Dont cry

56 5 0
                                    

Febi menangis.

Tubuhnya tergeletak lemah di ranjang, menutup wajahnya dengan siku, dan air mata yg tak henti.

"Maaf"

Suara lirihan itu semakin membuatnya menjatuhkan banyak buliran air mata.

"Lo bisa dateng? Sekiranya buat yg terakhir kali"

"Hoon" hiks

"Apa?"

"Lo janji ga bakal ninggalin gue, terus gimana sama mimpi mimpi lo yg lo sering ceritain ke gue?"

"..."

"Gimana orang yg udah mulai milih lo sebagai idola mereka?"

"Feb"

Hiks

"Lo mau kan kesini?"

"Iya" lirihnya.

"Iya" lirihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dont cry, please"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dont cry, please"

"Gue bakal kehilangan lo?"

Jihoon menggeleng lemah. Pria itu mendekap tubuh Febi dengan hangat.

"Kemana semua janji dan mimpi lo itu?"

"Hati gue sakit kalo liat lo nangis, ngedenger suara tangisan lo aja udah nyakitin gue, Feb"

"Siapa orang yg tetep bahagia saat orang yg dia sayang bakal pergi? Siapa? Bilang sama gue, Hoon!"

"..."

"Setelah sekian lama kita ga ketemu, gue di hadapkan sama keadaan yg gue sendiri ga tau gue harus apa!"

"..."

"Jawab! Gue harus apa? Orang yg gue sayang bakal pergi ninggalin gue selamanya!"

"Lo sayang sama gue?"

"Hoon" lirihnya.

"Ikhlasin gue"

Friendzone, Park Jihoon (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang