05

927 97 4
                                    

Tiba sudah hari dimana akan berlangsung nya acara pernikahan Cio dengan Shani akan di laksanakan pada hari ini

Cio terlihat gugup jantung nya berdegup kencang, ia masih tak percaya bahwa dirinya akan menikah dengan wanita yang sedari dulu ia kagumi, ia cintai, Sesulit apapun dirinya berjuang untuk mendapatkan hati Shani jika Tuhan mempunyai rencana nya sendiri maka jauh lebih bahagia dari apa yang Cio pikirkan

Namun berbeda dengan Shani, Ia sedari tadi diam tak menunjukkan ekspresi apapun, Ada rasa kesal, kecewa, marah menjadi satu dalam diri Shani yang tak bisa ia jelaskan dengan mudah, Jika saja ia bukan karena amanat dari sang kakek jelas Shani akan langsung menolak mentah mentah tawaran perjodohan konyol ini.

Di sinilah Cio tengah berhadapan langsung dengan papi Shani serta jangan lupakan pak penghulu di samping beliau

Shani baru akan menampakkan dirinya setelah Cio selesai dengan pengucapan ijab qobul nya

"Bisa kita mulai nak Cio?" Ucap Kinal menatap Cio karena tamu undangan pun sudah banyak yang berdatangan mengisi tempat duduk nya masing masing

Cio menunduk mengambil nafas panjang lalu ia hempaskan bebarengan dengan kepalanya yang ia tegakkan secara mantap lalu berkata "Siap, bisa pih"

"Baik kita mulai, Bismillahirrahmanirrahim Saya nikahan engkau Immanuel Gracio Raharja dengan Putri saya Shani Indira natio binti Kinal Mahardika Natio dengan mas kawin 60 gram di bayar tunai. ."

"Saya terima nikah dan kawinnya putri engkau Shani Indira natio binti Kinal Mahardika Natio dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" Ucap Cio mantap dalam satu kali tarikan nafas ia berhasil mengucapkan nya dengan lancar

"Bagaimana para saksi, Sah?" Seru penghulu setelah Cio menyelesaikan ucapannya

"SAHHH!!!" Ujar tamu undangan seraya bertepuk tangan

"Alhamdulilah, Selamat ya Nak Gracio atas pernikahan nya " Ucap pak penghulu menjabat lengan Cio

"Ah, terimakasih pak"

Tak berselang lama terlihat tiga orang perempuan cantik berjalan beriringan menuju ke arah Cio dengan senyuman bahkan mimik wajah yang memancarkan kebahagiaan

Namun, berbeda dengan wanita Cantik nan sempurna yang berada di tengah antara sang mami dan teman nya itu, Ia berjalan sedikit menunduk menuju Cio, Ah ralat, suami lebih tepatnya.

Shani memaksakan senyuman nya dengan mata yang berkaca kaca, setelah sampai tepat di hadapan Cio, Shani mendongak dan yang pertama ia lihat adalah senyum manis Cio yang sedikit mampu membuat hati Shani menghangat, hanya sedikit.

"Silahkan di pasangkan cincin kawin nya" Ucap Bobby tersenyum

Cio dan Shani saling menyematkan cincin di jari keduanya secara bergantian, Setelah cincin mereka sudah tersemat manis di jari keduanya Shani dengan sedikit ragu mengambil lengan Cio guna menyalimi tangan suaminya ini.

Giliran Cio sekarang mencium kening Shani dengan lembutnya, Shani memejamkan matanya ia menangis, Bukan, bukan menangis bahagia karena telah menikah dengan Cio, Tetapi sebaliknya Shani tak pernah mebayangkan akan menikah dengan orang yang tak pernah Shani inginkan bahkan tak dia cintai, tidak.

Tapi mau bagaimana pun Shani hanya ingin menikah sekali seumur hidup nya, Namun bukan ini yang dirinya inginkan, Shani mendongak kala merasakan sebuah tangan mengusap pipinya dengan lembut

"Jangan nangis, aku tau kamu terpaksa dengan pernikahan ini"

"Semua akan baik baik aja, hm" Ucap Cio lembut menatap tulus pada Shani yang kini status nya telah berubah menjadi istri Sah nya

TAK TERDUGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang