1

460 41 8
                                    

1993

"Namamu siapa?" tanya seorang wanita kepada anak kecil yang tengah berdiri di samping ibunya.

"Bae Joohyun, umurku 8 tahun" jawab gadis kecil itu sembari menunjukkan senyum cerah di bibirnya.

Wanita paruh bayah itu menyuruh gadis kecil  bernama Bae Joohyun untuk duduk di sampingnya dan memberikan sebuah permen. Ditatapnya gadis kecil itu penuh kagum, "Kau begitu cantik"

Joohyun kecil tersenyum dan memakan permen pemberian wanita itu. 

"Apa cita-citamu ketika besar nanti?"

"Molla, aku ingin seperti eomma" jawabnya sembari menatap ke ibunya.

Wanita itu ikut melihat wanita yang duduk di kursi roda dan tengah membantu suaminya menjual ikan. Ditatapnya lagi gadis kecil itu dan di elusnya pelan rambutnya, "Kau harus menjadi gadis yang berprinsip dan memiliki mimpi yang besar."

"Ah benarkah?! kalau begitu aku akan menjadi dokter yang hebat!"

Wanita itu tersenyum lembut, "Tapi jangan mengatakan keinginan mu pada orang lain. Simpan mimpimu untuk kau ketahui seorang diri. Jangan sampai orang lain membaca pikiranmu dan kau harus bekerja keras untuk menggapai mimpi itu. Ingat, perhatikan raut wajahmu agar tidak mudah di tebak orang lain dan... jangan mempercayai siapapun kecuali dirimu sendiri"

Gadis kecil itu hanya menatap dan mendengarkan semua penjelasan wanita dewasa di sampingnya. Gadis itu seakan-akan mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut wanita dewasa itu dan tak lama kemudian gadis kecil itu mengangguk pelan.

----

1997

Terlihat siswi SMP bername tag Bae Joohyun itu tengah berjalan memasuki kelasnya dengan wajah datarnya. Gadis itu menghentikan langkah saat mendengar teman-temannya menyebut namanya.

"Bae Joohyun itu dari keluarga miskin. Aku melihatnya sedang bersama kedua orangtuanya yang bekerja sebagai penjual ikan!"

"Pantas saja dia selalu bau ikan"

Joohyun yang mendengar itu pun membanting tasnya di kursinya dengan wajah yang masih datar. Gadis itu berlaga seakan-akan dia tidak mendengar apa-apun padahal kedua tangannya sudah mengepal di bawah.

Teman-temannya yang melihat kehadiran Joohyun pun mulai berpencar dengan menatap sinis.

Hari berlalu dengan cepat terlihat Joohyun menangis di depan ayahnya. Pria dewasa itu mengelus surai lembut putrinya untuk menenangkan.

"Kau pasti bisa sayang. Kau adalah Bae Joohyun, putri Appa pasti memenangkan olimpiade itu. Percaya akan kemampuanmu sendiri, oke?"

Joohyun meredahkan tangisnya saat mendengarkan penuturan ayahnya tersebut. Gadis itu mengangguk akan semua nasihat ayahnya dan langsung menghapus sisa tangisnya.

Olimpiade sains telah usai dan Joohyun terlihat keluar ballroom dengan kedua orangtuanya. Nampak ayahnya mendorong kursi roda istrinya sedangkan nyonya Bae di atas kursi itu membawa bunga serta piala milik putrinya. Joohyun tentu berjalan di samping orangtuanya. Gadis itu nampak menghentikan langkah kakinya lalu berbalik ke belakang melihat segerombolan teman-temannya yang beberapa hari lalu menghina dirinya dan kedua orangtuanya. Joohyun menunjukkan senyum miringnya dan menunjukkan ibu jarinya kebawah kepada mereka.

----

2001

Joohyun saat ini tengah berada di tahun terakhir sekolahnya. Gadis itu tumbuh menjadi gadis ceriah yang memiliki banyak teman dan berprestasi. Memiliki otak yang encer membuat Joohyun di agung-agungkan oleh guru disana untuk memasuki Universitas Seoul dengan jurusan Kedokteran.Namun ternyata Joohyun lebih memiliki masuk ke jurusan hukum meski gadis itu tidak memiliki kemampuan di bidang itu, dan hal tersebut membuat wali kelasnya khawatir.

IRENE (hunrene) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang