2

297 37 8
                                    

Swiss,   2004

Semenjak kedatangannya ke Swiss Joohyun mulai bekerja sebagai asisten rumah tangga milik keluarga kaya raya. Keluarga tersebut memiliki bisnis terbesar di Swiss dan beberapa negara Eropa lainnya. Perusahaan yang terkenal dengan nama Kim Corp itu menjadi salah satu dari dua perusahaan terbesar di luar negeri yang dimiliki oleh orang Korea. 

Saat ini Joohyun pergi ke rumah besar yang terletak di atas bukit itu dengan jalan kaki. Setiap hari selama 3 tahun dia bekerja di rumah itu, Joohyun selalu naik turun bukit. Rumah mewah bagaikan istana itu begitu luas dan berada di kawasan elit Swiss. Gadis bermarga Bae itu nampak begitu lelah, kantung mata terlihat jelas menghitam dan wajah cantik tanpa polesan make up itu selalu terlihat datar. Meskipun memiliki gaji yang lumayan, tapi itu tidak berlaku ketika dia sudah tinggal di Swiss. Biaya hidup disini begitu mahal, apalagi pekerjaan yang di lakukannya itu begitu melelahkan. 

Setiap harinya selain membersihkan rumah besar itu, Joohyun juga harus bolak balik membersihkan apartemen putri tunggal keluarga Kim yang terletak di pinggir kota. Selain itu, gadis itu juga harus membersihkan dan mengangkat barang-barang di butik milik putri keluarga Kim juga. Rasanya begitu melelahkan, terkadang Joohyun juga harus kena makian dari kepala bagian karena hanya kesalahan kecil yang tidak sengaja ia lakukan. 

Joohyun membuang napasnya kasar dan berjalan melewati tangga menuju ke tempat kerjanya. Gadis itu berjalan menyusuri lantai 3 dimana ruang itu biasanya menjadi tempat bersantai putri tunggal keluarga Kim. Joohyun mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang berada di dekat pintu masuk. Gadis itu duduk disana dan hanya diam sampai menunggu perintah dari atasan untuk melakukan apapun.

Lalu terdengar suara langkah kaki menuju ke atas dan muncul wanita mudah cantik yang dari ujung kepala sampai kaki terbalut oleh barang mewah. Gadis itu terlihat begitu bahagia seperti tidak ada beban hidup sama sekali. Bahkan bibirnya itu selalu menyunggingkan senyum lebar dan menyapa Joohyun dengan gaya ramah dan ceriahnya.

"Hallo Joohyun-ah!" sapanya saat melihat Joohyun dan gadis itu lalu menjatuhkan tasnya begitu saja di sebuah kursi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo Joohyun-ah!" sapanya saat melihat Joohyun dan gadis itu lalu menjatuhkan tasnya begitu saja di sebuah kursi.

Putri tunggal keluarga Kim itu nampak merebahkan dirinya di sebuah sofa panjang yang menghadap ke arah jendela luar yang memperlihatkan pemandangan sungai dan pegunungan Alpen.

Joohyun nampak menundukkan kepalanya memberi hormat dengan posisi yang masih sama yaitu duduk di sebuah kursi dekat pintu.

"Well, kau tahu Joohyun. Kenapa zaman sekarang masih ada saja pemikiran kolot yang mengatur tentang perjodohan?" tanyanya sembari beralih menatap pelayan rumah tangganya.

"Ibuku baru saja menjodohkanku dengan seorang dokter ternama tapi kau tahu.. tentu aku menolak. Di usia ku yang sekarang, rasanya aku ingin menikmati hidupku dengan berjalan-jalan mengelilingi dunia dan menikmati kelezatn makanan negara mereka."

Putri tunggal keluarga Kim yang bernama Jisoo itu kembali menatap ke arah jendela dan bertopang dagu sembari tersenyum begitu lebar, "Kau tahu, aku baru saja bertemu dengan teman-temanku. Kita banyak menikmati  makanan enak di restoran terkenal disini, dan juga nanti malam aku akan menghadiri pesta. Jadi tolong siapkan gaunku" Gadis itu lalu menoleh kembali ke Joohyun dengan senyuman yang masih terukir jelas di bibirnya.

IRENE (hunrene) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang