Chapter 21

6 2 0
                                    

☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment

________

Kaisa dan Valentin tiba di London Heathrow Airport. Valentin membawa koper Kaisa dan miliknya, Kaisa sibuk berfoto dengan kacamata hitamnya. Orang-orang sesekali menatap tingkah konyol Kaisa. Hingga sampai di luar bandara, Valentin telah menyewa mobil pribadi. Kaisa dan Valentin segera masuk ke mobil untuk menuju ke hotel yang telah dipesan oleh Valentin. Kaisa melepaskan kacamatanya dan membenarkan rambutnya.

Sesampainya di hotel, Kaisa merentangkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Valentin menaruh koper di sebelah meja kaca. Kakinya melenggang ke jendela dan membuka tirainya. Cahaya yang masuk mengganggu pandangan Kaisa, kemudian dia beranjak dari tempat tidur dan berdiri di samping Valentin yang tengah berdiri di depan jendela besar.

"Kaisa, setidaknya kamu bisa menemukan bulu domba itu dalam satu hari." Tutur Valentin tanpa menatap Kaisa.

"Satu hari? Bagaimana bisa? Aku harus mencari peternakan, menghafal jalan, membuat izin untuk membawa bulu domba, menukar uang, mandi, makan, semuanya nggak bisa satu hari selesai!" Tutur Kaisa dengan bermain dengan jari jemarinya.

Valentin memberikan secarik kertas kepada Kaisa. Kertas tersebut berisi alamat peternakan domba dan nomor telepon pemilik peternakan. Di lain tempat, Halena tengah menggosok-gosok peralatan dapur yang sangat kotor. Bau amis menyengat di seluruh penjuru dapur, Halena dengan terpaksa menata tulang-belulang ke dalam satu wadah. Sesekali dia bersin. Kini dapur telah bersih dan rapih, kemudian Halena melangkah menuju gudang. Saat membuka gudang, Halena sempat mengira jika ini adalah gudang persenjataan. Banyak benda-benda tajam yang menghiasi gudang ini. Halena mulai membersihkan ruang ini.

Kaisa sampai di tempat peternakan, dia menatap takjub akan tempat peternakan yang terbuka ini

"Miss Kaisa?" Celetuk peternak domba yang muncul tiba-tiba.

"Yes, I'm Kaisa. I need some fleece, do you sell it?" Tanya Kaisa seraya membenarkan topinya karena tertiup angin.

"Of course! Come on follow me!" Balasnya seraya membalikkan badan untuk menuju ke dalam toko.

Kaisa masuk ke dalam tokonya, banyak bulu domba yang terbungkus rapih di dalam sebuah wadah dan daging domba yang disimpan dengan benar di lemari es. Ada beberapa pakaian yang terbuat dari bulu domba menarik perhatian Kaisa.

"How many fleece do you need?" Tanya peternak domba seraya menunjukkan bulu-bulu domba yang baru saja dia potong.

"I need two bags," Balas Kaisa.

Peternak domba langsung memberikan dua kantong bulu domba dan Kaisa langsung memberikan sejumlah uang kepada peternak itu, namun sang peternak menolak uang yang diberikan oleh Kaisa. Dia memberitahu Kaisa bahwa ada seseorang yang telah membayar bulu-bulu domba ini. Sang peternak melangkah mengambil sebuah jaket yang terbuat dari bulu domba.

"He also bought this jacket for you. Your boyfriend really cares to you!" Tuturnya seraya tertawa ramah. Kaisa menerima jaket tersebut.

"Boyfriend?" Gumam Kaisa.

Kaisa kembali ke hotel dengan mengendarai taksi, dia menatap pemandangan jalan raya kota London dari dalam jendela mobil. Sesampainya di depan hotel, Kaisa segera membayar dan berlari masuk ke dalam hotel. Kemudian dia mencoba jaket yang terbuat dari bulu domba tersebut. Dia berdiri di depan kaca sembari memakai jaket tersebut, meskipun sedikit kebesaran.

Ibu panti bertapa untuk megumpulkan energi sihir yang hilang setengah akibat meminum air yang diberikan oleh Grusha. Ruangan menjadi bercahaya yang bersumber dari tubuh ibu panti yang tengah bertapa. Dia mengambil beberapa energi sihir dari menara. Satu jam bertapa, ibu panti menghela nafas lega. Kemudian dia merubah tubuhnya menjadi seekor semut, lalu dia menggali tanah untuk kabur dari rumah ini.

DOOZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang