Mata tajam Baekho menatap pada seseorang yang berbaring kaku diatas ranjangnya. Senyumannya melebar, tangannya dengan pelan namun pasti melepaskan dasi yang melilit lehernya. Baekho melucuti pakaiannya tanpa melepaskan pandangan pada seseorang yang menunggu untuk disentuh.
Seseorang yang ada diranjang tidak merespon apapun pada Baekho. Bahkan ketika tubuhnya yang kekar terbuka dengan begitu bebas tanpa sehelai kainpun.
Seorang laki - laki yang ada diranjang dengan mata terbuka namun tatap kosong, tidak merespon apapun pada Baekho. Bahkan ketika penis panjang dan besar milik Baekho yang tidak jarang membuat pasangannya menjerit kagum dan ketagihan, terlihat jelas tanpa penutup sedikitpun.
Baekho beranjak pelan keatas ranjang. Masih tidak ada reaksi dan memang itu keinginannya. Jari jemari Baekho mengelus pelan pada tubuh seorang yang kini ada dibawah tubuhnya. Begitu lembut jari jemari Baekho menari diatas tubuh putih - semi pucat - begitu lembut, seakan tidak ingin melukai atau menggores tubuh si laki - laki yang membuat senyumannya terus tercipta dan hasratnya terus terbangun.
Jari jemari Baekho yang bergerak kemudian berhenti pada paha atas milik si laki - laki. Tanpa meminta izin, Baekho membuka pada kaki si laki - laki yang cukup kaku - namun untungnya masih bisa ia buka. Mata Baekho menatap nyalang dan lapar pada lubang anal yang menanti untuk dimasuki. Atau mungkin sebenarnya tidak ada penantian apapun dari si laki - laki yang sedari tadi memang tidak merespon apapun pada Baekho. Tapi Baekho yang memang tidak perlu meminta izin menggeluskan penisnya pada lubang anal si laki - laki.
Berbanding terbalik dengan perlakuan lembut Baekho tadi, ia melesakkan penisnya dengan begitu kasar. Lubang anal yang begitu kencang dan rapat, membuat Baekho kesulitan untuk memasukkan penisnya secara keseluruhan tapi ia terus mendorong penisnya dengan mata menatap pada si laki - laki berwajah manis yang belum juga merespon. Tapi tiadanya respon membuat senyuman Baekho tercipta semakin lebar. Ini yang ia suka. Keheningan, tanpa desahan - desahan yang mungkin palsu dan terlalu dibuat - buat. Keheningan, tanpa permintaan - permintaan menjijikkan dari para sub yang menginginkan penisnya terus menumbuk lubang mereka. Keheningan, tanpa permohonan untuk memelankan genjotan penis Baekho.
Justru desahan satu - satunya lolos dari belah bibir Baekho ketika penisnya dengan sempurna masuk kedalam lubang anal yang begitu sempit. Senyumannya merekah, begitu puas, sangat puas. Tatap matanya menatap lembut dan penuh kasih pada si laki - laki berwajah pucat yang masih tidak membalas atau bereaksi apapun.
Baekho langsung menggerakkan tubuhnya, membuat penisnya keluar masuk di lubang anal yang walau tidak sehangat milik Hoseok namun membuatnya mendesah bebas dengan kenikmatan yang luar biasa.
Baekho terus dan terus menggerakkan pinggulnya. Tanpa lelah dan mungkin tidak akan lelah untuk beberapa jam kedepan, terus dan terus menumbuk lubang anal milik si laki - laki berwajah pucat yang masih tidak membuat pergerakan sama sekali.
Ya... Baekho juga tidak butuh reaksi dari si laki - laki yang ia butuhkan adalah tubuh kaku tanpa protes, tanpa desahan, tanpa protes. Yang ia butuhkan adalah lubang dingin yang bisa ia gunakan hingga berkali - kali tanpa ada penyesalan. Yang ia butuhkan memang tubuh kaku dan sorot mata kosong yang tidak akan bisa membantahnya.
Keheningan yang membawa Baekho pada puncak kenikmatan aneh.
Kenikmatan yang selalu ia dambakan.
Kenikmatan yang selalu ia inginkan.
Kenikmatan yang tidak akan bisa ia dapatkan dari mereka yang 'hidup'.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADISE TOWER-WHERE SIN IS ALLOWED
FanfictionJung Hoseok (17tahun), hanyalah seorang anak dari keluarga kaya raya yang manja dan tidak mau kalah dari temannya. Ketika ia mendengar Jimin dibelikan sebuah penthouse seharga 20 milyar, ia langsung merengek pada ayahnya untuk dibelikan penthouse ya...