15

184 34 35
                                    

Mereka berjalan bersama dengan Sehun yang terus menampilkan senyuman manisnya tak lupa tangannya yang merengkuh mesra pinggang sang istri. Siapa pun yang memperhatikan raut wajah Irene pasti emnyadari ada sesuatu yang tidak beres menginggat Irene masih memasang wajah takut dan tegang berada di pelukan Sehun. 

"Tersenyumlah sayang. Kau bisa merusak acaramu" bisik Sehun tepat di telinga sang istri kemudian di akhiri dnegan kecupan di telinga istrinya.

Semua orang yang ada di museum itu bersorak dan bertepuk tangan saat melihat kehadiran Irene beserta suaminya. Irene mau tak mau menerbitkan lengkungan indah di bibirnya dan berjalan sembari menerima salaman dari orang-orang yang berinvestasi pada acaranya. 

"Baiklah semuanya, mari kita mempersilahkan nona Irene untuk memberikan sambutan"

Irene lalu berjalan seorang diri menuju ke arah tangga dan berdiri tepat di belakang microphone. Wanita itu melihat ke penjuruh ruangan lalu tatapannya kembali terpaku pada suaminya yang tersenyum padanya dengan terus bertepuk tangan.

Irene menarik napasnya untuk menormalkan detak jantungnya yang tak karuanan setelah apa yang terjadi antara dirinya dan suaminya baru saja. 

Irene tersenyum cerah, "Selamat malam semuanya, terima kasih telah menyempatkan waktu berharganya untuk menghadiri acara museum ini" ujarnya sembari membungkukkan kepalanya memberi hormat.

"Acara ini adalah mimpi saya yang sudah lama sekali ingin saya wujudkan dan malam ini mimpi saya menjadi kenyataan. Tentu ini semua tak luput dari anda semuanya yang mendukung serta bersedia menjadi investor untuk acara ini. Terutama untuk.." Irene menjeda ucapannya sembari menatap Sehun dengan ragu. ".. untuk suami ku tuan Oh Sehun yang selalu mendukung disetiap langkahku.." Irene lalu kembali menatap semua tamu yang ada dan melanjutkan speech nya, "Dan untuk semuanya terima kasih telah berkunjung dan memberi cinta pada acara ini. Saya harap kalian dapat menikmati karya lukis terbaik ini. Terima kasih" ujarnya untuk mengakhiri sambutannya.

Irene kembali turun dan berjalan menuju kearah suaminya. Sungguh saat ini Irene merasa tak aman bersama suaminya. Siapapun yang melihat mereka malam ini akan mengira bahwa sebuah keberuntung bagi Irene memiliki suami seperti Oh Sehun. Namun nyatanya tidak. Irene merasa hidupnya setelah ini berada di ambang kematian. Sehun tidak akan ragu membongkar masa lalu Irene kapan pun itu. Sungguh Irene rasanya ingin kabur dan menjauh dari pria yang sedang merengkuh pingganggnya ini. 

"Irene-ah  selamat" itu ada Chanyeol yang menghampiri Irene sembari senyum lebar menghiasi bibirnya. 

Irene ikut tersenyum, "Terima kasih Chan"

'Chan?' panggilan macam apa itu? pikir Sehun.

Chanyeol yang melihat keberadaan suaminya Irene pun ikut tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Tuan Oh, bukan?"

"Ah.. kenalkan ini Sehun, suamiku"

Sehun dengan wajah datarnya pun menatap pria di depannya itu dengan lekat sebelum Irene menyengol lengannya. Sehun lantas menerima jabatan tangan pria itu, "Oh Sehun"

"Park Chanyeol"

"Wah suatu kehormatan bertemu dengan Anda tuan Oh" ujar Chanyeol ramah sembari memberi hormat dengan menundukkan kepalanya sedikit. 

Sehun dengan tampang datarnya pun tidak merespon ucapan Chanyeol. pria itu agaknya merasa kesal karena Chanyeol benarani sekali memanggil istrinya dengan panggilan informal dan seperti orang yang memiliki hubungan dekat. 

Setelah itu Chanyeol langsung pamit pada mereka karena merasa suaminya Irene merasa tidak nyaman dengan kehadirannya, "Kalau begitu aku akan berkeliling. Selamat sekali lagi"

IRENE (hunrene) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang