Chapter 11

11 5 2
                                    

☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment

________

Setelah perang saudara berakhir, kerajaan Orc kembali seperti semula. Kekejaman raja belum lah sirna. Para rakyat saling berduka atas kehilangan keluarga mereka akibat perang saudara. Semua ladang terbakar habis tak tersisa. Pasokan makanan yang disimpan di sebuah tempat menjadi incaran para rakyat. Sayangnya, mereka tak tahu dimana lokasi tempat tersebut. Hingga sang raja mendatangkan seorang penyihir dari kerajaan sebelah untuk membantu negaranya.

"Selamat datang! Saya sangat berterimakasih kepada anda atas bantuan anda kepada kami," Sang raja sedikit menunduk untuk memberikan hormat terimakasih kepada penyihir tersebut.

"Yang mulai tak usah berterimakasih kepada hamba. Hamba telah banyak merepotkan yang mulia sebelumnya, sebagai balas budi, hamba akan mengabdi kepada yang mulia seumur hidup hamba." Penyihir tersebut membungkukkan tubuhnya hingga rambut panjangnya menutupi wajah.

"Saya telah menyiapkan ruangan khusus untuk anda huni," Sang raja memberi isyarat kepada salah satu prajuritnya untuk mengantarkan penyihir tersebut ke ruangan yang telah disebutkan oleh sang raja.

Setelah sampai di suatu ruangan, sang prajurit memberi hormat mengundurkan diri kepada sang penyihir. Sebuah ruangan luas yang di dekorasi sesuai kebutuhan penyihir serta tak lupa tempat tidur berbahan jerami yang ditumpuk dengan bulu domba serta sehelai kain lebar sebagai selimutnya, tertampang jelas di mata sang penyihir.

"Kenapa mereka begitu baik?" Gumam sang penyihir.

Semenjak penyihir tersebut datang ke negeri ini, para rakyat mulai terbebas dari kelaparan. Sang penyihir menyihir ladang menjadi subur kembali, lebih tepatnya menyihir negara ini menjadi negara yang subur dan tenteram. Semua rakyat begitu gembira, banyak Orc kecil saling menari-nari di pinggir ladang untuk menyemangati sang petani.

Siangnya, sang raja memerintah untuk semua penyihir berkumpul di aula kerajaan. Sang raja memberitahu bahwa mereka akan ditempatkan di kastil kerajaan khusus bangsa penyihir, karena selama ini bangsa penyihir selalu tinggal di sisi belakang kerajaan. Dengan niat baiknya, sang raja membuat kastil khusus mereka tempati. Kemudian sang ketua penyihir membungkukkan badannya sebagai rasa hormat terimakasih atas semuanya dan diikuti oleh penyihir-penyihir lainnya. Raja memberikan kastil tersebut bukan tanpa alasan, sebelumnya ketua penyihir memberitahu bahwa sisi belakang kerajaan terlalu sempit untuk membuat sihir besar. Kemudian sang raja berinisiatif untuk mendirikan kastil untuk mereka.

Para penyihir kini tengah mengemasi barang-barangnya yang akan dipindahkan ke kastil. Mereka menunggangi kuda untuk menuju kastil yang berada di dekat perbatasan. Setibanya disana, mata mereka berbinar-binar menatap keindahan kasti yang begitu tinggi.

"Mulai sekarang, sebagai balas budi kita kepada Yang Mulia, kita harus menjaga negeri ini dari musuh dengan darah penghabisan kita!" Sang ketua penyihir menyuarakan dengan lantang sembari mengangkat tongkat penyihirnya. Kemudian semua penyihir mengangkat tongkatnya.

Mulai sejak itu, semua penyihir membuat sihir untuk menjaga perbatasan. Sang ketua penyihir yang merupakan bangsa Orc pergi ke sekolah penyihir untuk mengajarkan mereka yang ingin diajari sihir. Setelah peresmian sekolah penyihir bersama sang raja minggu lalu, beberapa rakyat mulai mendaftar. Sang ketua penyihir senang saat rakyat mempercayai sihirnya, karena sebagian dari mereka membenci sihir karena dapat menghancurkan negara. Tentu saja jika tidak digunakan dengan benar, sihir akan menjadi penghancur. Namun jika digunakan dengan benar, sihir dapat membantu siapapun yang membutuhkan.

*****

Kaysen selesai memasak dengan dibantu oleh Valentin, para gadis hanya duduk tenang di meja makan. Mereka berdua duduk setelah melepas celemeknya. Smoked salmon, ravioli, tonkatsu, mandoo, carpaccio, dan caramelize tempeh. Tak lupa dengan lemon tea.

DOOZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang