Tatapan mata teduh itu kini berubah menjadi datar, Memandang langit yang gelap, sama seperti hati nya sekarang, Cio kini berada di tepian kolam renang dengan kedua kaki nya yang ia masukan ke dalam air, kepala nya pusing memikirkan banyak hal, ia bingung harus melakukan apa sekarang dan nanti, Rasa sakit itu tak kunjung mereda
"Cio?"Si pemilik nama hanya menoleh sekilas lalu memandang ke arah depan kembali, tak ingin menatap Shani terlalu lama yang hanya membuat hati nya kian terasa nyeri
"Aku udah masak, makan yuk"Namun sayang. Cio sama sekali tak bergeming, menatap datar pada air di depan nya
Shani menatap sendu suaminya, menahan sesak kala menyadari suaminya itu bertingkah cuek dan tak peduli lagi terhadap nya, Sebelumnya Cio tak pernah sedingin ini pada Shani, Air mata nya lolos begitu saja kala Cio bangkit dan meninggalkan nya dengan perasaan sesak, Jangan salahkan Cio jika lelaki itu kini bersikap demikian, sesekali Shani harus Cio tegaskan, ia merasa lelah selama ini, hati nya sudah cukup berjuang keras selama ini,
Jangan salahkan Cio yang dingin, namun saat lelaki itu bersikap hangat, kemana Shani pergi?
Cio pernah begitu hangat, namun Shani diamkan.
Shani sungguh menyesali perbuatannya kemarin dengan Veno, jika dulu Shani memang lebih memilih untuk bersama Veno dan meninggalkan Cio, namun sekarang semuanya sudah berbeda, Shani ingin bersama Cio yang perhatian, Shani mau Cio yang selalu bersikap lembut hanya padanya, Shani ingin Cio yang hangat kembali,
Kenapa semuanya begitu cepat terjadi? Rasanya baru kemarin ia dan Cio bersenang-senang dengan pergi jalan berdua, rasanya begitu aman jika Shani bersama Cio, lelaki itu akan memastikan bahwa dirinya akan selalu baik-baik saja, membela nya di saat orang lain berbuat tak senonoh seperti kemarin, membelikan nya cotton candy, menggandeng tangan nya begitu erat seakan jika terlepas saja ia akan hilang, Menjaga nya dengan begitu kuatnya,
Tetapi semuanya bukan lagi yang kemarin, sekarang dirinya harus menerima Cio dengan sikap acuh lelaki itu, Shani tak pernah suka di diamkan terlalu lama seperti ini oleh orang yang ia cintai
"Mau kemana?"Shani menatap lamat suaminya yang terlihat sudah rapi pagi ini, apa suaminya itu akan pergi? Bahkan makanan nya pun belum lelaki itu sentuh
"Cio? Kamu mau kemana? Makanan nya belum kamu sentuh loh itu"Cio menatap datar istrinya, enggan berucap apapun pada Shani, ia mengeluarkan ponselnya dan berpura-pura seakan ada yang menelfon nya, Cio berjalan keluar dengan ponsel yang ia tempelkan pada samping telinga nya meninggalkan Shani sendiri di dekat tangga
"Aku gak bisa kalau harus kamu hukum kaya gini Cio, maaf."Gumam nya menatap kepergian Cio yang perlahan mulai menghilang dari pandangan
_____
"Lama gak nunggu nya? Maaf yaa"Ujar si wanita mungil itu berdiri di depan motor yang Cio tumpangi
"Gak papa, nih pake" Cio menyodorkan satu helm nya pada Anin dan diterima langsung oleh Anin, dirasa aman, Cio mulai melajukan motornya dengan pelan, Anin hanya tersenyum sepanjang jalan di balik masker yang ia kenakan
Cio meminta agar Anin mau menemani nya untuk membeli sepatu hari ini, dan Anin dengan baik nya mengangguk mantap menyetujui permintaan Cio, jadilah kedua nya kini berada pada mall terbesar yang berada di kota Jakarta, Kedua nya berjalan menuju lantai tiga yang dimana di sana menyediakan berbagai macam sepatu, awalnya Cio ingin mengajak Shani karena sekalian ingin mengajak nya staycation bersama, namun karena terjadi nya masalah kemarin yang menimpa mereka, Cio jadi mengurungkan niat nya itu, dan alhasil dia bersama Anin sekarang guna membantu nya memilih kan sepatu yang cocok untuk ia kenakan nanti pada hari wisuda besok
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERDUGA (Hiatus)
Teen Fiction"tak adakah cinta untukku, sedikit saja??" "Apa yang lo harapin dari gue, Cio" Bisakah Cio mendapatkan hati seorang Shani Indira?? "Jika memang mendapatkan mu hanyalah sebuah mimpi bagiku, maka jangan pernah bangunkan aku dari tidurku" Jatuh cinta...