☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment
________
Arsene tiba di dalam hutan perbatasan, dia kemudian masuk dan bergegas mencari Kaisa. Dia tidak mau jika Kaisa dapat menemukan darah peri bulan yang dapat mengobati Kaysen. Karena baginya, semua orang yang mengganggunya mati maka dia akan dengan mudah kembali ke kerajaan dengan tubuh Kaisa tanpa harus menunggu seseorang yang menariknya ke dalam alam manusia. Arsene tiba di depan jembatan halusinasi, dia melangkah dengan hati-hati. Tiba-tiba beberapa akar muncul dari dalam danau dan menyerang Arsene, namun dia dengan sigap memotong akar-akar yang berani mengganggunya. Namun semakin dia menyerang, semakin banyak akar yang muncul dari dalam danau. Arsene berlari menjauhi akar-akar itu sembali mengarahkan pisau untuk memotong. Kemudian dia sampai di sebuah hutan gersang yang mana dihuni oleh pohon-pohon yang dapat berjalan.
Dia masuk dengan hati-hati, akar-akar itu masih mengikuti dirinya. Setelah kedatangan Arsene, pohon-pohon terbangun dan hidup, akarnya sebagai kaki mereka. Pohon-pohon itu mulai mendekati Arsene dan berniat untuk menjebaknya. Bukan Arsene jika dia tidak bisa kabur, dia memanipulasi akar-akar yang muncul dari dalam danau yang terus mengikutinya. Arsene melompat dari satu pohon ke pohon lain. Akar pohon terus mengejar Arsene bersamaan dengan akar-akar dari dalam danau. Setelah berputar melompat satu pohon ke pohon lainnya, akar-akar mereka saling terlilit satu sama lain hingga mereka tidak dapat bergerak. Arsene kemudian mencari titik tempat yang membuat mereka hidup.
Atensinya mengikuti arah akar-akar yang tersisa dan tidak bergerak. Dia menemukan titik tersebut yang terhubung dengan pohon apel hijau. Tiba-tiba sebuah akar melesat dengan kecepatan tinggi dan mengikat kedua kaki Arsene hingga dia tergantung bebas di udara.
"Kapan serigalanya akan datang?" Bisik Kaisa kepada Valentin. Mereka tengah bersembunyi di balik semak-semak untuk menunggu seseorang datang. Para peri bulan berjaga di semak-semak seberang.
"Mungkin sebentar lagi," Tutur Valentin sembari mengamati sekitar.
"Aku heran, kenapa serigala di hutan ini suka sekali memangsa para peri. Padahal tubuh peri beracun, kan?" Tanya Kaisa sekali lagi.
"Mana aku tahu, aku bukan serigala!" Balas Valentin.
Hilal kedatangan serigala muncul. Hewan itu berjalan perlahan demi perlahan sembari memperhatikan sekitar untuk keamanannya. Tidak hanya satu yang datang, melainkan tiga serigala yang datang menuju kawasan peri bulan tinggal. Ketiga serigala saling mengendap-endap dan saling melemparkan pandangannya satu sama lain.
"Kenapa serigalanya kecil banget? Sedangkan rusa disini sama ukurannya seperti rusa pada umumnya," Bisik Kaisa
"Meskipun ukurannya kecil, mereka lebih cerdik daripada serigala besar." Bisik Valentin.
"Lalu kita harus apakan mereka?" Bisik Kaisa.
"Tunggu mereka jalan hingga masuk ke dalam kawasan peri bulan, setelah itu kita dengan segera menembakkan ini kepada ketiga serigala itu." Bisik Valentin sembari menodongkan sebuah ketapel dan beberapa biji karet.
"Memangnya mereka bisa mati dengan biji-biji ini?" Bisik Kaisa.
"Ck, jangan biarkan mereka mati. Siksa musuh sebelum mati, jangan biarkan musuhmu mati begitu saja." Bisik Valentin.
Kaisa terdiam sejenak, dia sama sekali tidak terpikirkan hal seperti itu di otaknya. Bukankah itu sama saja dengan balas dendam. Kaisa menggelengkan kepalanya dan kembali fokus kepada ketiga serigala itu.
Arsene mendecak kesal. Tubuhnya yang tergantung terbalik, membuat dia kesusahan bernafas. Pisau beracun masih berada di tangan kanannya. Arsene menggoyangkan akar tersebut agar dia berhasil meraih kakinya dan segera memotong akar yang mengikat kedua kakinya. Dia mengayunkan tubuhnya hingga salah satu tangannya meraih dahan pohon, lalu duduk di dahan tersebut. Perlahan tangannya meraih kedua kakinya dan segera memotong akar tersebut menggunakan pisau beracun. Arsene segera meloncat dari dahan dan menatap semua pohon dan akar-akar terbakar dan menjadi abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOOZY
Fantasía⚠️ Warning ⚠️ !! Cerita ini mengandung kekerasan fisik !! _____________________________ Arsene Orc atau biasa dipanggil oleh bangsanya dengan nama Orka. Dia telah tertidur selama delapan abad. Hingga pada abad ke dua puluh satu, seseorang tidak seng...