oleh Nando.

"Apalagi" Naura mendengus

"Aku emang ngedrama jadi udah ya aku pen makan, nanti pizza ku dingin" Nadine berfikir bahwa ia memang berdrama pada saat meminta Rian membelikannya pizza.

Nadine menarik tangannya sambil sedikit menghempaskan tangan Nando. Ia berjalan menaiki tangga sebelum benar-benar hilang ia pun bersuara.

"Oh iya. Ku ga tau, kalian ada masalah apa sama saya karena aku lansia so saya minta maaf" Ucap Nadine sambil membungkuk meminta maaf ala-ala Korea katanya.

"Lansia?" Teriak Rian.

"Iya Lansia kan sering lupa ingatan" Nadine tertawa lalu naik ke kamarnya.

"Hahaha adek lu keanya bukan sakit jiwa lagi tapi jiwa nya udah naik" Tawa Rian lalu mendapat tatapan tajam dari Nando. Ia pun terdiam.

I'am Not Her | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang