14

167 29 17
                                    

Dua hari setelah kejadian tak mengenakkan itu, Irene pun masih mengistirahatkan dirinya di rumah karena kakinya belum sembuh. Mengenai hubungannya dengan Sehun, Irene memutuskan untuk mencoba menerima meskipun masih belum rela. Wanita itu sudah mau tidur dan berbicara dengan Sehun meskipun hanya bicara seperlunya saja. Dan Sehun pun nampak tidak mempermasalahkan sikap istrinya, karena bagi pria itu dengan Irene mau berbincang dengannya saja sudah cukup. 

Kini Irene berada di rumah bersama anak-anak dan ada juga Jeni yang membantu, sementara Sehun sudah pergi bekerja seperti biasanya. Irene menolehkan kepalanya kebelakang saat mendengar suara tawa Jihyun dan Mark. Mereka terlihat bermain bersama, Jihyun juga nampak begitu bahagia memiliki teman bermain mengingat sedari dulu Jihyun tidak bisa leluasa bermain di luar. 

Entahlah Irene belum bisa menerima kehadiran Mark di tengah keluarganya. Sulit bagi Irene menerima kenyataan pria kecil itu adalah anak suaminya dengan wanita lain. Irene yang tak suka melihat kehadiran Mark pun memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan membaca buku. Irene hanya berusaha untuk mengendalikan emosinya dengan menghindari pria kecil itu. Irene hanya tidak ingin emosinya menyakiti putrinya ataupun--Mark. Tentu sebagai seorang Ibu Irene masih memiliki hati untuk tidak membentak anak kecil.

Saat bergelut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan muncullah pria kecil yang berjalan masuk dengan membawa apel di genggamannya. 

"Mommy"

Irene tidak menoleh dan masih memfokuskan atensinya pada buku yang sedang dibacanya itu. Lalu sebuah tangan menepuk pelan pahanya. Irene menurunkan bukunya dan menatap anak kecil yang sedang tersenyum kepadanya.

"Mommy, kata haraboji apel sangat baik untuk orang sakit. Jadi Mark membawanya untuk mommy" ujarnya sembari menyerahkan apel itu ditas paha Irene.

Tak ada reaksi apapun dari Irene, wanita itu hanya menatap datar anak kecil di depannya ini.

"Mommy.. Mark merindukan mommy dan menyayangi mommy" ujar pria kecil itu dengan wajah sedih. lalu dengan perlahan Mark mendekat dan memeluk Irene dari samping, ".. jadi mommy jangan sakit yaa"

Hati Irene bergemuruh dengan perasaan bimbang setelah mendapatkan perlakuan tulus dari anak kecil yang masih memeluknya ini. Pria kecil yang sedang memeluknya ini tak tahu menahu mengenai ibu kandungnya dan saat ini menganggapnya sebagai mommy. Pria kecil yang sedari lahir tidak merasakan kehadiran ataupun pelukan seorang ibu. 

Anak kecil itu melepaskan pelukannya pada Irene membuat Irene menoleh ke Mark, "Kenapa kau memanggilku Mommy?" tanya Irene pelan.

"Um?" gumam Mark dengan wajah bingung mendapati pertanyaan aneh seorang wanita yang dianggapnya sebagai Mommy nya itu.

"Aku bukan ibumu.."

"No! mommy adalah mommy Mark." tegas pria kecil itu sembari menggelengkan kepalanya.

"Mark tahu kalau mommy sangat menyayangi Mark, karena itu Mark harus berada di Amerika bersama halmoni dan haraboji"

"Siapa yang mengatakan itu?" tanya Irene lagi.

"Daddy, halmonie dan haraboji. Daddy selalu bercerita tentang mommy dan adik Mark kalau mommy juga menyayangi Mark"

Tanpa sadar Irene menjatuhkan air matanya saat mendengar penuturan pria kecil di depannya inin. Lantas Mark mengulurkan tangan mungilnya itu dan mengusap pipi mommynya yang basah. 

"Mommy jangan menangis. Mark sayang mommy" ujar pria kecil itu lagi sembari memeluk leher Irene. 

Irene tidak tahu kenapa dia menangis seperti ini hanya mendengar ungkapan kasih sayang dari anak kecil yang bahkan bukan putranya. Bagimana anak kecil ini menganggapnya sebagai ibu kandungnya dan begitu menyayangi dirinya. Irene merasa kasihan, namun egonya masih agak tinggi hanya sekedar untuk memangil nama anak kecil yang sedang memeluknya ini atau bahkan memberikan senyuman pada dia. 

IRENE (hunrene) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang