Bab 5 toilet

3.4K 250 2
                                    

       Mobil Hitam dengan merk yang hanya mampu di beli oleh orang kalangan atas tersebut masuk ke dalam sekolah melewati gerbang dengan tulisan Sky High School. Mobil tersebut berhenti di depan loby sekolah lalu pintu mobil itu terbuka. Nadine akhirnya keluar dari mobil itu. Rakyat sekolah tersebut hanya berbisik-bisik tentang Nadine yang terlihat seperti malaikat. Cantiknya tidak ngotak.

"Pak nanti jemput Naura ya pulang sekolah" Ucap Nadine lalu berjalan menyusuri koridor sekolah.

Sekali lagi Nadine takjub dengan kehidupan orang kaya. Sekolah ini tampak begitu megah. Gadis itu hanya celingak celinguk mengamati furnitur furnitur yang berada di sekolah itu. Gadis itu berhenti memerhatikan furnitur sekolah karena terdengar suara berisik dari loby yang jaraknya tidak terlalu jauh dari dirinya. Nadine akhirnya melihat yang diributkan oleh rakyat sekolah yaitu lima orang pria dan seorang wanita turun dari masing masing motornya.

Nadine melihat itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya ternyata kakak dan teman-teman kakaknya itu populer disekolah ini. Layaknya magnet Nadine sedikit mendekat ke kerumunan itu. Gadis itu akhirnya bosan sendiri lalu bergegas ingin pergi tetapi ia mendengar kata-kata yang membuatnya ingin melihat lagi pria-pria itu. Kata-kata tersebut berbunyi.

'Kak Arzan hari ini juga ganteng ya'

Nadine berfikir Arzan? Pemilik nama whatsapp dan line itu dimana sang pemilik tubuh sangat tergila-gila dengan pria yang bernama Arzan itu, dapat dilihat dari chatnya. Nadine memperhatikan mereka tetapi karena jarak yang begitu jauh ia tak bisa melihat name tag mereka.

Nadine capek sendiri dan memilih menyerah. Ia ingin duduk sekarang sebab kaki nya pegal berdiri terus. Gadis itu akhirnya pergi berjalan mencari kelasnya. Ia berhenti pada saat ia ingat dia kan ga tau kelas nya dimana. Gadis itu akhirnya menepuk kepalanya dan ingin bertanya pada orang-orang yang lewat tapi orang-orang tersebut kelihatan cuek. Ada juga yang ingin memberitahunya tetapi ketika melihat nametag nya, Orang-orang malah meninggalkannya.

Ia memutuskan duduk di bangku yang terdapat di dekatnya. Ia menunggu Rian teman kakaknya itu ya siapa tau ia bisa bertanya kelas nya dimana sebab hanya Rian yang mau berbicara padanya. Nadine membuka ponselnya dan membuka gamenya. Tiba-tiba ia merasakan ada yang duduk di sampingnya.

Gadis itu menoleh melihat siapa yang duduk di sampingnya. Seorang pria berkacamata tetapi sangat tampan bahkan Nadine merasa cowok tersebut akan mengalahkan ketampanan kakaknya jika ia membuka kacamata tersebut. Nadine terus menatap sampai cowo itu agak risih dan ingin pergi.

"Eh tunggu" Cegah Nadine cowok itu hanya menaikan satu alisnya yang bertanda 'apa?'

"Kamu tau kelas ku dimana?" Mata cowo tersebut turun ke dada Nadine dan gadis itu otomatis mengikuti apa yang di lihat oleh cowo tersebut lalu Nadine menutup dadanya dengan menyilangkan tangannya.

Cowo itu tersenyum sinis.

"Sebelas IPS tiga" Setelah mengucapkan itu pria tersebut pergi meninggalkan Nadine yang masih tampak bingung. Gadis itu membuka tangannya dan melihat name tag yang berada di dadanya ia pun akhirnya paham.

Dia berjalan mencari kelas yang disebutkan pria tadi sambil mengagumi sekolahnya. Nadine akhirnya mendapatkan deretan kelas bertulis angka romawi sebelas. Gadis itu tersenyum. Dan melanjutkan perjalannya.

Gadis itu melihat salah satu teman kakaknya berada di depan kelas sebelas IPA dua dengan gadis yang ia lihat di rumahnya kemarin malam. Cowo itu melirik Nadine di depan lalu memegang kuat tangan sang pacar di sampingnya. Nadine tak ambil pusing, mengedikan bahunya dan berjalan melewati mereka berdua. Mereka berdua pun bingung tumben sekali gadis itu tak buat keributan.

~🌼~

       Di depan kelas yang tertulis sebelas dengan angka romawi dan IPS tiga. Nadine menarik napasnya lalu melangkahkan kakinya kedalam kelas. Kelas yang tadinya berisik akhirnya terdiam melihat Nadine masuk.

I'am Not Her | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang