Bab 23 Bisakah aku mengutuk Izara?

1.8K 134 0
                                    

Note: ah ga nyangka bisa ngetik sampai sini, jujur author sedikit deg-degan. Terima kasih ya untuk yang sudah baca sampai sejauh ini!.

.
.
.

"Non" Ucap wanita paru baya di ambang pintu bukan ambang kematian.

Fianna yang terduduk di balkon kamarnya menengadah kan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya.

"Non ada teman-teman Non di bawah"

Fianna melihat jam yang melingkar ditangannya ternyata sudah jam satu lewat. Pantas saja temannya ada disini, ah ia juga tak merasakan waktu karna melamun

"Baik bi Terima kasih" Fianna berdiri beranjak meninggalkan kamarnya.

Fianna Menuruni tangga, mendaki Bukit, lewati lembah?. Ia hanya menuruni tangga!

'Ah sudah gila aku karna selalu berhadapan dengan Izara' batinnya.

"Woi!" Teriak gadis periang yang diketahui bernama Laila.

Sontak gadis di samping Laila menarik tangan Laila.

"Berisik" Ucapnya, Laila hanya menyengir.

Fianna tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya. Fianna berjalan mendekati mereka lalu duduk di single sofa.

"Kenapa kesini?" Tanya Fianna. Karna setau Fianna, Afni dan Laila malas ke rumahnya itu karena...

"AFNI, LAILA!" teriak seorang gadis dari arah pintu, gadis itu masih mengenakan seragamnya artinya ia baru pulang sekolah.

Nah itu yang Fianna maksud Afni dan Laila malas kesini karena Izara.

"Kalian kapan datang! Pasti mau temuin aku ya! Maaf ya aku baru pulang" Cerocoanya mendekati sofa yang diduduki sahabat Fianna.

"Siapa bilang kita nyari lu! Kita nyari Fianna" Tega Laila kesal.

"Alah ga usah malu! Bentar ya aku ke kamar dulu ganti baju" Izara berjalan menjauhi mereka dengan antusias.

Menurut Izara Afni seorang yang keren walaupun dingin Izara pernah di bantu menyusun pazel saat ia duduk di sekolah dasar. Lalu Laila gadis lucu yang pernah membuatnya tertawa. Ah Izara ingin berteman dengan mereka berdua.

Sepeninggalan Izara, Afni cepat-cepat menarik tangan Fianna agar pergi dari rumah itu. Afni mengajak mereka pergi ke sebuah cafe, tak ingin di ganggu oleh serangga pikirnya.

Saat di cafe Laila menghela nafas lega. Ah Laila sebenarnya orang yang asal ceplas ceplos. Ia sudah berapa kali mengatai Izara agar jangan mendekatinya dan Afni tapi kalian tau gadis itu sangat keras kepala.

"Na kok lu bisa tahan tinggal ama dia?" Julid Laila.

"Ya keluarga gua, pasti tahan lah"

"Gua aja semenit eh gak sedetik ketemu dia jadi ilfil banget anjir" Laila memandang Fianna heran.

"Apasih, dah pertanyaan gua belum kalian jawab" Ucap Fianna.

"Pertanyaan yang mana, kapan?"

Afni hanya melihat perbincangan mereka dengan pikirannya sendiri.

"Oh ga sih kita kangen aja ama lu makanya kita kerumah lu" Jawab Laila.

Ah rupanya mereka sudah duduk beberapa menit dan belum pesan minuman apapun. Akhirnya Laila mengangkat tangan guna memanggil waiters.

I'am Not Her | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang