Bab 1 Nadine

7.6K 465 3
                                    

Di sebuah Kota terdapat Kampus Negeri yang lumayan mempunyai banyak Mahasiswa/i salah Satunya ialah Nadine. Nadine memiliki prawakan biasa saja, Cantik tidak dan jelek pun tidak. Mata gadis itu sedang memerah menahan tangis.

"Paham Nadine? Kau harus membayar buku a besok 50k, buku w 100k dan buku y 80k" Ucap salah satu temannya yang bergelar bendahara.

"Bisa memberi ku sedikit waktu? Aku tid-" Ucapan Nadine terpotong oleh suara bendahara.

"Aku sudah sering memberi mu waktu Nadine, sekarang para dosen sudah menagih! Jangan membuat malu kelas kita!"

Malu itulah yang ia rasakan saat ini. Bagaimana caranya ia dapat membayar semuanya dan pasti orang tuanya akan sangat kepikiran.

"Kau tidak punya uang, lalu berkuliah! Ingat Nadine kata dosen kita ilmu itu mahal jika kau tidak punya uang berhenti saja!" Ucap salah satu teman Nadine yang memang dari awal tidak terlalu suka dengannya.

"Berhentilah kalian! Kenapa kalian menyusahkan teman kalian, besok ikut aku Nadine kita ke ruangan dosen pasti dosen tidak akan mempermasalahkan ini" Kata Gadis bernama Emeli dia adalah ketua tingkat sekaligus sahabat Nadine.

Emili terkejut saat melihat kelasnya yang berisik. Ternyata lagi-lagi Nadine dipaksa membayar. Ayolah ini baru semester 2,kelas nya masih seperti di SMA satu kelas dengan semua mata kuliah yang sama. Jadi hanya diperlukan satu bendahara saja makanya bendahara tersebut meminta uang buku dari setiap dosen yang mengajar. Ya jika kalian tidak mengerti skip saja.

Nadine pun keluar dari kelasnya. Ia menaiki motor yang harus di stater kaki. Emeli mengejarnya dan berusaha memanggil tapi Nadine tak ingin menghiraukan nya. Pada saat gadis itu ingin beranjak pergi ia pun berhenti lalu mematikan motornya. Nadine mendekati Emeli.

"Aku tidak tau harus mengucapkan apa Emeli tapi kurasa aku harus berterima kasih pada mu" Nadine memeluk erat Emeli hingga ia menangis kencang dan semua orang melihatnya, Nadine tak peduli.

"Aku mungkin akan berhenti dan mencari kerja. Maafkan jika aku selalu menyusahkan mu Emeli" Suara memelan dan masih terisak.

"Tunggu aku menjadi kaya Emeli aku akan membelikan mu Rumah yang pernah kita lihat bersama Di danau itu" Nadine berusaha terkekeh mencairkan suasana ntah lah begini lah ia. Malas bersedih apalagi dilihat orang banyak.

Nadine kini mengingat kejadian pada saat ia masih duduk di bangku SMA. Saat itu mereka sedang berjalan jalan dan duduk di danau melihat sebuah perumahan yang asri. Mereka pun janjian jika besar nanti mereka akan membeli rumah disana dan menjadi tetangga.

Nadine melepas pelukannya, Emeli hanya menatap iba ke Nadine. Nadine tersenyum dan berkata

"Just prank" Tawa Nadine

"Aku tidak akan berhenti berkuliah kau tau ini cita-citaku, aku harus menjadi kaya raya dan membeli rumah disamping mu nanti. Dahlah aku pulang dulu Emeli Terima kasih ya" Ucapnya panjang lebar, ayolah Emeli tidak sebodoh itu. Ia tau sahabatnya karena sudah hampir 10 tahun ia bersahabat. Emeli tau kalau sahabatnya itu sedang berusaha menenangkan dirinya.

Emeli melambaikan tangannya, mengucapkan hati-hati dijalan lalu dibalas oleh Nadine.

Di motor Nadine berusaha agar hatinya tenang. Mengumpulkan mental agar ia bisa mendapatkan uang tersebut 230k pikirnya. Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya ya kata orang Tuhan pasti selalu memberi jalan setiap masalah yang ada.

"Tuhan bisa kah engkau memberi ku jalan pintas?" Nadine terkekeh bisa-bisanya ia berdoa seperti itu.

Nadine menaiki motornya dengan kecepatan rata-rata, ia harus tetap berhati hati karena ia harus menaiki motor sejauh 23 km agar bisa sampai kerumahnya. Di perjalanan panjang begini Nadine selalu menghabiskan waktunya sambil berfikir. Nadine memikirkan kejadian tadi, jika ia tidak dapat uang nya baiklah ia akan menghadap ke dosennya yang ntah dosen itu baik atau tidak karena jika masalah duit sekarang tidak ada yang namanya toleran.

~🌼~

Nadine akhirnya sampai dirumahnya. Nadine tarik nafas dan membuang nafasnya. Ini bukan pertama kalinya ia di desak bendahara tersebut. Ia berjanji jika ia mendapatkan uangnya maka duit itu akan ia lemparkan ke muka bendahara songong itu. Nadine terkekeh lalu berjalan masuk ke rumah minimalis dengan cat putih dan corak hijau yang ternyata itu adalah lumut.

"Caca mo ajan" (Caca mau jajan) ucap seorang anak kecil bernama Achara oliver, ia adalah adik dari Nadine yang paling bungsu.

"Sabar ya nak nanti ayah pulang kita jajan" Tampak mama Nadine yang sedang menghela nafas.

"Ma kata bu guru harus beli lambang 20k" Ucap gadis lain bernama Aneisha Oliver.

"Nanti tanya ayah dulu ya nak" Mama Nadine kini terlihat lusu. Nadine tidak berani ingin minta juga belum lagi besok ia juga harus dipersiapkan duit bensin 10k tiap harinya.

Semiskin itulah kehidupan Nadine bahkan adik kecilnya yang ingin jajan 2k saja tidak ada. Nadine pun memutuskan masuk ke kamarnya dan tidur menunggu ayah nya pulang.

~🌼~

Nadine terbangun dari tidur nya dia mendengar suara Berisik dari luar kamarnya. Yang ternyata adik adiknya sedang menikmati es krim yang di belikan oleh mamanya. Nadine berfikir ayahnya pasti membawa uang pulang. Nadine masuk ke kamar mama dan ayahnya.

"Ma... " Panggil Nadine

"Iya?" Jawab mamanya

"Nadine disuruh membayar buku 230k ma sama bendahara"

"Kamu ini bangun-bangun langsung minta duit" Marah mamanya

"Mama lagi tidak pegang duit!" Lanjutnya

"Tapi ma Nadi-" Sebelum selesai mamanya memotong

"Minta sama papa mu"

"Ha? Kenapa papa, Nadine kan ga tau papa dimana"

"Ya sudah tidak usah membayar, kamu selalu saja membayar dan biaya nya mahal sekali"

"Tapi kan ini buat masa depan Nadine ma"

"Kamu kuliah buat kamu hidup Nadine bukan buat keluarga ini mati kelaparan" Ucap mamanya marah.

"Ini nomor papa mu minta duit ke dia mama lagi tidak punya duit"

Nadine menghela nafas dan berjalan menuju kamarnya mengetik nomor yang ada di kertas tersebut dan mengirim pesan. Tidak lama kemudian pesannya tersebut di balas

'Jangan ganggu saya' 3 kata yang menyebalkan bagi Nadine, dia pun di blokir oleh nomor tersebut. Sial memang.

Nadine merebahkan dirinya, membuka aplikasi salah satu game mobile yang ia sukai yaitu mlbb. Disitu ia mempunyai seorang teman pria. Dia curhat ke temen prianya tersebut sambil mabar. Teman prianya ingin sekali membantu Nadine dengan cara mengirim duit tetapi Nadine tidak ingin yap Nadine tidak enak dan ia juga bingung mau menjawab apa ketika di tanya nanti sama mamanya ia dapat duit dari mana.

Setelah puas melepas setres di gamenya. Nadine menatap langit-langit kamarnya dengan berucap

"Tuhan mudahkan aku menjadi kaya" Setelah mengucapkan itu Nadine tidur

~🌼~

#Tidak perlu vote yang penting baca aja

I'am Not Her | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang