09

1.1K 126 9
                                    

Terhitung 6  b bulan sudah pernikahan Shani dan Cio terjalin, Dan sampai saat ini keadaan mereka berdua masih sama, Shani masih berhubungan dengan Veno, Tak jarang pula Shani lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Veno di bandingkan dengan suaminya sendiri. Jika keluarga Shani maupun Cio sedang berkunjung untuk sekedar menjenguk anak dan menantunya itu, Shani dan Cio ah lebih tepatnya Shani meminta agar mereka bersikap layaknya dua orang yang saling mencintai, Suami istri yang begitu mesra, Cio merasa senang dan sedih secara bersamaan dengan permintaan Shani itu, Di satu sisi dirinya merasa senang karena bisa merasakan kehangatan dari Shani, Shani akan selalu bermanja pada Cio ketika ada para orang tua, Namun sayang itu hanyalah sebuah permainan Shani, Ia pandai memanipulasi keadaan, Walau begitu Cio akan terus berusaha bersikap hangat pada Shani.

Biarlah rasa sakit Cio kesampingkan dulu, Yang terpenting adalah bagaimana Shani merasa senyaman mungkin jika dekat dengannya, Bukan kah kesempatan tak boleh di sia-sia kan?, Nah mangkanya dari itu kesempatan ini bisa Cio pakai untuk sedikit demi sedikit mengambil perhatian Shani dan menanamkan benih Cinta pada hati wanita nya itu, Biarlah dia hanya menanam, Siapa tau benih itu perlahan akan tumbuh dengan sendirinya?, Cio yakin dengan tekadnya untuk bisa lebih mengatur waktu agar bisa terus bersama Shani. Kalian doakan saja ya.

Cio berjalan keluar dari ruang game nya, Cio baru saja selesai bermain game bersama para temannya, Cio berjalan santai sembari bersenandung kecil menuju dapur, dirinya ingin membuat minuman , Namun saat melewati dapur ujung matanya menangkap sosok Shani yang hanya terdiam di tepian kolam renang dengan kaki yang sengaja ia masukan ke dalam air, Cio tersenyum lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Selesai dengan minumannya Cio berjalan menghampiri Shani dengan dua gelas di tangannya.

"Lagi ngapain?, sendirian aja" Ucap Cio ikut duduk di samping Shani, Lalu menyodorkan satu gelas minuman nya pada Shani

Shani menoleh dan mengambil alih gelasnya, Terdengar suara helaan nafas panjang dari Shani yang mengundang kerutan di kening Cio, Bingung

"Kenapa?, Kok kaya nya berat banget, ada masalah ya?" Tanya Cio lembut sembari melirik Shani

Shani menggeleng "Engga" jawabnya

"Jangan di pendem sendiri ya, kalau kamu mau cerita sini ke aku, jangan ngerasa sendiri, Ada aku di sini yang akan selalu siap jika kamu butuh, kalau aku gak bisa ngasih saran atas masalah yang lagi kamu hadapi, namun setidaknya aku bisa menjadi pendengar yang baik untuk semua keluh kesah kamu"

Shani menoleh pada lelaki yang berstatus sebagai suami nya ini, Shani akui Cio memang baik, selalu mengalah, dan tak pernah marah sedikitpun padanya, Padahal jika di ingat-ingat Shani banyak menyakiti hati lelaki itu, namun ntah kenapa untuk mencintai Cio memang Shani belum bisa.

"Kenapa lo selalu baik?" Tanya Shani, pandangan keduanya bertemu, Dapat Shani lihat tatapan lelaki itu selalu teduh, dan penuh cinta, Tak ingin hanyut dalam tatapan Cio, Shani segera memutuskan kontak mata keduanya

"Padahal gue selalu jahat sama lo" lanjutnya

"Karena aku mencintaimu, Shani."

"Gak ada jawaban lain?"

"Gak ada, karena sesakit apapun rasa sakit yang kamu kasih buat aku, rasa kecewa yang selalu kamu buat dengan sengaja, itu semua kalah dengan kuatnya rasa cinta aku ke kamu, Shani."

"Setelah apa yang gue lakukan ke lo?"

Cio mengangguk tersenyum"iya, Shani"

"Jadi, kenapa kamu murung?" Tanya Cio membuat Shani terdiam sejenak

"Gue gak papa, cuman cape aja sama skripsian akhir-akhir ini" ucap Shani akhirnya setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka

"Yakin cuman itu?"

TAK TERDUGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang