"Lo kenapa yo??" Tanya Aldo heran, Pasalnya temannya ini sedari tadi hanya diam melamun dengan tatapan kosongnya, Namun tak ada sahutan dari si pemilik nama
"Galau kali" Tebak Mirza
"Iya, gara-gara Shani nih gak salah lgi kan?" Ucap Deo malas sekali, Temannya ini antara bodoh dan cinta lebih banyak bodohnya
"Woi anjing!" Seru Sholeh mengejutkan Cio yang sedang melamun, Lelaki itu mengusap dada seraya menatap tajam Sholeh
"Monyet Sholeh, kaget anj" Geplakk Aldo ikut terkejut
"Itu anj, liat noh noh" Tunjuk Sholeh dengan dagunya, Cio cs pun mengikuti apa yang Sholeh katakan
Terlihat di meja kanan Cio cs, Ada Shani dan Veno yang sedang asik suap-suapan, Cio yang melihat istrinya itu tengah bermesraan di depan mata kepala nya sendiri hanya tersenyum tipis bahkan hampir tak terlihat.
Apa Cio menyerah saja?
Apa Cio harus melepas Shani?
Cio tak mau kehilangan Shani, tapi bertahan tetap dengan Shani pun sesakit ini.
"Bersamamu aku sakit, tak bersamamu jauh lebih sakit" Batin Cio mengalihkan pandangannya, Tak kuasa melihat kedekatan Shani dengan orang lain.
"MINIMAL PUNYA MALU SIH BANG" Seru Mirza menyindir meja sebelah
"MANJA KALI DIA BANG" Timpal Deo
"Miris cuy miriss, enak-enakan sama orang lain, LAKI NYA NAHAN SAKIT NIH WOI"
Shani dan Veno kompak menoleh ke arah meja Cio dkk.
"Mereka ngapain teriak-teriak sambil ngelirikin meja kita yang?" Tanya Veno yang di balas gelengan dari Shani
"Gak tau, biarin aja lah" Jawab Shani seadanya
Cio menggeleng kala tak sengaja mendengar ucapan istrinya,Shani tak peduli dirinya sakit hati atau tidak, Cio benar-benar ingin pergi saja dari sini
"Yo mau kemana?" Seru Rain tak dihiraukan oleh Cio
Cio berjalan dengan langkah yang cepat meninggalkan Csnya, Sampai kapan dirinya harus menahan rasa sakit ini? Jika bisa Cio lebih memilih tidak mencintai Shani.
"Susulin weh buru" Ujar Aldo dengan cepat beranjak menyusul Cio yang sudah hilang dari pandangan, Dan diikuti oleh Csnya
Shani menoleh ke arah dimana para Csnya suaminya itu sedang berlarian, Helaan nafas keluar begitu saja.
"Sorry, Kalau untuk kesekian kalinya lo harus ngerasain lagi sakit atas ulah gue, Cio gue bingung" Batin Shani menatap sendu makanannya
"Sayang, kamu gak papa kan?" Ucap Veno yang di gelengi Shani Seraya tersenyum tipis
"Aku gak papa, Udah selesai kan makan nya?"
"Udah nih, yaudah yuk" Ucap Veno lalu beranjak dari duduknya dan diikuti oleh Shani serta jangan lupakan jari yang saling bertautan.
"Kasian Cio weh, miris" Ucap Desy yang sedari tadi memperhatikan mereka
"Iya kapan sadarnya sih tuh human" cetus Ashel tak kalah geram
"Minggu lalu aja pas mereka jalan berdua, Shani masih sempet-sempet nya mikirin si Veno" Ujar Chika yang membuat Desy dan Ashel bingung
"Yang bener Lo?"
"Ck, iya bener, lebih parahnya lagi Cio sempet Cium bibir Shani, awalnya emang diem doang, tapi Shani tiba-tiba ngelepas gitu aja, kan bikin Cio bingung dong, Nah pas ditanya kenapa, Shani malah nyebutin nama Veno"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERDUGA (Hiatus)
Teen Fiction"tak adakah cinta untukku, sedikit saja??" "Apa yang lo harapin dari gue, Cio" Bisakah Cio mendapatkan hati seorang Shani Indira?? "Jika memang mendapatkan mu hanyalah sebuah mimpi bagiku, maka jangan pernah bangunkan aku dari tidurku" Jatuh cinta...