16

923 128 34
                                    

Hembusan angin yang kencang tak dihiraukan oleh kedua insan yang tengah asik berbincang serta bersenda gurau dengan jemari yang saling bertautan begitu erat, Seolah angin yang begitu dingin merasuk kedalam tubuhnya pun kalah dengan hangatnya perasaan keduanya

Veno sesekali membelai rambut hitam panjang Shani dengan lembut, Sedangkan Shani hanya diam menerima perlakuan Veno dengan sedikit berat hati, why?

"Mau pulang aja atau nginep di apart aku?" Veno menoleh menatap sang kekasih, tersenyum manis kala melihat mata coklat Shani yang begitu indah dan cantik di pandang

"Kita pulang aja ya? Masih ada papi di rumah soalnya, Next time gak papa kan?" Sahut Shani harap-harap Veno dapat mengerti, Hati Shani kini terasa berat, ntah apa yang tengah mengganjal hatinya, Namun rasanya kini ia ingin segera pulang ke rumah dan menuju dalam dekapan hangat suaminya

"Oh mereka masih di rumah kamu ya, Yaudah gak papa kok, Kita pulang sekarang ya, Yuk" Veno menarik pelan lengan Shani menuju arah parkiran, Setelah berjalan santai melewati beberapa taman di kota malam ini mereka akhirnya memutuskan untuk menyudahi pertemuan kali ini, Dirasa sudah cukup puas seharian ini Shani hanya menghabiskan waktunya untuk Veno.

_______

"Darimana kamu?" Shani terdiam sejenak kala Indra pendengaran nya menangkap suara berat sang papi, Perlahan membalikan badannya dan tersenyum kikuk

"Jam berapa ini Shani? Kenapa kamu baru pulang? Gak baik kamu perempuan pulang lebih dari jam9, gini, terlebih ada suami kamu yang nunggu kamu dari tadi" Cecar Kinal menatap putri kesayangan nya itu, Sedangkan si Indira seketika perasaannya di serang rasa bersalah, Mengingat ucapan sang papi beberapa saat lalu, Cio menunggu kepulangan nya, Tak seharusnya Shani pergi selama ini, terlebih bersama Veno

Perasaan apa ini?

"Maaf pih, Aku ada urusan kampus yang harus aku beresin tadi" Bohong Shani, Ntah harus menjawab pertanyaan tersebut seperti apa, Dirinya hanya berujar apa yang ada di pikiran nya saja, Setelah itu Shani hanya memikirkan Gracio

"Aku ke atas duluan ya, sekali lagi maafin Shani" Bergegas pergi menuju anak tangga Shani meninggalkan Kinal yang kini hanya mampu menggeleng melihat Shani yang terlihat sedikit aneh

Namun bila kau ingin sendiri. .

Cepat-cepat lah kau sampaikan kepada 'ku.

Agar ku tak berharap . . Dan buat kau bersedih. .

Bila nanti saatnya t'lah tiba. Ku ingin kau menjadi istri 'ku

Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan. Berlarian kesana-kemari dan tertawa. .

Namun bila saat berpisah t'lah tiba. Izinkan ku menjaga dirimu. . .

Berdua menikmati pelukan di ujung waktu.

Sudilah kau temani diriku.

Sudilah kau menjadi temanku. .

Sudilah kau menjadi. . . Istriku!

Bersamaan dengan berhenti nya Cio bersenandung kecil dengan jari yang memetik senar gitar dengan lihai, Dilirik nya pintu yang perlahan terbuka dan menampakan sesosok wanita cantik yang sedari tadi Cio tunggu-tunggu kedatangan nya akhirnya pulang, Cio tersenyum menyambut Shani, Perlahan mulai mendekat dan ikut duduk di tepian kasur, Shani menatap Cio dengan tatapan yang sulit diartikan, Menyalimi tangan Cio dengan lembutnya

"Darimana aja, hm?" Demi tuhan, Tubuh Shani meremang untuk beberapa saat kala mendengar suara Cio yang begitu lembut dan sopan nya masuk ke dalam Indra pendengaran nya dan di terima baik oleh gendang telinga nya, tak ada nada menyelidik atau marah

TAK TERDUGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang