5

318 26 10
                                    

Maap ya kalo masih banyak typo, aku rencana revisi kalo dah selesai aja 

--

Setelah kepulangan Irene dan Sehun dari Italy, mereka langsung mengadakan pertemuan keluarga disebuah restoran tradisional di Korea. Seperti saat ini, kedua bela pihak saling berhadapan satu sama lain dan menikmati makan malam dengan elegan. Irene duduk di tengah-tengah kedua orangtuanya, dan Sehun pun duduk di tengah-tengah bibi dan pamannya yang berada di Korea. Karena orangtua Sehun yang  sibuk di Amerikan dan tidak bisa menghadiri pertemuan malam ini, maka mereka diwakilkan oleh paman dan bibi Sehun yang stay di Korea. Acara makan malam berlangsung dengan lancar, mereka saling berjabat tangan setelah selesai makan. 

Tampak Sehun mendunduk dan berbisik pelan di telinga Irene, "Mau ikut aku pulang?"

"Tidak Sehun, aku akan pulang bersama orangtua ku"

Sehun kembali menegakkan badannya dan menjabat tangan kedua orangtua Irene. 

"Kalau begitu kami pergi dulu ya, Sehun-ssi" ujar ayah Irene dan wanita itu nampak melempar senyuman kepada Sehun lalu menyusul kedua orangtuanya memasuki mobil. 

Sehun yang melihat mobil calon istri dan mertuanya sudah berjalan memninggalkan restoran tersebut, Sehun pun menghampiri mobil paman dan bibinya.

"Imo samchon, terima kasih sudah datang" ujar Sehun dengan senyum lembutnya.

Kedua pasangan suami istri itu pun melempar senyum ke Sehun dan mengangguk, "Ck, tentu saja. Kau sudah seperti anakku, oh ya.. imo sangat terpukau dengan calon istrimu" ujar bibinya Sehun sembari memberi kedipan matanya kepada keponakannya itu.

Nampak Sehun tersenyum malu dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, "pilihanku memang tidak pernah mengecewakan, benar kan samchon?" tanyanya sembari melirik ke pamannya.

Pamannya Sehun nampak terkekeh pelan memandang keponakannya itu, "Dasar anak nakal"

Setelah sedikit berbasa-basi tadi paman dan bibi Sehun pun langsung pergi dari sana dan meninggalkan Sehun sendiri. Pria itu juga langsung bergegas kembali ke apartemennya sendiri bersama sang supir. 

Sementara itu di ruang kerja Irene, lebih tepatnya di ruang kerja museumnya, sepasang suami istri yang tadi menghadiri jamuan makan malam sebagai kedua orang tua Irene pun terlihat berdiri di depan Irene yang duduk menatap mereka dengan wajah datar.

Irene terlihat mengeluarkan cek kertas yang bertulisakn nominal uang yang cukup besar dan meletakkannya di atas meja depan mereka. 

"Carilah baju yang tidak norak dan buat tatanan rambut kalian seperti orang yang berkelas"

Kedua sepasang suami istri itu saling menatap sebelum melemparkan sebuah pertanyaan kepada Irene, "Maksudmu, tatanan rambut kami hari ini seperti orang miskin?"

Irene menatap mereka datar, "Ya, sangat norak"

Irene lalu membuka tab nya dan berkata pelan kepada mereka, "Setelah acara selesai, kalian akan langsung ke London seperti mau kalian, dan jika kalian membuka suara sedikitpun maka kalian akan tahu akibatnya" 

Sepasang suami istri itu hanya bisa saling menatap dan memilih untuk keluar dari ruangan itu hingga dalam ruangan tersebut hanya ada Irene seorang diri. Wanita itu terlihat menatap ke arah jendela dengan sorot mata datar. Setelah itu Irene terlihat mengambil ponselnya dan menelpon seseorang, "Siapkan mobil"

Kini Irene berjalan memasuki sebuah bangunan yang terletak agak jauh dari pemukiman warga, dia memasuki sebuah kamar dan disana terlihat seorang wanita parh bayah yang duduk di kursi roda sembari menatap jendela kamarnya. Sorot mata Irene berubah menjadi sendu saat melihat wanita tua itu dan dia mulai berjalan mendekatinya.

IRENE (hunrene) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang