Bab 15 Menyemangati

2.4K 198 0
                                    

       Lagi dan lagi jaket yang di kenakan oleh pria itu mengenai muka Naura yang sudah berada di parkiran. Naura yang tidak ingin terlalu lama mengumpat pria itu dalam hati akhirnya menggunakan jaket itu di pinggang nya.

Seseorang yang melihat itu sedikit merasa kesal. Dia adalah Arzan.

Mereka berdua kini melintasi jalanan yang mulai padat dan panas.

"Kamu tau kan tempatnya dimana?" Tanya Naura, Reyhan hanya berdehem yang sebenarnya tidak didengar oleh Naura karena angin.

"Tau gak?" Ulang nya

"Iya" Tetap saja Naura tak mendengar karena dijalan yang begitu ramai ditambah lagi angin yang sedikit kencang.

"Ha? Kamu tau gak!" Ulang nya lagi sedikit berteriak.

Reyhan memberhentikan motornya lalu berbalik.

"Iya Na.di.ne" Tekannya di setiap nama sang gadis.

Naura awalnya terkejut tapi ia akhirnya tersenyum. Pria itu mulai menjalankan motornya kembali.

'Pertama kalinya aku dipanggil pakai nama aku' senyumnya tak luntur membuat Reyhan yang melihat Naura tersenyum di kaca spion ikut mengangkat sudut bibirnya.

Naura celingak-celinguk menikmati pemandangan dijalan. Sesekali Naura menyandung lagu anak-anak.

Di pertengahan jalan Naura memberhentikan Reyhan.

"Han berhenti dulu" Naura menepuk pundak Reyhan.

Reyhan memberhentikan motornya lalu melirik Naura.

Naura turun dari motor lalu berlari kecil menyebrang jalan. Ia membeli jajanan berupa es dawet yang segar. Naura membawa dua plastik, ia ingin meberikan itu kepada Reyhan.

Naura memberikan Reyhan es dawet yang ia beli tapi sayang Reyhan tidak menerima es dawet itu dengan alasan kotor. Naura tidak tau ia harus sedih di tolak atau senang karena bisa minum dua bungkus sekaligus.

Tidak ingin membuang waktu Naura kembali naik ke motor Reyhan. Mereka kembali menulusuri jalan hingga sejam lamanya.

Gadis itu turun dari motor. Ia memperhatikan rumah yang semalam ia lihat. Benar itu bukan lah rumahnya.

"Dulu rumah ku bukan disini, rumah ini lebih kecil dari rumah ku" Naura membalikan kepalanya memberitahu Reyhan.

Naura berjalan mendekati rumah itu di ikuti oleh Reyhan.

Ketika sampai dirumah itu Naura mencoba mengetuk pintu dan keluarlah seorang wanita paruh baya.

Naura yang melihat itu sedikit gemetar. Ingin rasanya ia memeluk wanita itu yang merupakan mamanya.

"Iya dek? Cari siapa?" Tanya wanita itu.

"Sa-say... " Naura belum bisa berkata-kata dengan benar karena masih menahan reaksi jiwanya.

"Nadinenya ada buk?" Bukan Naura yang bersuara tetapi Reyhan.

"Ohh temannya Nadine, ayok masuk dulu" Suruh mama Nadine membuat mereka semua masuk ke dalam rumah minimalis tersebut.

Mereka duduk berlebihan sambil di sediakan biskuit dan teh panas oleh mama Nadine.

"Tidak usah repot-repot buk" Sopan Reyhan membuat Naura lagi-lagi heran. Mengapa Reyhan malah hobi berbicara.

"Maaf ya Nadine lagi gak ada" Muka wanita itu berubah menjadi sedih.

"Memangnya Nadine kemana buk?" Tanya Naura.

"Na-Nadine dirumah sakit, dia koma" Wanita itu menangis membuat Naura sedikit terkejut.

Ntah karena apa Naura spontan memeluk mamanya. Naura juga menangis, bukan karena tubuh nya koma tapi karena mamanya yang ia sayangi kini menangis. Melihat orang yang selalu berteriak membangunkannya, selalu marah-marah padanya dan yang selalu menyemangati nya menangis membuat dadanya sesak.

I'am Not Her | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang