Jam baru saja menunjukkan pukul setengah empat pagi, Shani sedari tadi terus terbangun karena gerakan dari suaminya.
Cio memeluk tubuh Shani dengan nyaman, sedangkan Shani tidak tahu harus senang atau menangis dengan keadaan sekarang.
Shani bisa dengan jelas merasakan deru nafas Cio yang menerpa kulit lehernya, terasa panas.
Shani terus terjaga hingga dini hari, karena dirinya harus mengganti kompresan suaminya setiap kali kain itu sudah sedikit mengering, Shani dengan telaten membantu Cio jika suaminya itu hendak ke kamar mandi, mengusap lembut punggung Cio jika lelaki itu hendak memuntahkan seluruh isi perut nya.
"Sshh, Shan." Ucap Cio dengan sedikit meringis saat kepala nya kembali berdenyut
"Apa yang sakit? masih pusing ya? udah tidur lagi aja ya biar pusingnya gak kerasa"
Shani dengan telaten menyisir rambut Cio dengan jari-jarinya yang lembut, sesekali dirinya memijat pelan pelipis suaminya berharap rasa sakit di kepala Cio sedikit mereda.
Cio semakin menarik Shani dalam dekapannya, Indra penciuman nya menghirup aroma khas milik Shani, dan Cio suka itu.
"Saya kedinginan" Kata Cio terdengar seperti tengah bergumam
"Padahal AC nya udah aku kecilin loh tadi, yauda gak usah pake AC dulu aja, ya?"
Shani hendak melepas pelukannya namun Cio dengan cepat menahan diri Shani agar tak melepasnya, kepalanya menggeleng.
"Gak usah, saya mau gini aja" Ujar Cio
"Yaudah kalau gitu kamu lanjut ya tidur nya"
Lengan nya bergerak mengusap pipi suaminya yang masih terasa begitu hangat.
Cio kemudian mengangguk kecil dan mulai memejamkan matanya menikmati usapan halus dari telapak tangan Shani yang lembut.
"Kamu juga tidur, mau sampai kapan kamu melek?" Tanya Cio
"Kamu duluan aja, aku masih mesti ganti kompresan kamu, terus takut kamu butuh apa-apa nanti, jadi. ada aku yang bantu" Balas Shani
"Tapi ini sudah sangat pagi, Shani. mau jam berapa kamu tidur?"
"Yo?"Tanya Shani tanpa memperdulikan ucapan Cio itu
"Hm?"
"Kenapa bahasa kamu jadi baku banget sih, Yo?"
"Memangnya kenapa? kamu kurang suka?"
Shani mengangguk, terdengar sangat asing kala Cio mengubah gaya bahasanya, terlebih terhadap dirinya.
"Aku mau, aku kamuan lagi" Pinta Shani
"Tapi saya lebih suka yang sekarang"
Shani hanya mampu menghela nafasnya mendengar ucapan Cio barusan.
"Aneh tau denger nya, kaya bukan kamu kalau bahasanya baku gitu tuh" Ucap Shani
"Itu makanya harus kamu biasakan, kamu harus terbiasa dengan saya yang sekarang ini"
"Tapi aku kaya gak ngenal kamu, asing aja gitu. gak enak di denger"
Cio hanya terkekeh kecil dalam pelukan Shani.
"Bukankah saya sudah lama terasa asing untuk kamu, Shan?. bahkan untuk sekedar menggapai kamu pun rasanya mustahil untuk saya."
Ucapan Cio membuat Shani diam seribu bahasa, hatinya seperti tertohok sangat dalam, karena apa yang di katakan Cio adalah benar. dahulu dirinya sering sekali mengasingkan sosok Cio di hidupnya.
Namun saat ini semuanya berbeda, Shani ingin selalu berada dalam posisi ini setiap kali mereka ingin menutup malam dengan kecupan-kecupan manis yang lelaki itu berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERDUGA (Hiatus)
Teen Fiction"tak adakah cinta untukku, sedikit saja??" "Apa yang lo harapin dari gue, Cio" Bisakah Cio mendapatkan hati seorang Shani Indira?? "Jika memang mendapatkan mu hanyalah sebuah mimpi bagiku, maka jangan pernah bangunkan aku dari tidurku" Jatuh cinta...