07

942 104 11
                                    

Shani terbangun pukul 10 pagi, kepalanya terasa berat, Shani sedikit meringis sambil memijit pelipisnya yang terasa pusing, Tangannya bergerak mengambil Air putih di atas nakas lalu meminumnya guna membasahi tenggorokan nya yang terasa kering, Beruntung ini hari weekend.

Berbeda dengan Cio lelaki ini sedari tadi sudah bangun tepat pukul 6 pagi, Rutinitas Cio di hari weekend ini yaitu Olahraga, Ya Dirinya selalu menyempatkan diri untuk berolahraga atau sekedar bersepeda pagi, Namun sebelum Cio pergi dirinya sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Shani lengkap dengan susu vanila kesukaan Shani, Jika ditanya mengapa Cio tau kalau Shani menyukai Susu vanila, ya karena Ve sudah memberi tau semua apa yang Shani suka begitu pun sebaliknya.

Saat ini Cio tengah berada di ruang game, dirinya bosan jadi memilih untuk Mabar bersama teman temannya itu, Tetapi tiba tiba terlintas dipikirannya bahwa tadi dirinya sempat melihat makanan yang ia buat belum Shani sentuh sepertinya, apakah Shani tak menyukai masakan yang dirinya buat??, Atau Shani masih marah soal yang semalam??, Ahh tanpa berpikir apapun lagi Cio langsung mematikan layar game nya itu serta dengan cepat beranjak menuju kamar sang istri.

Tok. . Tok. . Tok . .

"Shani??, Kamu udah bangun belum??" Tanya Cio dari balik pintu kamar Shani

"Shan, kamu di dalam kan??"

"Kok gak keluar-keluar, kamu gak papa kan??"

"Aku masuk ya" Tanpa menunggu persetujuan dari pemilik kamar, Cio langsung menerobos masuk ke dalam, dapat Cio lihat bahwa Shani masih berkutat dengan selimut nya atau lebih tepatnya perempuan itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu.

"Shani, u okayy??" Tanya Cio sembari lengannya perlahan mendekat lalu membuka sedikit selimuti yang menutupi tubuh Shani, Mata Cio membulat kala tangannya merasakan betapa panasnya kening sang istri, Shani demam tinggi.

"Eughh" lenguh Shani terusik oleh perlakuan Cio barusan

"Kenapa??" Tanya Shani dengan suara serak dan matanya yang sayu

"Kamu sakit, kita ke dokter ya?" Tawar Cio khawatir melihat sang istri yg sakit, padahal Shani hanya demam saja

"Gak usah" Tolak Shani dengan cepat menolak tawaran Cio, Ia hanya butuh istirahat saja toh nanti juga sembuh sendiri, pikirnya.

"Tapi badan kamu panas banget Shan" Ucap Cio kekeuh ingin membawa Shani, Cio khawatir akan Shani

"Gue bilang nggak ya nggak, lo ngerti gak sih??"

"Tapi Shan-"

"Ssstt jangan bawel bisa??, Kepala gue pusing banget denger lo ngomong Mulu" Potong Shani cepat sebelum Cio terus memaksanya untuk ke rumah sakit

"O-oke, aku ambilin kompresan dulu ke bawah" Ucap Cio yang hanya di angguki pelan oleh Shani

Cio kembali membawa satu baskom berisi air hangat serta makan dan obat untuk Shani, Cio dengan telatennya menempelkan kain kompresan itu dengan lembut, Cio berharap ini bisa sedikit membantu menurunkan panas dalam tubuh Shani

"Makan dulu ya terus minum obatnya" Ucap Cio lembut sembari membantu Shani untuk bersandar pada dasboard kasur

Dengan telaten Cio terus menyuapi Shani, bahkan tanpa penolakan dari Shani dan itu mampu membuat Cio senang karena ia bisa berdekatan dengan Shani, tapi di sisi lain pula Cio tak suka jika istrinya itu sakit, setiap Cio menyuapi Shani dalam satu suapan nya itu Cio selalu bergumam supaya asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh istrinya itu mampu meredakan sakit maupun panas dalam tubuh Shani.

Selesai dengan makan dan minum obat, Shani kembali tidur, Mungkin karena efek dari obatnya yang tadi dia minum, Cio tetap berada di samping Shani dengan tangan yang mengusap kepala Shani dengan lembut.

TAK TERDUGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang